10 Tanda Awal Diabetes, Termasuk Kesemutan di Bagian Tubuh Ini

  • Maskobus
  • Sep 06, 2025

Diabetes Meningkat: Ancaman Global yang Membutuhkan Kewaspadaan Dini

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan peringatan serius mengenai peningkatan kasus diabetes secara global. Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah penderita diabetes melonjak hingga empat kali lipat, sebuah angka yang mengkhawatirkan. Pemicu utama dari epidemi diabetes ini adalah gaya hidup modern yang kurang aktif bergerak, serta pilihan makanan yang kurang sehat dan didominasi oleh makanan olahan dan tinggi gula.

Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menekankan bahwa peningkatan kasus diabetes ini mencerminkan peningkatan obesitas yang diperparah oleh pemasaran agresif makanan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan kesulitan ekonomi yang membatasi akses ke makanan sehat.

Mengenali Tanda-Tanda Awal: Kunci Pencegahan dan Pengelolaan Diabetes

Seringkali, tanda-tanda awal diabetes muncul secara halus dan tidak disadari. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang gejala-gejala awal ini agar dapat mengambil tindakan pencegahan atau pengelolaan yang tepat sejak dini. Dr. Sudhanshu Rai, seorang dokter metabolik dan fisioterapis olahraga, menyoroti 10 tanda awal gula darah tinggi dan resistensi insulin yang perlu diwaspadai sebelum terlambat.

10 Tanda Awal Diabetes, Termasuk Kesemutan di Bagian Tubuh Ini

"Kesadaran adalah langkah pertama. Dengarkan tubuh Anda dan ambil tindakan sejak dini," tegas Dr. Rai.

10 Tanda Awal Gula Darah Tinggi yang Perlu Diperhatikan:

  1. Sering Buang Air Kecil (Poliuria): Ketika kadar gula darah melonjak, ginjal bekerja ekstra keras untuk menyaring dan membuang kelebihan gula melalui urine. Akibatnya, frekuensi buang air kecil meningkat secara signifikan, terutama pada malam hari. Poliuria adalah gejala klasik hiperglikemia atau gula darah tinggi. Meskipun sering buang air kecil bisa disebabkan oleh kondisi lain seperti infeksi saluran kemih, penting untuk mempertimbangkan kemungkinan diabetes jika gejala ini sering terjadi.

  2. Kerap Merasa Haus (Polidipsia): Rasa haus yang berlebihan dan terus-menerus, bahkan setelah minum banyak air, adalah tanda utama diabetes. Tubuh mencoba mengganti cairan yang hilang akibat sering buang air kecil. Pada diabetes tipe 1, tubuh tidak dapat memproduksi insulin, sementara pada diabetes tipe 2, tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Akibatnya, glukosa menumpuk dalam aliran darah. Ginjal mengeluarkan kelebihan glukosa melalui urine, menarik air bersamanya dan menyebabkan dehidrasi serta rasa haus yang tak kunjung hilang.

  3. Penglihatan Kabur: Gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di mata, menyebabkan penglihatan kabur. Jika tidak diobati, kerusakan ini dapat berkembang menjadi masalah penglihatan yang lebih serius, bahkan kebutaan. Penglihatan kabur adalah tanda yang tidak boleh diabaikan, terutama jika terjadi tiba-tiba dan disertai dengan gejala diabetes lainnya.

  4. Luka yang Lambat Sembuh: Sirkulasi darah yang buruk dan kadar gula darah tinggi menghambat proses penyembuhan luka. Sistem kekebalan tubuh yang melemah akibat diabetes juga membuat infeksi lebih mudah terjadi dan lebih sulit diobati. Luka yang lambat sembuh dapat meningkatkan risiko komplikasi serius seperti sepsis (infeksi darah) dan bahkan memerlukan amputasi jika infeksi menyebar dan merusak jaringan.

  5. Kesemutan di Kaki (Neuropati Perifer): Kadar gula darah yang tidak terkendali dalam jangka panjang dapat merusak saraf, terutama di kaki dan tangan. Kerusakan saraf ini menyebabkan kesemutan, mati rasa, rasa terbakar, atau nyeri yang menusuk di kaki. Neuropati perifer adalah komplikasi umum diabetes yang dapat memengaruhi kualitas hidup secara signifikan.

  6. Penurunan Berat Badan yang Tidak Terduga: Meskipun makan seperti biasa atau bahkan lebih banyak, seseorang dengan diabetes yang tidak terkontrol dapat mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Hal ini terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai energi dan mulai memecah otot dan lemak untuk mendapatkan bahan bakar. Penurunan berat badan yang tidak terduga harus segera diperiksakan ke dokter.

  7. Bau Napas seperti Buah (Ketoasidosis Diabetik): Bau napas manis seperti buah adalah tanda ketoasidosis diabetik (KAD), komplikasi serius diabetes yang terjadi ketika tubuh kekurangan insulin dan mulai membakar lemak sebagai energi. Proses ini menghasilkan keton, zat kimia yang dapat menumpuk dalam darah dan menyebabkan bau napas yang khas. KAD adalah kondisi darurat medis yang memerlukan perawatan segera.

  8. Infeksi Berulang: Gula darah tinggi melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi bakteri, virus, dan jamur. Infeksi yang sering terjadi termasuk infeksi saluran kemih, infeksi kulit, pneumonia, dan infeksi jamur. Infeksi yang berulang dan sulit diobati harus menjadi perhatian khusus bagi penderita diabetes.

  9. Muncul Bercak-bercak Gelap di Kulit (Acanthosis Nigricans): Acanthosis nigricans adalah kondisi kulit yang ditandai dengan bercak-bercak gelap, tebal, dan berbeludru yang biasanya muncul di lipatan tubuh seperti leher, ketiak, atau selangkangan. Kondisi ini sering dikaitkan dengan resistensi insulin dan diabetes tipe 2.

  10. Rasa Lapar yang Ekstrem (Polifagia): Rasa lapar yang berlebihan dan terus-menerus, bahkan setelah makan, dapat menjadi tanda awal diabetes. Hal ini terjadi karena sel-sel tubuh tidak mendapatkan cukup glukosa, meskipun kadar gula darah tinggi. Otak merespons kekurangan glukosa ini dengan memicu rasa lapar yang intens.

Pencegahan dan Pengelolaan Diabetes: Investasi untuk Masa Depan yang Lebih Sehat

Mengenali tanda-tanda awal diabetes adalah langkah penting dalam pencegahan dan pengelolaan penyakit ini. Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala yang disebutkan di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Selain itu, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko terkena diabetes atau mengelola kondisi ini jika sudah terdiagnosis:

  • Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan yang kaya serat, rendah lemak jenuh, dan rendah gula. Perbanyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak. Hindari makanan olahan, minuman manis, dan makanan cepat saji.
  • Aktivitas Fisik Teratur: Lakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap hari. Aktivitas fisik membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengontrol berat badan.
  • Menjaga Berat Badan Ideal: Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Menurunkan berat badan dapat membantu meningkatkan kontrol gula darah dan mengurangi risiko komplikasi.
  • Pemantauan Gula Darah: Jika Anda berisiko tinggi terkena diabetes atau sudah terdiagnosis, pantau kadar gula darah Anda secara teratur sesuai dengan rekomendasi dokter.
  • Konsultasi dengan Dokter: Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki kekhawatiran tentang risiko diabetes atau gejala yang Anda alami.

Dengan kesadaran, tindakan pencegahan, dan pengelolaan yang tepat, diabetes dapat dikendalikan dan komplikasi serius dapat dihindari. Investasi dalam kesehatan Anda adalah investasi untuk masa depan yang lebih sehat dan berkualitas.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :