Tim SAR gabungan telah berhasil menemukan dan mengevakuasi seluruh jenazah dari delapan kru dan penumpang Helikopter BK117 D3 milik Eastindo Air yang jatuh di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Proses pencarian dan evakuasi berlangsung selama beberapa hari, menghadapi tantangan berat akibat medan yang terjal dan kondisi cuaca yang tidak bersahabat.
Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, mengonfirmasi bahwa seluruh jasad telah berhasil dikumpulkan dan dievakuasi dari lokasi kejadian. Beliau menjelaskan bahwa kondisi sebagian jenazah tidak utuh, yang menunjukkan betapa dahsyatnya benturan saat kecelakaan terjadi.
"Sejak pagi tadi semua jasad sudah terkumpul, semua sudah dibersihkan," ujar Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo pada Kamis, 4 September 2025. Beliau menambahkan bahwa satu jenazah telah ditemukan sehari sebelumnya, sementara tujuh jenazah lainnya berhasil dievakuasi pada hari Kamis.
Proses evakuasi tujuh jenazah pada hari Kamis mengalami kendala akibat medan yang terjal dan cuaca hujan. Kondisi ini mempersulit pergerakan tim SAR dan memperlambat proses evakuasi. Meskipun demikian, tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat setempat terus berupaya tanpa kenal lelah untuk mengevakuasi seluruh korban.
"Medan yang terjal dan cuaca hujan membuat tujuh jasad ini belum tiba di posko," ungkap Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, menggambarkan betapa sulitnya kondisi di lapangan.
Setelah berhasil dievakuasi, kedelapan jenazah akan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kalsel di Banjarmasin untuk proses identifikasi lebih lanjut. Proses identifikasi ini sangat penting untuk memastikan identitas masing-masing korban dan memudahkan keluarga untuk melakukan proses pemakaman.
Kecelakaan helikopter ini menjadi duka mendalam bagi keluarga korban, perusahaan Eastindo Air, dan seluruh masyarakat Kalimantan Selatan. Pihak berwenang telah memulai investigasi untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan tersebut.
Kronologi Kejadian dan Upaya Pencarian
Helikopter BK117 D3 milik Eastindo Air dilaporkan hilang kontak pada hari [Tanggal Kejadian]. Helikopter tersebut sedang dalam penerbangan dari [Lokasi Awal] menuju [Lokasi Tujuan] dengan membawa delapan orang, termasuk kru dan penumpang.
Setelah menerima laporan kehilangan kontak, Basarnas segera mengerahkan tim SAR untuk melakukan pencarian. Tim SAR gabungan juga melibatkan unsur TNI, Polri, relawan, dan masyarakat setempat. Pencarian dilakukan baik melalui udara maupun darat, dengan fokus pada area yang diduga menjadi lokasi jatuhnya helikopter.
Kondisi cuaca yang buruk dan medan yang sulit menjadi kendala utama dalam proses pencarian. Hutan lebat dan perbukitan terjal mempersulit tim SAR untuk menemukan lokasi jatuhnya helikopter. Meskipun demikian, tim SAR terus berupaya dengan gigih untuk menemukan korban.
Setelah beberapa hari melakukan pencarian, tim SAR akhirnya berhasil menemukan puing-puing helikopter di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Lokasi jatuhnya helikopter berada di area yang sulit dijangkau, sehingga proses evakuasi harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Tantangan dalam Proses Evakuasi
Proses evakuasi jenazah korban kecelakaan helikopter menghadapi berbagai tantangan yang signifikan. Beberapa tantangan utama meliputi:
-
Medan yang Terjal: Lokasi jatuhnya helikopter berada di area perbukitan dengan vegetasi hutan yang lebat. Kondisi ini mempersulit pergerakan tim SAR dan penggunaan alat berat.
-
Cuaca Buruk: Hujan deras sering terjadi di wilayah tersebut, menyebabkan tanah menjadi licin dan sungai meluap. Kondisi ini menghambat proses pencarian dan evakuasi.
-
Komunikasi Terbatas: Sinyal komunikasi di area tersebut sangat terbatas, sehingga menyulitkan koordinasi antara tim SAR di lapangan dengan posko pusat.
-
Kondisi Jenazah: Sebagian jenazah ditemukan dalam kondisi tidak utuh, yang mempersulit proses identifikasi dan evakuasi.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, tim SAR gabungan berhasil mengatasi semua kendala dan mengevakuasi seluruh jenazah korban. Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras, koordinasi yang baik, dan semangat pantang menyerah dari seluruh anggota tim SAR.
Proses Identifikasi Jenazah
Setelah dievakuasi, kedelapan jenazah korban kecelakaan helikopter dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kalsel di Banjarmasin untuk proses identifikasi lebih lanjut. Proses identifikasi ini sangat penting untuk memastikan identitas masing-masing korban dan memberikan kepastian kepada keluarga.
Proses identifikasi dilakukan oleh tim forensik yang berpengalaman. Tim forensik menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi jenazah, termasuk:
-
Identifikasi Visual: Membandingkan ciri-ciri fisik jenazah dengan data-data yang dimiliki oleh keluarga korban.
-
Identifikasi Gigi: Membandingkan catatan gigi jenazah dengan catatan gigi yang dimiliki oleh korban semasa hidup.
-
Identifikasi DNA: Mengambil sampel DNA dari jenazah dan membandingkannya dengan sampel DNA dari keluarga korban.
Proses identifikasi DNA merupakan metode yang paling akurat, namun membutuhkan waktu yang lebih lama. Setelah proses identifikasi selesai, jenazah akan diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.
Duka Mendalam dan Harapan untuk Investigasi Tuntas
Kecelakaan helikopter ini menjadi duka mendalam bagi keluarga korban, perusahaan Eastindo Air, dan seluruh masyarakat Kalimantan Selatan. Ucapan belasungkawa dan doa mengalir dari berbagai pihak untuk keluarga korban.
Pemerintah daerah dan perusahaan Eastindo Air memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban. Dukungan tersebut meliputi bantuan finansial, pendampingan psikologis, dan fasilitas untuk proses pemakaman.
Masyarakat Kalimantan Selatan juga turut berduka atas kejadian ini. Banyak warga yang datang ke posko SAR untuk memberikan dukungan moral dan bantuan logistik kepada tim SAR.
Pihak berwenang telah memulai investigasi untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan helikopter tersebut. Investigasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan kepolisian.
Diharapkan investigasi dapat dilakukan secara tuntas dan transparan, sehingga dapat diketahui penyebab pasti kecelakaan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Hasil investigasi juga diharapkan dapat memberikan keadilan bagi keluarga korban.
Pentingnya Keselamatan Penerbangan
Kecelakaan helikopter ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan penerbangan. Keselamatan penerbangan harus menjadi prioritas utama bagi semua pihak yang terlibat dalam industri penerbangan, termasuk operator penerbangan, pilot, teknisi, dan regulator.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keselamatan penerbangan antara lain:
-
Pemeriksaan Rutin: Melakukan pemeriksaan rutin terhadap pesawat dan helikopter untuk memastikan kondisinya laik terbang.
-
Pelatihan Pilot: Memberikan pelatihan yang memadai kepada pilot untuk menghadapi berbagai situasi darurat.
-
Pengawasan Ketat: Melakukan pengawasan yang ketat terhadap operator penerbangan untuk memastikan mereka mematuhi standar keselamatan yang berlaku.
-
Peningkatan Infrastruktur: Meningkatkan infrastruktur penerbangan, seperti bandara dan fasilitas navigasi.
-
Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keselamatan penerbangan.
Dengan meningkatkan keselamatan penerbangan, diharapkan dapat mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi nyawa manusia.
Kecelakaan helikopter di Kalimantan Selatan ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Duka yang mendalam akibat kejadian ini harus menjadi motivasi untuk meningkatkan keselamatan penerbangan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Semoga arwah para korban diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan.