Serangan siber modern tidak lagi mengandalkan pendekatan frontal yang mudah dideteksi. Sebaliknya, pelaku kejahatan siber kini lebih cerdik dan memanfaatkan celah-celah keamanan yang tersembunyi, seringkali melalui aplikasi pihak ketiga atau vendor yang kurang terlindungi. Mereka juga semakin mahir dalam mencuri kredensial pengguna yang sah, yang kemudian digunakan untuk mengakses sistem utama secara perlahan dan tanpa terdeteksi. Taktik ini memungkinkan mereka untuk menyusup ke dalam jaringan perusahaan, mencuri data sensitif, atau bahkan melumpuhkan seluruh operasi bisnis.
Salah satu contoh nyata dari kerentanan ini adalah celah keamanan serius yang baru-baru ini diungkap oleh Microsoft, yang berdampak pada layanan SharePoint Server. Celah ini memungkinkan penjahat siber untuk mengeksploitasi sistem dan mendapatkan akses ke data penting yang disimpan di dalamnya. Akibatnya, lebih dari 9.000 organisasi di seluruh dunia menjadi korban serangan siber yang memanfaatkan celah ini. Insiden ini menjadi pengingat yang sangat penting bagi perusahaan di Indonesia untuk segera mengevaluasi dan memperkuat strategi ketahanan siber mereka. Di era digital yang semakin kompleks dan penuh dengan ancaman, menjaga kelangsungan bisnis membutuhkan pendekatan proaktif dan komprehensif terhadap keamanan siber.
Perusahaan tidak bisa lagi hanya mengandalkan solusi keamanan tradisional seperti firewall atau antivirus. Meskipun solusi ini masih penting, mereka tidak cukup untuk melindungi perusahaan dari ancaman siber modern yang terus berkembang. Dibutuhkan pendekatan keamanan berlapis yang menyeluruh, yang mencakup berbagai lapisan perlindungan yang bekerja sama untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons serangan siber. Pendekatan ini memastikan bahwa jika satu lapisan pertahanan gagal, lapisan lain akan tetap melindungi perusahaan dari ancaman.
Salah satu pilar utama dari strategi ketahanan siber yang efektif adalah backup data. Backup bukan sekadar langkah tambahan, melainkan fondasi yang penting untuk memastikan kelangsungan bisnis saat terjadi gangguan, baik itu akibat serangan siber, kegagalan sistem, atau bencana alam. Efektivitas backup bergantung pada pengelolaan yang tepat, yang mencakup pencadangan data operasional secara konsisten dan penyimpanan dalam bentuk immutable backup.
Immutable backup adalah jenis backup yang tidak dapat diubah atau dihapus selama periode waktu tertentu. Ini berarti bahwa data yang dicadangkan tidak dapat dimodifikasi oleh penyerang, bahkan jika mereka berhasil mendapatkan akses ke sistem backup. Immutable backup sangat penting untuk melindungi data dari serangan ransomware, yang dapat mengenkripsi data dan meminta tebusan untuk pemulihannya. Dengan immutable backup, perusahaan dapat memulihkan data mereka dari salinan yang bersih dan tidak terenkripsi, tanpa harus membayar tebusan kepada penyerang.
Selain immutable backup, penting juga untuk menyimpan backup secara offline, terpisah dari jaringan utama. Ini mengurangi risiko serangan ransomware yang dapat merusak salinan cadangan yang terhubung ke jaringan. Backup offline dapat disimpan di media penyimpanan fisik seperti hard drive eksternal atau tape drive, atau di cloud storage yang terisolasi dari jaringan utama.
Verifikasi pemulihan secara rutin juga sangat penting untuk memastikan data dapat dipulihkan dengan baik ketika dibutuhkan. Proses verifikasi ini melibatkan pengujian pemulihan data dari backup secara berkala untuk memastikan bahwa data yang dicadangkan lengkap, tidak rusak, dan dapat dipulihkan dengan cepat dan mudah. Verifikasi pemulihan juga membantu perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah potensial dengan proses backup dan pemulihan mereka sebelum terjadi insiden yang sebenarnya.
Synology, sebagai penyedia solusi perlindungan data terkemuka, mendorong perusahaan untuk mengadopsi arsitektur ketahanan siber yang mengintegrasikan teknologi backup immutable, backup offline, dan fitur verifikasi pemulihan otomatis. Pendekatan ini memastikan bahwa data terlindungi secara optimal dan bisnis dapat segera pulih saat terjadi gangguan atau serangan siber.
Tony Lin, Senior Product Manager Data Protection Group Synology, mengatakan bahwa "Tidak ada sistem yang sepenuhnya kebal terhadap serangan siber. Perbedaan utama antara perusahaan yang tangguh dan yang rentan di era digital terletak pada kemampuan mereka untuk pulih dengan cepat dan efektif setelah serangan siber terjadi."
Selain backup data, ada beberapa lapisan pertahanan lain yang penting untuk membangun strategi ketahanan siber yang komprehensif. Lapisan-lapisan ini meliputi:
- Firewall: Firewall berfungsi sebagai penghalang antara jaringan internal perusahaan dan internet publik, memantau dan mengontrol lalu lintas jaringan untuk mencegah akses yang tidak sah.
- Antivirus dan Anti-Malware: Solusi antivirus dan anti-malware mendeteksi dan menghapus perangkat lunak berbahaya seperti virus, worm, trojan, dan ransomware dari sistem komputer dan perangkat seluler.
- Sistem Deteksi Intrusi (IDS) dan Sistem Pencegahan Intrusi (IPS): IDS dan IPS memantau lalu lintas jaringan untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan dan mencegah serangan siber.
- Manajemen Identitas dan Akses (IAM): IAM mengelola identitas dan hak akses pengguna untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses sumber daya perusahaan.
- Keamanan Aplikasi: Keamanan aplikasi melindungi aplikasi web dan seluler dari kerentanan keamanan yang dapat dieksploitasi oleh penyerang.
- Pelatihan Kesadaran Keamanan: Pelatihan kesadaran keamanan membantu karyawan untuk memahami ancaman siber dan bagaimana cara melindungi diri mereka sendiri dan perusahaan dari serangan.
- Respons Insiden: Rencana respons insiden mendefinisikan langkah-langkah yang harus diambil perusahaan saat terjadi serangan siber.
Dengan menerapkan pendekatan keamanan berlapis yang komprehensif, perusahaan dapat secara signifikan meningkatkan ketahanan siber mereka dan melindungi diri mereka sendiri dari ancaman siber yang terus berkembang. Penting untuk diingat bahwa keamanan siber adalah proses yang berkelanjutan, bukan tujuan akhir. Perusahaan harus terus memantau dan mengevaluasi strategi keamanan siber mereka untuk memastikan bahwa mereka tetap efektif dalam menghadapi ancaman terbaru.
Selain itu, perusahaan juga harus menjalin kerjasama dengan pihak ketiga, seperti penyedia layanan keamanan siber dan lembaga pemerintah, untuk mendapatkan informasi tentang ancaman terbaru dan praktik terbaik dalam keamanan siber. Kerjasama ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang ancaman siber dan untuk mengembangkan strategi keamanan siber yang lebih efektif.
Dalam dunia yang semakin terhubung dan kompleks, keamanan siber menjadi semakin penting bagi kelangsungan bisnis. Perusahaan yang mengabaikan keamanan siber berisiko tinggi menjadi korban serangan siber yang dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan, kerusakan reputasi, dan gangguan operasional. Dengan berinvestasi dalam strategi ketahanan siber yang komprehensif, perusahaan dapat melindungi diri mereka sendiri dari ancaman siber dan memastikan bahwa mereka dapat terus beroperasi dengan sukses di era digital.