Alasan Medis di Balik Kim Jong Un-Putin Simpan Feses usai dari Luar Negeri

  • Maskobus
  • Sep 08, 2025

Kunjungan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un ke Beijing, China, beberapa waktu lalu menyita perhatian bukan hanya karena agenda diplomatiknya, tetapi juga karena "rombongan" tak lazim yang menyertainya: toilet pribadi berkeamanan tinggi. Praktik ini, yang mungkin terdengar aneh, ternyata bukan sekadar soal preferensi pribadi. Sumber intelijen dari Korea Selatan dan Jepang mengungkapkan bahwa Korea Utara mengambil langkah-langkah ekstrem untuk melindungi informasi apa pun yang dapat memberikan petunjuk tentang kesehatan Kim Jong Un, termasuk fesesnya.

Seorang perwira intelijen Korea Selatan kepada Nikkei Asia, seperti dikutip dari Financial Express, menjelaskan, "Ada protokol khusus untuk memastikan tidak ada jejak, bahkan sehelai rambut atau materi biologis, yang tertinggal." Obsesi terhadap kerahasiaan ini juga terlihat jelas selama pertemuan Kim Jong Un dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Wartawan yang meliput pertemuan tersebut melaporkan bahwa staf Kim Jong Un secara sistematis membersihkan setiap permukaan yang disentuh oleh pemimpin Korea Utara, mulai dari pelapis kursi hingga gelas minum, sebelum mereka pergi.

Prosedur serupa ternyata juga dilakukan oleh para pemimpin dunia lainnya, baik dari negara otoriter maupun demokrasi, sebagai upaya untuk melindungi informasi biologis sensitif. Presiden Rusia Vladimir Putin, misalnya, diyakini memiliki tim khusus yang bertugas mengumpulkan dan membuang fesesnya dengan aman saat berada di luar negeri. Menurut laporan Paris Match, tim ini memastikan tidak ada sampel yang tertinggal karena sampel tersebut berpotensi digunakan untuk menganalisis kesehatan atau perawatan medis presiden.

Lantas, mengapa feses menjadi begitu penting dan dilindungi sedemikian rupa? Para ahli menjelaskan bahwa sampel tinja atau urine, secara teoritis, dapat mengungkapkan banyak informasi tentang kesehatan seseorang, termasuk tanda-tanda penyakit, penggunaan obat-obatan, atau bahkan kondisi medis jangka panjang. Analisis feses dapat memberikan gambaran komprehensif tentang kondisi kesehatan seseorang, mulai dari fungsi pencernaan hingga keberadaan penyakit tertentu.

Kondisi Apa Saja yang Bisa Terdeteksi Lewat Feses?

Alasan Medis di Balik Kim Jong Un-Putin Simpan Feses usai dari Luar Negeri

Tes feses atau tinja (stool test) merupakan alat diagnostik penting yang digunakan untuk mendeteksi berbagai patogen, seperti bakteri, virus, dan parasit, yang dapat menyebabkan penyakit. Selain itu, tes feses juga dapat mendeteksi tanda-tanda lain, seperti darah tersembunyi yang mengindikasikan adanya masalah pada saluran pencernaan, termasuk infeksi dan kanker.

Cleveland Clinic menjelaskan bahwa tes feses dapat digunakan untuk memeriksa beberapa kondisi gastrointestinal, antara lain:

  • Infeksi: Tes feses dapat membantu mengidentifikasi bakteri, virus, atau parasit yang menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan.
  • Peradangan: Tes feses dapat mendeteksi tanda-tanda peradangan pada saluran pencernaan, yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa.
  • Masalah penyerapan nutrisi: Tes feses dapat membantu mengidentifikasi masalah penyerapan nutrisi, seperti malabsorpsi lemak.
  • Kanker: Tes feses dapat mendeteksi tanda-tanda kanker pada saluran pencernaan, seperti darah tersembunyi atau DNA abnormal.

Jenis-Jenis Tes Feses

Terdapat beberapa jenis pemeriksaan feses yang tersedia, dan dokter akan memilih tes yang paling sesuai berdasarkan gejala yang dialami pasien. Beberapa jenis tes feses yang umum meliputi:

  • Fecal Occult Blood Test (FOBT): Tes ini memeriksa adanya jejak darah tersembunyi dalam feses. Jika hasilnya positif, ini menunjukkan adanya perdarahan di suatu bagian saluran pencernaan. Perdarahan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti polip, wasir, atau kanker. FOBT biasanya digunakan sebagai bagian dari skrining kanker kolorektal.
  • Fecal Immunochemical Test (FIT): FIT adalah tes yang lebih sensitif daripada FOBT untuk mendeteksi darah dalam feses. FIT menggunakan antibodi untuk mendeteksi hemoglobin, protein dalam sel darah merah. FIT juga digunakan sebagai bagian dari skrining kanker kolorektal.
  • FIT-DNA test: Tes ini merupakan kombinasi dari FIT dan tes DNA. Selain mendeteksi jejak darah kecil di feses, tes ini juga memeriksa adanya DNA yang berubah (mutasi) yang bisa menjadi tanda kondisi prakanker atau kanker. FIT-DNA test dapat memberikan informasi yang lebih komprehensif tentang kesehatan saluran pencernaan daripada FIT atau FOBT saja.
  • Tes infeksi: Tes ini dilakukan untuk mencari kuman (bakteri, virus, atau parasit) di feses. Ada beberapa cara untuk melakukan tes infeksi, termasuk menumbuhkan kuman di laboratorium, melihatnya di bawah mikroskop, atau mendeteksi DNA kuman. Tes infeksi digunakan untuk mendiagnosis infeksi pada saluran pencernaan, seperti diare atau disentri.
  • Tes Lemak Feses: Tes ini mengukur jumlah lemak dalam feses. Jumlah lemak yang tinggi dalam feses dapat mengindikasikan adanya masalah penyerapan lemak, seperti penyakit seliak atau fibrosis kistik.
  • Tes untuk Parasit dan Telur: Tes ini mencari parasit atau telur parasit dalam feses. Tes ini digunakan untuk mendiagnosis infeksi parasit, seperti giardiasis atau amebiasis.
  • Tes untuk Clostridium difficile (C. diff): Tes ini mencari bakteri C. diff dalam feses. C. diff adalah bakteri yang dapat menyebabkan diare dan peradangan pada usus besar. Tes ini digunakan untuk mendiagnosis infeksi C. diff, yang sering terjadi setelah penggunaan antibiotik.

Implikasi Keamanan dan Politik

Praktik menyimpan feses oleh para pemimpin dunia seperti Kim Jong Un dan Vladimir Putin tidak hanya berkaitan dengan masalah medis, tetapi juga memiliki implikasi keamanan dan politik. Informasi tentang kesehatan seorang pemimpin dapat menjadi aset berharga bagi pihak lain, baik untuk tujuan intelijen maupun untuk mempengaruhi kebijakan.

Sebagai contoh, jika diketahui bahwa seorang pemimpin menderita penyakit serius, hal ini dapat mempengaruhi stabilitas politik negara tersebut dan membuka peluang bagi pihak lain untuk mengambil keuntungan. Selain itu, informasi tentang penggunaan obat-obatan oleh seorang pemimpin juga dapat digunakan untuk memeras atau mendiskreditkan pemimpin tersebut.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika para pemimpin dunia mengambil langkah-langkah ekstrem untuk melindungi informasi kesehatan mereka, termasuk dengan menyimpan feses mereka. Praktik ini menunjukkan betapa pentingnya informasi dalam dunia politik dan intelijen, dan betapa jauhnya beberapa orang bersedia untuk pergi untuk mendapatkan atau melindungi informasi tersebut.

Kesimpulan

Praktik menyimpan feses oleh para pemimpin dunia seperti Kim Jong Un dan Vladimir Putin mungkin tampak aneh dan tidak lazim, tetapi sebenarnya memiliki alasan medis dan keamanan yang mendasarinya. Feses dapat memberikan informasi berharga tentang kesehatan seseorang, dan informasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk diagnosis penyakit, pemantauan pengobatan, dan pengumpulan intelijen.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika para pemimpin dunia mengambil langkah-langkah ekstrem untuk melindungi informasi kesehatan mereka, termasuk dengan menyimpan feses mereka. Praktik ini menunjukkan betapa pentingnya informasi dalam dunia modern, dan betapa jauhnya beberapa orang bersedia untuk pergi untuk mendapatkan atau melindungi informasi tersebut. Selain itu, praktik ini juga menyoroti kompleksitas dan kerahasiaan yang melekat dalam dunia politik dan intelijen internasional.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :