3 Faktor yang Membuat Indonesia Tekuk Macau di Kualifikasi Piala Asia U-23

  • Maskobus
  • Sep 07, 2025

Tim Nasional Indonesia U-23 menunjukkan dominasinya dalam laga kedua Grup J Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 dengan melibas Macau 5-0 di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo. Kemenangan telak ini menghidupkan asa Garuda Muda untuk melaju ke putaran final Piala Asia U-23, setelah sebelumnya ditahan imbang tanpa gol oleh Laos. Pertandingan melawan Macau memperlihatkan perbedaan kualitas yang mencolok antara kedua tim. Indonesia mampu mengendalikan jalannya pertandingan sejak menit awal, memaksa Macau bermain bertahan dan mengandalkan serangan balik.

Gol bunuh diri pemain belakang Macau, Leong Lek Hang, pada menit keempat menjadi awal dari pesta gol Indonesia. Gol tersebut memberikan kepercayaan diri bagi para pemain Garuda Muda, yang kemudian mampu mencetak empat gol tambahan melalui Arkhan Fikri, Rahyan Hannan, Zanadin Fariz, dan Rafael Struick. Meskipun menang besar, pelatih Shin Tae-yong tentu memiliki catatan tersendiri, terutama terkait belum optimalnya performa dua penyerang andalannya, Jens Raven dan Hokky Caraka. Keduanya kesulitan menembus rapatnya pertahanan Macau, yang menumpuk pemain di area kotak penalti.

Strategi bertahan total yang diterapkan Macau memaksa Indonesia untuk mencari alternatif solusi. Para gelandang Garuda Muda mampu menjawab tantangan tersebut dengan tampil kreatif dan efektif dalam membongkar pertahanan lawan. Beberapa kali mereka mampu menyusup ke kotak penalti dan melepaskan tembakan dari luar kotak penalti, yang akhirnya membuahkan gol. Kemenangan atas Macau disambut positif oleh berbagai pihak, termasuk pelatih tim Bali United U-20, I Made Pasek Wijaya. Ia mengapresiasi upaya para pemain Indonesia untuk mencetak gol, meskipun mengakui bahwa kualitas Indonesia masih jauh di atas Macau.

Dalam pertandingan ini, terlihat bahwa pelatih Shin Tae-yong menyimpan beberapa pemain inti, seperti Jens Raven dan Rafael Struick, yang baru masuk sebagai pemain pengganti. Hal ini dilakukan sebagai persiapan untuk pertandingan krusial melawan Korea Selatan U-20 di laga pamungkas Grup J. Pertandingan melawan Korea Selatan akan menjadi penentu bagi Indonesia untuk lolos ke Piala Asia U-23 sebagai juara grup. Jika gagal, Indonesia harus berjuang melalui jalur runner-up terbaik.

3 Faktor yang Membuat Indonesia Tekuk Macau di Kualifikasi Piala Asia U-23

Kemenangan Indonesia atas Macau tidak lepas dari beberapa faktor kunci. Bola.com mengidentifikasi setidaknya tiga faktor utama yang menjadi penentu kemenangan Garuda Muda:

1. Dominasi Lini Tengah dan Kreativitas Gelandang

Kunci utama kemenangan Indonesia atas Macau terletak pada dominasi lini tengah yang dikomandoi oleh Arkhan Fikri. Gelandang bertahan yang bermain untuk Arema FC ini mampu mengatur tempo permainan, memutus serangan lawan, dan mendistribusikan bola dengan akurat ke lini depan. Selain Arkhan Fikri, para gelandang serang seperti Marselino Ferdinan (meskipun tidak bermain penuh), Witan Sulaeman, dan Ivar Jenner juga tampil kreatif dalam membongkar pertahanan Macau. Mereka mampu menciptakan peluang-peluang berbahaya melalui umpan-umpan terobosan, dribbling, dan tendangan-tendangan jarak jauh.

Kreativitas para gelandang ini menjadi solusi ketika lini depan Indonesia mengalami kebuntuan. Mereka tidak hanya bertugas memberikan umpan kepada para penyerang, tetapi juga aktif mencari ruang dan melakukan penetrasi ke kotak penalti. Gol-gol yang dicetak oleh Arkhan Fikri dan Zanadin Fariz menjadi bukti bahwa para gelandang Indonesia mampu memanfaatkan peluang dengan baik. Selain itu, kemampuan para gelandang untuk melepaskan tembakan dari luar kotak penalti juga menjadi ancaman bagi pertahanan Macau, yang cenderung bermain rapat di area kotak penalti.

Dominasi lini tengah Indonesia juga terlihat dari statistik penguasaan bola. Sepanjang pertandingan, Garuda Muda mampu menguasai bola hingga 70%, yang menunjukkan bahwa mereka mampu mengendalikan jalannya pertandingan dan memaksa Macau untuk bermain bertahan. Penguasaan bola yang tinggi ini juga memungkinkan Indonesia untuk melancarkan serangan-serangan yang terorganisir dan menciptakan peluang-peluang yang lebih baik.

2. Efektivitas Set-Piece dan Bola Mati

Selain dominasi lini tengah, efektivitas set-piece dan bola mati juga menjadi faktor penting dalam kemenangan Indonesia atas Macau. Gol bunuh diri yang dicetak oleh Leong Lek Hang berawal dari situasi sepak pojok yang dieksekusi dengan baik oleh Witan Sulaeman. Umpan Witan yang melengkung ke dalam kotak penalti mampu menciptakan kemelut di depan gawang Macau, yang akhirnya berujung pada gol bunuh diri.

Selain itu, Indonesia juga beberapa kali mendapatkan peluang dari tendangan bebas di area berbahaya. Meskipun tidak ada yang berbuah gol, namun tendangan-tendangan bebas tersebut mampu mengancam gawang Macau dan memaksa penjaga gawang untuk melakukan penyelamatan. Kemampuan Indonesia dalam memanfaatkan set-piece dan bola mati menunjukkan bahwa mereka memiliki variasi serangan yang beragam dan tidak hanya mengandalkan serangan dari open play. Latihan intensif yang dilakukan oleh tim pelatih dalam mempersiapkan set-piece dan bola mati terbukti memberikan dampak positif bagi performa tim.

Efektivitas set-piece dan bola mati juga menjadi penting dalam pertandingan-pertandingan yang ketat, di mana sulit untuk mencetak gol dari open play. Kemampuan untuk memanfaatkan peluang dari set-piece dan bola mati dapat menjadi pembeda dan memberikan keuntungan bagi tim. Indonesia perlu terus meningkatkan kemampuan mereka dalam mengeksekusi set-piece dan bola mati agar dapat menjadi senjata yang mematikan di pertandingan-pertandingan selanjutnya.

3. Rotasi Pemain yang Tepat dan Pengaruh Pemain Pengganti

Keputusan pelatih Shin Tae-yong untuk melakukan rotasi pemain juga menjadi faktor penting dalam kemenangan Indonesia atas Macau. Shin Tae-yong memberikan kesempatan kepada beberapa pemain yang sebelumnya belum mendapatkan banyak menit bermain, seperti Rahyan Hannan dan Zanadin Fariz. Kedua pemain ini mampu menjawab kepercayaan pelatih dengan tampil baik dan mencetak gol.

Selain itu, masuknya Rafael Struick sebagai pemain pengganti juga memberikan dampak positif bagi serangan Indonesia. Rafael Struick mampu memberikan warna baru dalam serangan Indonesia dengan kecepatan, dribbling, dan kemampuan mencetak golnya. Gol yang dicetaknya ke gawang Macau menjadi bukti bahwa Rafael Struick mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi tim.

Rotasi pemain yang dilakukan oleh Shin Tae-yong tidak hanya memberikan kesempatan kepada para pemain untuk menunjukkan kemampuan mereka, tetapi juga menjaga kebugaran para pemain inti. Dengan jadwal pertandingan yang padat, rotasi pemain menjadi penting untuk menghindari cedera dan memastikan bahwa para pemain selalu dalam kondisi yang prima. Kemampuan Shin Tae-yong dalam membaca situasi pertandingan dan melakukan pergantian pemain yang tepat menjadi salah satu kunci kesuksesan Indonesia dalam meraih kemenangan atas Macau.

Secara keseluruhan, kemenangan Indonesia atas Macau merupakan hasil dari kerja keras seluruh tim, mulai dari pemain, pelatih, hingga staf pendukung. Dominasi lini tengah, efektivitas set-piece, dan rotasi pemain yang tepat menjadi faktor-faktor kunci yang menentukan kemenangan Garuda Muda. Namun, Indonesia tidak boleh cepat puas dengan hasil ini. Pertandingan melawan Korea Selatan akan menjadi ujian yang sesungguhnya bagi Garuda Muda. Jika mampu tampil solid dan konsisten, Indonesia memiliki peluang besar untuk lolos ke Piala Asia U-23 2026.

πŸ’¬ Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :