5 Jet Supersonik Calon Penerus Concorde, Lebih Cepat dari Suara

  • Maskobus
  • Aug 26, 2025

Era penerbangan supersonik komersial mungkin akan segera kembali. Setelah Concorde, ikon penerbangan yang pensiun pada 2003, sejumlah perusahaan dan badan antariksa berlomba-lomba mengembangkan generasi baru jet supersonik yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan senyap. Berikut adalah lima kandidat kuat yang berpotensi menjadi penerus Concorde, dilansir dari Skycop, dengan tambahan detail dan informasi terkini:

1. NASA X-59 QueSST: Meredam Dentuman Sonik

NASA, melalui proyek X-59 Quiet SuperSonic Technology (QueSST), memiliki ambisi besar untuk merevolusi penerbangan supersonik dengan memecahkan masalah klasik: dentuman sonik. Concorde, meskipun ikonik, dilarang terbang di atas wilayah daratan karena dentuman soniknya yang memekakkan telinga. X-59 dirancang khusus untuk menghasilkan dentuman sonik yang jauh lebih lembut, sering disebut sebagai "ketukan" yang pelan. Ini dicapai melalui desain aerodinamis inovatif yang memanjang dan meruncing, yang secara signifikan mengurangi tekanan gelombang kejut yang mencapai tanah.

Pesawat ini bukan hanya demonstran teknologi; X-59 akan digunakan untuk mengumpulkan data penting tentang persepsi publik terhadap dentuman sonik yang lebih lembut. NASA berencana untuk menerbangkan X-59 di atas berbagai komunitas dan mengumpulkan umpan balik tentang tingkat kebisingan yang dapat diterima. Informasi ini akan sangat penting untuk menetapkan standar regulasi baru yang memungkinkan penerbangan supersonik komersial di atas daratan.

Saat ini, X-59 sedang dalam tahap akhir perakitan dan pengujian. Penerbangan perdananya dijadwalkan dalam waktu dekat, dan hasil dari pengujian ini akan sangat menentukan masa depan penerbangan supersonik. Keberhasilan X-59 akan membuka jalan bagi pengembangan jet penumpang supersonik yang secara drastis memangkas waktu perjalanan antar benua, tanpa mengganggu kualitas hidup di bawahnya. Kecepatan yang ditargetkan adalah Mach 1.42 (sekitar 1.064 mph atau 1.712 km/jam).

5 Jet Supersonik Calon Penerus Concorde, Lebih Cepat dari Suara

2. Lockheed Martin Supersonic QSTA: Mengganti Hidung Terkulai dengan Teknologi Kamera

Lockheed Martin, dengan dukungan pendanaan NASA sebesar USD 247,5 juta, mengembangkan Quiet Supersonic Transport Aircraft (QSTA). Proyek ini merupakan bagian dari inisiatif NASA untuk mendorong inovasi dalam teknologi supersonik yang berkelanjutan. QSTA dirancang untuk membawa hingga 40 penumpang dan berfokus pada pengurangan dentuman sonik melalui desain aerodinamis yang cermat.

Salah satu fitur paling mencolok dari QSTA adalah desain hidungnya yang tajam dan sayap delta yang lebar. Bentuk ini dirancang untuk memecah gelombang kejut yang dihasilkan saat pesawat terbang dengan kecepatan supersonik, sehingga mengurangi intensitas dentuman sonik yang mencapai tanah. Selain itu, QSTA mengadopsi pendekatan inovatif untuk visibilitas pilot. Alih-alih menggunakan desain hidung terkulai seperti Concorde, yang meningkatkan visibilitas saat mendarat tetapi mengurangi efisiensi aerodinamis dalam penerbangan supersonik, QSTA menggunakan sistem kamera canggih. Kamera-kamera ini memberikan pandangan yang jelas tentang lingkungan di depan pesawat, memungkinkan pilot untuk mendarat dengan aman dan efisien.

Penggunaan sistem kamera juga memungkinkan para insinyur untuk mengoptimalkan bentuk hidung untuk kinerja aerodinamis, yang berkontribusi pada pengurangan dentuman sonik dan peningkatan efisiensi bahan bakar. QSTA saat ini berada dalam tahap pengembangan desain dan pengujian, dan diharapkan untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan teknologi penerbangan supersonik yang lebih tenang dan lebih berkelanjutan.

3. Spike S-512: Pengalaman Penerbangan Tanpa Jendela

Spike Aerospace mengambil pendekatan yang berbeda dalam pengembangan jet supersonik dengan S-512. Jet bisnis ini dirancang untuk membawa hingga 18 penumpang dengan kecepatan Mach 1.6 (sekitar 1.227 mph atau 1.975 km/jam). Yang membedakan S-512 dari pesawat komersial lainnya adalah ketiadaan jendela tradisional.

Sebagai gantinya, kabin S-512 dilengkapi dengan layar besar yang menampilkan pemandangan luar secara real-time. Layar-layar ini dapat menampilkan gambar yang diambil oleh kamera eksternal, memberikan penumpang pandangan panorama lingkungan sekitar. Selain itu, layar dapat digunakan untuk menampilkan presentasi bisnis, film, atau informasi penerbangan, menciptakan pengalaman yang imersif dan serbaguna.

Alasan di balik penghilangan jendela adalah untuk meningkatkan integritas struktural pesawat dan mengurangi berat. Jendela adalah titik lemah potensial dalam struktur pesawat, dan penghilangannya memungkinkan para insinyur untuk merancang pesawat yang lebih ringan dan lebih kuat. Selain itu, layar dapat memberikan kontrol yang lebih besar atas lingkungan kabin, memungkinkan penumpang untuk menyesuaikan pencahayaan dan pemandangan sesuai dengan preferensi mereka. Spike Aerospace bertujuan untuk menawarkan pengalaman penerbangan bisnis super cepat yang nyaman dan produktif. Meskipun konsep tanpa jendela mungkin tampak tidak konvensional, ia mewakili pendekatan inovatif untuk desain pesawat yang berfokus pada kinerja dan pengalaman penumpang.

4. Boom Overture: "Penerus Spiritual" Concorde

Boom Overture sering disebut sebagai "penerus spiritual Concorde." Jet ini menargetkan kecepatan Mach 2.2 (sekitar 1.687 mph atau 2.715 km/jam), yang akan memungkinkan penerbangan transatlantik hanya dalam beberapa jam. Misalnya, penerbangan dari New York ke London diperkirakan hanya memakan waktu sekitar 3 jam, jauh lebih cepat daripada penerbangan komersial biasa yang memakan waktu sekitar 7 jam.

Boom Supersonic, perusahaan di balik Overture, telah membuat kemajuan signifikan dalam pengembangan teknologi supersonik yang berkelanjutan. Perusahaan telah memperkenalkan prototipe uji coba bernama XB-1 Baby Boom, yang digunakan untuk menguji dan memvalidasi teknologi kunci yang akan digunakan dalam Overture. XB-1 telah menyelesaikan sejumlah penerbangan uji coba, mengumpulkan data penting tentang aerodinamika, propulsi, dan kontrol penerbangan.

Selain itu, Boom Supersonic telah menarik minat dari sejumlah maskapai penerbangan besar, termasuk Virgin Atlantic dan Japan Airlines. Maskapai-maskapai ini telah menyatakan minatnya untuk menggunakan Overture dalam layanan komersial, yang menunjukkan potensi pasar yang kuat untuk penerbangan supersonik.

Overture dirancang untuk menjadi lebih efisien bahan bakar dan ramah lingkungan daripada Concorde. Pesawat ini akan menggunakan mesin yang lebih canggih dan bahan bakar alternatif yang berkelanjutan, seperti bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF). Boom Supersonic berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dari penerbangan supersonik dan bertujuan untuk membuat Overture menjadi pesawat yang berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan.

5. Aerion AS2: Jet Bisnis Eksklusif dengan Kecepatan yang Dikendalikan

Aerion Supersonic, sebelum penutupannya, bekerja sama dengan Boeing untuk mengembangkan jet bisnis eksklusif bernama AS2. Pesawat ini dirancang untuk melaju Mach 1.4 (sekitar 1.074 mph atau 1.728 km/jam) di atas laut, namun tetap terbang subsonik di daratan agar tidak menimbulkan dentuman sonik. Pendekatan ini memungkinkan AS2 untuk menawarkan kecepatan yang signifikan tanpa melanggar peraturan kebisingan di wilayah padat penduduk.

AS2 dirancang untuk membawa hingga 11 penumpang dan menyasar kalangan eksekutif dan pelancong bisnis kelas atas. Kabin pesawat akan dilengkapi dengan fasilitas mewah dan teknologi canggih, memberikan pengalaman penerbangan yang nyaman dan produktif. Aerion Supersonic menekankan pentingnya keberlanjutan dalam desain AS2. Perusahaan berencana untuk menggunakan bahan bakar alternatif yang berkelanjutan dan teknologi pengurangan kebisingan untuk meminimalkan dampak lingkungan pesawat.

Meskipun Aerion Supersonic telah menghentikan operasinya karena kesulitan keuangan, teknologi dan desain yang dikembangkan untuk AS2 dapat memberikan kontribusi berharga bagi pengembangan jet supersonik di masa depan. Konsep terbang supersonik di atas laut dan subsonik di daratan dapat diadopsi oleh pengembang lain untuk mengurangi dampak lingkungan dari penerbangan supersonik.

Kesimpulan: Masa Depan Penerbangan Supersonik

Dari riset NASA yang inovatif hingga jet bisnis mewah, geliat penerbangan supersonik terus bangkit. Dengan inovasi pada teknologi peredam kebisingan dan efisiensi energi, era penerbangan komersial lebih cepat dari suara bisa saja kembali terwujud dalam waktu dekat. Tantangan utama yang masih harus diatasi adalah mengurangi dampak lingkungan dari penerbangan supersonik, termasuk kebisingan dan emisi. Namun, dengan komitmen terhadap inovasi dan keberlanjutan, masa depan penerbangan supersonik terlihat cerah.

Pengembangan jet supersonik generasi baru memiliki potensi untuk merevolusi perjalanan udara, memangkas waktu perjalanan antar benua secara signifikan dan menghubungkan orang-orang dan bisnis di seluruh dunia dengan lebih cepat dan efisien. Kembalinya penerbangan supersonik akan membawa manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan, membuka peluang baru untuk perdagangan, pariwisata, dan kolaborasi internasional. Meskipun jalan menuju penerbangan supersonik komersial yang berkelanjutan masih panjang, kemajuan yang telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa mimpi terbang lebih cepat dari suara akan segera menjadi kenyataan.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :