Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, pada Selasa (26/8/2025) pagi ini kembali dipadati aktivitas masyarakat, seolah tak terpengaruh oleh kericuhan demonstrasi yang terjadi di sekitarnya sehari sebelumnya. Stasiun yang menjadi salah satu akses utama menuju kawasan Senayan dan Gedung DPR RI ini menunjukkan denyut nadi kehidupan kota yang tak berhenti berdetak, bahkan setelah malam yang diwarnai ketegangan dan aksi massa.
Pantauan di lokasi menunjukkan lalu lalang penumpang yang hendak berangkat kerja, kuliah, atau beraktivitas lainnya berjalan normal. Antrean di loket tiket dan mesin tiket otomatis (vending machine) terlihat teratur, tanpa ada tanda-tanda kepanikan atau kekhawatiran. Para pedagang kaki lima (PKL) yang menjajakan makanan dan minuman juga kembali membuka lapaknya, menawarkan sarapan pagi bagi para pengguna jasa kereta rel listrik (KRL).
Area parkir stasiun juga dipenuhi kendaraan roda dua dan roda empat. Para pengemudi ojek online (ojol) tampak siaga menunggu orderan dari para penumpang yang baru tiba di stasiun. Mereka memarkirkan kendaraannya dengan rapi di area yang telah ditentukan, tidak terlihat adanya kesemrawutan atau pelanggaran lalu lintas.
"Alhamdulillah, hari ini sudah normal lagi. Kemarin sempat khawatir juga mau berangkat kerja, tapi ternyata stasiun sudah aman dan kondusif," ujar Rina, seorang karyawan swasta yang rutin menggunakan KRL dari Stasiun Palmerah menuju kantornya di kawasan Sudirman.
Hal senada juga diungkapkan oleh Budi, seorang mahasiswa yang hendak menuju kampusnya di daerah Grogol. Ia mengaku sempat was-was dengan kondisi stasiun setelah melihat berita tentang kericuhan demonstrasi semalam. Namun, ia merasa lega ketika tiba di stasiun dan melihat semuanya berjalan normal.
"Sempat mikir mau naik transportasi lain, tapi akhirnya tetap milih KRL karena lebih cepat dan praktis. Ternyata nggak ada masalah apa-apa, semua lancar," kata Budi.
Meskipun aktivitas di dalam stasiun dan area sekitarnya sudah kembali normal, namun masih terlihat beberapa bekas-bekas dari aksi demonstrasi semalam. Beberapa papan rambu lalu lintas tampak dipenuhi coretan-coretan berisi tuntutan dan aspirasi dari para demonstran. Aroma gas air mata yang sempat ditembakkan oleh aparat kepolisian juga masih tercium samar-samar di beberapa titik.
Namun, secara keseluruhan, fasilitas umum di sekitar stasiun tidak mengalami kerusakan yang berarti. Tidak ada kaca pecah, pagar roboh, atau kerusakan lainnya yang mengganggu aktivitas masyarakat.
"Kalau di sini (area stasiun) nggak ada yang rusak sih. Cuma ada coretan-coretan aja di rambu-rambu," ungkap salah seorang petugas keamanan stasiun yang enggan disebutkan namanya.
Ia menambahkan, pihak stasiun telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan instansi terkait untuk membersihkan coretan-coretan tersebut dan memastikan keamanan serta kenyamanan para pengguna jasa KRL.
Seperti yang diketahui, pada Senin (25/8/2025) kemarin, sejumlah elemen masyarakat yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di sekitar Gedung DPR RI. Aksi tersebut awalnya berjalan tertib dan damai, namun kemudian berubah menjadi ricuh menjelang sore hari.
Kericuhan terjadi ketika massa aksi mencoba untuk menerobos barikade aparat kepolisian dan masuk ke area Gedung DPR RI. Aparat kepolisian kemudian menembakkan gas air mata dan menyemprotkan air menggunakan mobil water cannon untuk membubarkan massa.
Massa aksi kemudian kocar-kacir dan melarikan diri ke berbagai arah, termasuk ke arah Stasiun Palmerah. Bahkan, sebagian massa sempat memblokir jalur KRL antara Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Palmerah, sehingga menyebabkan gangguan perjalanan kereta.
Akibat kericuhan tersebut, sejumlah orang dilaporkan mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan medis. Selain itu, beberapa kendaraan dan fasilitas umum juga mengalami kerusakan.
Aksi demonstrasi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap sejumlah kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat. Massa aksi juga menuntut agar pemerintah segera menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh bangsa dan negara, seperti masalah korupsi, kemiskinan, dan ketidakadilan.
Adapun tuntutan utama yang disuarakan oleh massa aksi dalam demonstrasi tersebut adalah:
-
Menuntut MPR untuk membuat amandemen terhadap Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 guna merestrukturisasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) agar lembaga legislatif tersebut benar-benar kembali menjadi representasi rakyat. Mereka menilai bahwa DPR saat ini tidak lagi mencerminkan aspirasi dan kepentingan rakyat, melainkan lebih didominasi oleh kepentingan partai politik dan kelompok tertentu. Restrukturisasi DPR yang mereka usulkan meliputi perubahan sistem pemilihan anggota DPR, pembatasan masa jabatan anggota DPR, dan peningkatan akuntabilitas serta transparansi kinerja DPR.
-
Menuntut penghapusan tunjangan anggota DPR sebagai bentuk perlawanan terhadap praktik pemborosan anggaran dan privilege pejabat publik. Mereka menganggap bahwa tunjangan yang diterima oleh anggota DPR terlalu besar dan tidak sebanding dengan kinerja yang mereka berikan. Penghapusan tunjangan ini diharapkan dapat menghemat anggaran negara dan dialokasikan untuk program-program yang lebih bermanfaat bagi masyarakat, seperti peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Selain kedua tuntutan utama tersebut, massa aksi juga menyuarakan berbagai tuntutan lainnya, seperti:
- Menuntut pemerintah untuk segera menyelesaikan kasus-kasus korupsi yang melibatkan pejabat publik dan tokoh politik.
- Menuntut pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi masyarakat miskin dan rentan.
- Menuntut pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dan mengatasi masalah perubahan iklim.
- Menuntut pemerintah untuk menjamin kebebasan berpendapat dan berekspresi bagi seluruh warga negara.
Aksi demonstrasi yang terjadi di sekitar Gedung DPR RI dan Stasiun Palmerah pada Senin kemarin merupakan salah satu dari sekian banyak aksi demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Aksi-aksi demonstrasi ini menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan yang belum terselesaikan di negara ini dan bahwa masyarakat memiliki harapan besar kepada pemerintah untuk segera mengambil tindakan yang tepat dan efektif.
Pemerintah sendiri telah memberikan tanggapan terhadap aksi demonstrasi tersebut. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pemerintah menghargai hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat dan aspirasi. Namun, ia juga mengingatkan agar aksi demonstrasi dilakukan secara tertib dan damai, tanpa melakukan tindakan anarkis dan merusak fasilitas umum.
Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa pemerintah akan terus berupaya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh bangsa dan negara. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik.
Sementara itu, pihak kepolisian juga telah melakukan evaluasi terhadap penanganan aksi demonstrasi tersebut. Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mencegah terjadinya kericuhan dalam aksi demonstrasi di masa mendatang.
Kapolri juga mengatakan bahwa pihaknya akan menindak tegas terhadap pelaku tindakan anarkis dan provokator yang menyebabkan terjadinya kericuhan dalam aksi demonstrasi. Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak benar atau hoaks yang dapat memicu terjadinya konflik dan kekerasan.
Kembalinya aktivitas normal di Stasiun Palmerah pada Selasa pagi ini menunjukkan bahwa masyarakat Jakarta memiliki semangat yang kuat untuk bangkit dan melanjutkan kehidupan setelah melewati masa-masa sulit. Meskipun aksi demonstrasi semalam telah menimbulkan ketegangan dan kekhawatiran, namun masyarakat tidak ingin terlarut dalam rasa takut dan trauma. Mereka ingin kembali bekerja, belajar, dan beraktivitas seperti biasa, serta berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.
Pemerintah dan aparat keamanan diharapkan dapat mengambil pelajaran dari kejadian ini dan meningkatkan upaya untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Selain itu, pemerintah juga perlu membuka dialog dengan berbagai elemen masyarakat untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh bangsa dan negara. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta suasana yang kondusif dan harmonis di tengah-tengah masyarakat, sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan Indonesia dapat menjadi negara yang lebih maju dan sejahtera.