Sumenep Darurat Campak: 17 Meninggal Dunia, Ribuan Kasus Tersebar, Imunisasi Massal Digelar
Sumenep, Jawa Timur – Wabah campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai 17 orang dan lebih dari 2.000 kasus suspek tercatat. Pemerintah daerah telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) dan berupaya keras menanggulangi penyebaran penyakit ini, termasuk dengan menggelar imunisasi massal.
Data dan Fakta yang Mengkhawatirkan:
- Jumlah Korban Meninggal: Hingga 17 Agustus 2025, sebanyak 17 orang dilaporkan meninggal dunia akibat komplikasi campak di Sumenep.
- Jumlah Kasus Suspek: Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) Kabupaten Sumenep mencatat 2.035 kasus suspek campak.
- Sebaran Geografis: Kasus campak telah menyebar di 26 kecamatan di seluruh Kabupaten Sumenep, mencakup wilayah daratan dan kepulauan.
- Status KLB: Pemerintah Kabupaten Sumenep telah menetapkan status KLB untuk campak, menandakan situasi darurat yang memerlukan penanganan segera.
- Bantuan Vaksin: Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengirimkan 9.825 vial vaksin Measles and Rubella (MR) dari Kementerian Kesehatan untuk mendukung upaya imunisasi.
Respons Pemerintah dan Upaya Penanggulangan:
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan keprihatinannya atas KLB campak di Sumenep dan menegaskan komitmen pemerintah untuk mengatasi masalah ini. "KLB Campak yang terjadi di Sumenep menjadi perhatian kita bersama. Kami sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Sumenep dan Dinas Kesehatan Jatim serta Kemenkes," ujarnya di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (22/8/2025).
Langkah-langkah konkret yang diambil oleh pemerintah meliputi:
- Pengiriman Vaksin MR: Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengirimkan 9.825 vial vaksin MR ke Sumenep untuk digunakan dalam outbreak response immunization (ORI) atau imunisasi massal. Vaksin ini diharapkan dapat memberikan perlindungan cepat kepada populasi rentan.
- Pelatihan Kajian Epidemiologi: Pemprov Jatim memberikan pelatihan pembuatan kajian epidemiologi ke seluruh puskesmas di Sumenep. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam mengidentifikasi pola penyebaran penyakit dan mengambil tindakan yang tepat. Total ada 30 puskesmas yang tersebar di wilayah kepulauan dan daratan Sumenep yang mengikuti pelatihan.
- Koordinasi Regional: Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar pertemuan koordinasi dengan pemangku kepentingan di wilayah Madura Raya dan Surabaya Raya untuk mencegah penyebaran campak lebih luas. Keterlibatan Surabaya Raya penting karena mobilitas penduduk yang tinggi antara wilayah ini dan Sumenep.
- Koordinasi dengan Ahli dan WHO: Pemprov Jatim berkoordinasi dengan Komite Ahli Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (Komli PD3I) Indonesia serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membahas KLB campak dan rekomendasi penanggulangannya.
Fokus pada Imunisasi Massal (ORI):
Imunisasi massal atau ORI akan menjadi fokus utama dalam penanggulangan KLB campak di Sumenep.
- Target Sasaran: Anak-anak berusia 9 bulan hingga 6 tahun akan menjadi sasaran utama ORI.
- Jadwal Pelaksanaan: ORI akan dilaksanakan serentak mulai 25 Agustus hingga 14 September 2025.
- Jenis Vaksin: Satu dosis vaksin MR akan diberikan kepada setiap anak tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.
- Tujuan: Mencegah transmisi campak dan mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) di masyarakat.
Setelah ORI selesai, pemerintah akan melanjutkan dengan imunisasi rutin untuk anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi campak lengkap sesuai usia.
Tantangan dan Upaya Mengatasi Penolakan Imunisasi:
Gubernur Khofifah mengakui bahwa salah satu tantangan dalam pelaksanaan ORI adalah adanya penolakan imunisasi dari sebagian masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk melakukan pendampingan dan kunjungan kepada sasaran yang menolak imunisasi. Selain itu, surveilans aktif juga dilakukan di sejumlah rumah sakit di Sumenep untuk mendeteksi kasus campak secara dini.
Khofifah juga mengimbau masyarakat untuk aktif mencari informasi tentang gejala, komplikasi, dan pencegahan campak melalui imunisasi. "Intinya target pelaksanaan ORI ini minimal 95 persen agar anak-anak terlindungi dan nantinya membentuk herd immunity (kekebalan kelompok)," tegasnya.
Pentingnya Kewaspadaan dan Perilaku Hidup Bersih:
Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan menyebar melalui percikan ludah saat batuk atau bersin. Tingkat penularan campak sangat tinggi, dengan satu kasus positif dapat menularkan ke 17-18 orang di sekitarnya.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap campak dan mengambil langkah-langkah preventif, seperti:
- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
- Menerapkan protokol kesehatan, termasuk menggunakan masker dan mencuci tangan secara teratur.
- Mengikuti imunisasi campak rubela (MR) sesuai usia.
- Melakukan isolasi mandiri selama 7 hari jika mengalami gejala campak ringan.
- Segera mencari pertolongan medis jika gejala campak berat.
- Menjauhkan pasien campak dari orang-orang dengan kekebalan tubuh lemah.
- Mengonsumsi vitamin A untuk membantu mempercepat pemulihan.
Faktor-faktor Penyebab Tingginya Kasus Campak di Sumenep:
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Sumenep, Ellya Fardasah, menjelaskan bahwa tingginya kasus campak di wilayahnya disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Cakupan Imunisasi yang Tidak Merata: Masih banyak anak yang tidak mendapatkan imunisasi campak atau MR sesuai jadwal karena keterbatasan akses, penolakan, atau kelalaian.
- Penolakan Imunisasi: Persepsi yang salah di masyarakat, seperti anggapan bahwa imunisasi menyebabkan sakit, tidak halal, atau memiliki efek samping berat, menjadi penyebab penolakan imunisasi.
- Mobilitas Penduduk yang Tinggi: Mobilitas penduduk antardesa, kecamatan, bahkan luar daerah meningkatkan risiko penyebaran virus campak.
- Kurangnya Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat: Sebagian masyarakat masih menganggap campak sebagai penyakit ringan sehingga tidak segera mencari pertolongan medis. Padahal, campak dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian.
Dampak Campak yang Perlu Diwaspadai:
Campak bukan sekadar penyakit ringan. Komplikasi serius yang dapat timbul akibat campak meliputi:
- Pneumonia (infeksi paru-paru)
- Ensefalitis (infeksi otak)
- Diare berat
- Dehidrasi
- Kebutaan
- Kematian
Peran Serta Masyarakat dalam Menanggulangi Campak:
Penanggulangan KLB campak di Sumenep membutuhkan peran serta aktif dari seluruh elemen masyarakat. Beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat antara lain:
- Mendukung program imunisasi yang diselenggarakan oleh pemerintah.
- Memberikan informasi yang benar tentang imunisasi kepada keluarga dan lingkungan sekitar.
- Meningkatkan kesadaran tentang gejala dan bahaya campak.
- Segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala campak.
- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyebaran penyakit.
Dengan upaya bersama dari pemerintah dan masyarakat, diharapkan KLB campak di Sumenep dapat segera teratasi dan tidak meluas ke wilayah lain. Kesehatan anak-anak adalah investasi masa depan bangsa, dan imunisasi adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi mereka dari penyakit yang dapat dicegah.
Informasi Tambahan:
- Definisi Suspek Campak: Seseorang dikatakan suspek campak jika menunjukkan gejala demam, ruam kulit (kemerahan), dan salah satu dari tiga gejala berikut: batuk, pilek, atau mata merah (konjungtivitis).
- Vaksin MR: Vaksin Measles and Rubella (MR) memberikan perlindungan terhadap dua penyakit sekaligus, yaitu campak (measles) dan rubella. Vaksin ini aman dan efektif dalam mencegah kedua penyakit tersebut.
- Herd Immunity (Kekebalan Kelompok): Herd immunity terjadi ketika sebagian besar populasi kebal terhadap suatu penyakit, sehingga melindungi individu yang tidak dapat diimunisasi (misalnya, bayi yang terlalu muda atau orang dengan kondisi medis tertentu). Untuk mencapai herd immunity terhadap campak, cakupan imunisasi harus mencapai minimal 95%.
- Vitamin A: Vitamin A berperan penting dalam menjaga kesehatan mata dan sistem kekebalan tubuh. Pemberian vitamin A pada anak yang terinfeksi campak dapat membantu mengurangi risiko komplikasi dan mempercepat pemulihan.
Kontak Darurat:
Jika Anda atau keluarga Anda mengalami gejala campak, segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat atau Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Penulis: Runik Sri Astuti
Editor: Haris Firdaus
Penyelaras Bahasa: Teguh Candra