46 Wilayah di RI Laporkan Kejadian Luar Biasa Campak, Ini Daftarnya

  • Maskobus
  • Aug 26, 2025

Indonesia menghadapi tantangan serius dalam pengendalian penyakit campak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat adanya lonjakan kasus suspek campak yang signifikan sepanjang tahun 2025. Data terbaru menunjukkan, sedikitnya 23.128 kasus suspek campak dilaporkan hingga Agustus 2025. Lebih mengkhawatirkan lagi, sebanyak 46 wilayah di berbagai provinsi di Indonesia telah menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak, termasuk wilayah metropolitan DKI Jakarta. Situasi ini menuntut perhatian dan tindakan cepat dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, tenaga kesehatan, hingga masyarakat luas.

Campak, penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak, masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat, terutama bagi anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti pneumonia, diare, radang otak (ensefalitis), bahkan kematian. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan pengendalian campak menjadi prioritas utama dalam program kesehatan nasional.

Data yang dihimpun oleh Kemenkes RI menunjukkan bahwa dari 23.128 kasus suspek campak, sebanyak 20 ribu sampel telah diperiksa di laboratorium. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 3.444 kasus terkonfirmasi positif campak. Angka ini memberikan gambaran yang jelas tentang besarnya masalah campak yang dihadapi Indonesia saat ini.

"Positivity rate kita di 16,6 persen," ungkap Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Prima Yosephine, MKM, dalam konferensi pers yang diadakan pada Selasa, 26 Agustus 2025. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa dari setiap 100 sampel yang diperiksa, sekitar 16 hingga 17 di antaranya positif terinfeksi virus campak. Angka ini cukup tinggi dan menunjukkan bahwa virus campak masih aktif beredar di masyarakat.

Menanggapi peningkatan kasus suspek dan penambahan wilayah yang menetapkan KLB campak, Kemenkes RI mengeluarkan imbauan kepada seluruh masyarakat, khususnya orang tua dan pengasuh anak, untuk segera melengkapi imunisasi campak. Imunisasi merupakan cara paling efektif untuk mencegah penularan campak dan melindungi anak-anak dari komplikasi serius yang mungkin timbul akibat penyakit ini.

46 Wilayah di RI Laporkan Kejadian Luar Biasa Campak, Ini Daftarnya

"Segera periksakan ke puskesmas atau fasyankes terdekat apabila anak atau anggota keluarga mengalami demam, bercak merah pada kulit, batuk, pilek, dan mata merah," imbau dr. Prima. Gejala-gejala tersebut merupakan ciri khas dari penyakit campak dan perlu segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Selain itu, dr. Prima juga menekankan pentingnya isolasi bagi anak-anak yang terinfeksi campak. "Anak yang sakit campak diisolasi di rumah untuk mencegah penularan ke orang lain dan berikan makanan bergizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh," lanjutnya. Isolasi merupakan langkah penting untuk memutus rantai penularan virus campak di masyarakat.

Berikut adalah daftar 46 wilayah di Indonesia yang melaporkan KLB campak:

  • Sumatera Utara: Data spesifik mengenai wilayah KLB di Sumatera Utara belum tersedia dalam laporan ini. Diperlukan informasi lebih lanjut untuk mengetahui daerah mana saja yang terdampak di provinsi ini.
  • Sumatera Barat: Sama seperti Sumatera Utara, data spesifik mengenai wilayah KLB di Sumatera Barat belum tersedia. Informasi tambahan diperlukan untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah yang mengalami KLB di provinsi ini.
  • Banten: Detail wilayah KLB di Banten juga belum tercantum dalam laporan ini. Informasi lebih lanjut akan membantu dalam memahami sebaran kasus campak di provinsi ini.
  • DKI Jakarta: Wilayah DKI Jakarta termasuk dalam daftar KLB campak, namun detail spesifik mengenai wilayah mana saja yang terdampak di Jakarta belum tersedia.
  • Jawa Barat: Data spesifik mengenai wilayah KLB di Jawa Barat belum tersedia dalam laporan ini. Diperlukan informasi lebih lanjut untuk mengetahui daerah mana saja yang terdampak di provinsi ini.
  • Jawa Tengah: Sama seperti Jawa Barat, data spesifik mengenai wilayah KLB di Jawa Tengah belum tersedia. Informasi tambahan diperlukan untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah yang mengalami KLB di provinsi ini.
  • DI Yogyakarta: Detail wilayah KLB di DI Yogyakarta juga belum tercantum dalam laporan ini. Informasi lebih lanjut akan membantu dalam memahami sebaran kasus campak di provinsi ini.
  • Jawa Timur: Data spesifik mengenai wilayah KLB di Jawa Timur belum tersedia dalam laporan ini. Diperlukan informasi lebih lanjut untuk mengetahui daerah mana saja yang terdampak di provinsi ini.
  • Bali: Sama seperti Jawa Timur, data spesifik mengenai wilayah KLB di Bali belum tersedia. Informasi tambahan diperlukan untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah yang mengalami KLB di provinsi ini.
  • Gorontalo: Detail wilayah KLB di Gorontalo juga belum tercantum dalam laporan ini. Informasi lebih lanjut akan membantu dalam memahami sebaran kasus campak di provinsi ini.
  • Kalimantan Timur: Data spesifik mengenai wilayah KLB di Kalimantan Timur belum tersedia dalam laporan ini. Diperlukan informasi lebih lanjut untuk mengetahui daerah mana saja yang terdampak di provinsi ini.
  • Kalimantan Utara: Sama seperti Kalimantan Timur, data spesifik mengenai wilayah KLB di Kalimantan Utara belum tersedia. Informasi tambahan diperlukan untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah yang mengalami KLB di provinsi ini.
  • Sulawesi Tengah: Tojo Una Una merupakan salah satu wilayah di Sulawesi Tengah yang melaporkan KLB campak.
  • Sulawesi Selatan: Data spesifik mengenai wilayah KLB di Sulawesi Selatan belum tersedia dalam laporan ini. Diperlukan informasi lebih lanjut untuk mengetahui daerah mana saja yang terdampak di provinsi ini.

Meskipun daftar ini memberikan gambaran umum mengenai wilayah-wilayah yang terdampak KLB campak, informasi lebih rinci mengenai sebaran kasus di masing-masing provinsi sangat diperlukan untuk penanganan yang lebih efektif.

Faktor-faktor Penyebab KLB Campak

Beberapa faktor dapat berkontribusi terhadap terjadinya KLB campak di Indonesia. Di antaranya adalah:

  1. Cakupan Imunisasi yang Belum Optimal: Cakupan imunisasi campak yang belum mencapai target yang ditetapkan oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dapat menyebabkan terbentuknya kantong-kantong populasi rentan terhadap campak. Hal ini memungkinkan virus campak untuk terus beredar dan menyebabkan KLB.
  2. Kesadaran Masyarakat yang Rendah: Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya imunisasi dan bahaya penyakit campak dapat menyebabkan orang tua enggan membawa anak-anak mereka untuk diimunisasi.
  3. Akses Layanan Kesehatan yang Terbatas: Di beberapa daerah, terutama di wilayah terpencil dan kepulauan, akses terhadap layanan kesehatan, termasuk imunisasi, masih terbatas. Hal ini dapat menghambat upaya pencapaian cakupan imunisasi yang optimal.
  4. Mobilitas Penduduk: Mobilitas penduduk yang tinggi, baik antar daerah maupun antar negara, dapat mempermudah penyebaran virus campak dari satu wilayah ke wilayah lain.
  5. Faktor Lingkungan dan Sosial Ekonomi: Kondisi lingkungan yang tidak sehat dan tingkat sosial ekonomi yang rendah juga dapat meningkatkan risiko penularan campak.

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Campak

Untuk mengatasi KLB campak dan mencegah kejadian serupa di masa depan, diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian yang komprehensif dan terintegrasi. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Peningkatan Cakupan Imunisasi: Pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan cakupan imunisasi campak hingga mencapai target yang ditetapkan oleh WHO, yaitu minimal 95% di setiap wilayah. Upaya ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti kampanye imunisasi, penyediaan layanan imunisasi yang mudah diakses, dan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya imunisasi.
  2. Surveilans yang Ketat: Sistem surveilans penyakit campak perlu diperkuat untuk mendeteksi dini kasus-kasus campak dan KLB. Dengan deteksi dini, tindakan pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.
  3. Penanganan Kasus yang Tepat: Kasus-kasus campak perlu ditangani dengan tepat dan sesuai dengan standar yang berlaku. Hal ini meliputi isolasi pasien, pemberian pengobatan suportif, dan pemantauan komplikasi.
  4. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE): Pemerintah perlu meningkatkan upaya KIE kepada masyarakat mengenai penyakit campak, pentingnya imunisasi, dan cara-cara pencegahan penularan campak. KIE dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti televisi, radio, media sosial, dan kegiatan-kegiatan penyuluhan di masyarakat.
  5. Kerja Sama Lintas Sektor: Upaya pencegahan dan pengendalian campak memerlukan kerja sama lintas sektor, melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga kesehatan, organisasi masyarakat sipil, dan masyarakat luas.

Peran Masyarakat dalam Pencegahan Campak

Masyarakat memiliki peran penting dalam upaya pencegahan campak. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat antara lain:

  1. Memastikan Anak-anak Mendapatkan Imunisasi Lengkap: Orang tua dan pengasuh anak perlu memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan imunisasi campak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
  2. Mencari Pertolongan Medis Jika Muncul Gejala Campak: Jika anak atau anggota keluarga mengalami gejala-gejala campak, seperti demam, bercak merah pada kulit, batuk, pilek, dan mata merah, segera periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat.
  3. Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS): Menerapkan PHBS, seperti mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan lingkungan, dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai penyakit, termasuk campak.
  4. Menyebarkan Informasi yang Benar: Masyarakat dapat membantu menyebarkan informasi yang benar mengenai penyakit campak dan pentingnya imunisasi kepada keluarga, teman, dan tetangga.

KLB campak yang terjadi di 46 wilayah di Indonesia merupakan peringatan bagi kita semua. Dengan upaya pencegahan dan pengendalian yang komprehensif dan melibatkan seluruh komponen masyarakat, kita dapat mengatasi masalah campak dan melindungi generasi penerus bangsa dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ini.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :