Anak GTM? Ini Cara Penuhi Nutrisi agar Tumbuh Maksimal Meski Susah Makan

  • Maskobus
  • Aug 31, 2025

Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada anak adalah momok bagi sebagian besar orang tua. Fase ini, yang ditandai dengan penolakan makanan, pemilihan makanan yang ekstrem, atau hanya mau mengonsumsi satu jenis makanan tertentu, seringkali membuat orang tua frustrasi dan khawatir. Kekhawatiran utama adalah bagaimana memastikan kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi di tengah perilaku makan yang sulit ini. Padahal, nutrisi adalah fondasi utama bagi tumbuh kembang anak, dan kekurangan nutrisi di masa pertumbuhan dapat berdampak jangka panjang.

Mengapa Nutrisi Penting untuk Tumbuh Kembang Anak?

Masa kanak-kanak adalah periode emas pertumbuhan dan perkembangan. Tubuh anak membutuhkan asupan zat gizi yang optimal setiap hari untuk mendukung berbagai aspek penting, antara lain:

  • Pertumbuhan Tinggi Badan: Kalsium, vitamin D, protein, dan mineral lainnya berperan penting dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang dan jaringan tubuh, yang merupakan faktor utama penentu tinggi badan anak. Kekurangan nutrisi ini dapat menghambat pertumbuhan tinggi badan dan menyebabkan masalah tulang di kemudian hari.
  • Anak GTM? Ini Cara Penuhi Nutrisi agar Tumbuh Maksimal Meski Susah Makan

  • Kekuatan Tulang: Kalsium dan vitamin D bekerja sama untuk memastikan tulang anak kuat dan padat. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan penyerapan kalsium yang buruk, meningkatkan risiko rakhitis (pelunakan tulang) pada anak-anak.
  • Perkembangan Otak: Asam lemak omega-3 (DHA dan EPA), zat besi, yodium, kolin, dan vitamin B kompleks sangat penting untuk perkembangan otak yang optimal. Nutrisi ini mendukung pembentukan sel-sel otak, koneksi antar sel otak, dan fungsi kognitif seperti memori, konsentrasi, dan kemampuan belajar.
  • Daya Tahan Tubuh: Vitamin A, vitamin C, vitamin E, zinc, dan selenium adalah antioksidan yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Nutrisi ini juga berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga anak lebih tahan terhadap infeksi dan penyakit.
  • Energi untuk Aktivitas: Karbohidrat, lemak, dan protein adalah sumber energi utama bagi anak-anak. Energi ini dibutuhkan untuk berbagai aktivitas sehari-hari, seperti bermain, belajar, dan berolahraga. Kekurangan energi dapat menyebabkan anak mudah lelah, lesu, dan kurang bersemangat.

Nutrisi Kunci yang Harus Diperhatikan Saat Anak GTM

Berikut adalah beberapa nutrisi penting yang perlu diperhatikan asupannya saat anak mengalami GTM:

  • Protein: Protein adalah bahan pembangun utama tubuh. Penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh, pembentukan enzim dan hormon, serta sistem kekebalan tubuh. Sumber protein yang baik meliputi daging tanpa lemak, ayam, ikan, telur, produk susu, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Jika anak menolak daging, coba tawarkan telur, tahu, tempe, atau selai kacang.
  • Karbohidrat: Karbohidrat adalah sumber energi utama. Pilih karbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum utuh, pasta gandum utuh, ubi jalar, dan buah-buahan. Karbohidrat kompleks dicerna lebih lambat, sehingga memberikan energi yang lebih stabil dan tahan lama. Hindari karbohidrat sederhana seperti gula, permen, dan minuman manis, karena dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat diikuti dengan penurunan energi.
  • Lemak: Lemak penting untuk perkembangan otak, penyerapan vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), dan memberikan energi. Pilih lemak sehat seperti asam lemak omega-3 (ditemukan dalam ikan berlemak seperti salmon, tuna, dan sarden), minyak zaitun, alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Batasi asupan lemak jenuh dan lemak trans, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
  • Kalsium: Kalsium penting untuk pertumbuhan dan kekuatan tulang dan gigi. Sumber kalsium yang baik meliputi produk susu (susu, yogurt, keju), sayuran hijau (brokoli, kale), tahu, dan ikan sarden. Jika anak tidak suka susu, coba tawarkan yogurt, keju, atau susu nabati yang diperkaya kalsium.
  • Zat Besi: Zat besi penting untuk pembentukan sel darah merah dan transportasi oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yang dapat menyebabkan kelelahan, lesu, dan gangguan perkembangan kognitif. Sumber zat besi yang baik meliputi daging merah, ayam, ikan, telur, kacang-kacangan, dan sayuran hijau gelap. Konsumsi makanan yang kaya vitamin C (seperti jeruk, stroberi, dan paprika) dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi.
  • Vitamin D: Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dan penting untuk kesehatan tulang. Sumber vitamin D yang baik meliputi ikan berlemak, kuning telur, dan susu yang diperkaya vitamin D. Tubuh juga dapat menghasilkan vitamin D saat terpapar sinar matahari.
  • Vitamin C: Vitamin C adalah antioksidan yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan dan penting untuk sistem kekebalan tubuh. Sumber vitamin C yang baik meliputi buah-buahan (jeruk, stroberi, kiwi) dan sayuran (paprika, brokoli).
  • Serat: Serat penting untuk kesehatan pencernaan dan membantu mencegah sembelit. Sumber serat yang baik meliputi buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan.

Strategi Menghadapi Anak GTM dengan Sabar dan Kreatif

Menghadapi anak GTM membutuhkan kesabaran, kreativitas, dan konsistensi. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa dicoba:

  1. Jangan Panik dan Tetap Tenang: Reaksi panik atau marah hanya akan membuat anak semakin menolak makan. Cobalah untuk tetap tenang dan sabar. Ingatlah bahwa fase GTM biasanya bersifat sementara.
  2. Tawarkan Berbagai Macam Makanan: Jangan menyerah untuk menawarkan berbagai macam makanan, meskipun anak sering menolak. Teruslah memperkenalkan makanan baru secara bertahap. Mungkin butuh beberapa kali mencoba sebelum anak mau menerima makanan baru.
  3. Sajikan Makanan dalam Bentuk yang Menarik: Anak-anak seringkali tertarik pada makanan yang terlihat menarik. Coba potong makanan dalam bentuk yang lucu, susun makanan dengan warna-warni yang menarik, atau gunakan piring dan mangkuk yang menarik.
  4. Libatkan Anak dalam Mempersiapkan Makanan: Ajak anak untuk berbelanja bahan makanan, mencuci sayuran, atau membantu menyiapkan makanan. Keterlibatan dalam proses persiapan makanan dapat meningkatkan minat anak untuk mencoba makanan tersebut.
  5. Buat Suasana Makan yang Menyenangkan: Hindari memaksa anak untuk makan. Ciptakan suasana makan yang santai dan menyenangkan. Makan bersama keluarga dapat menjadi momen yang menyenangkan dan mendorong anak untuk mencoba makanan baru.
  6. Batasi Camilan Tidak Sehat: Terlalu banyak camilan tidak sehat dapat membuat anak kenyang dan tidak mau makan makanan utama. Batasi camilan tidak sehat dan tawarkan camilan sehat seperti buah-buahan, sayuran, atau yogurt.
  7. Jangan Menyerah dengan Satu Kali Penolakan: Jika anak menolak makanan tertentu, jangan langsung menyerah. Coba tawarkan makanan tersebut lagi di lain waktu, mungkin dengan cara penyajian yang berbeda.
  8. Konsultasikan dengan Dokter atau Ahli Gizi: Jika Anda khawatir tentang asupan nutrisi anak Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi. Mereka dapat memberikan saran dan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan anak Anda.
  9. Fortifikasi Makanan: Jika anak sangat sulit makan, pertimbangkan untuk memfortifikasi makanan yang dikonsumsi. Misalnya, tambahkan bubuk protein ke dalam sup atau oatmeal, atau tambahkan sayuran yang dihaluskan ke dalam saus pasta.
  10. Suplementasi: Dalam beberapa kasus, suplementasi mungkin diperlukan untuk memastikan anak mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum memberikan suplemen kepada anak Anda.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Selain nutrisi, ada faktor lain yang juga berperan penting dalam tumbuh kembang anak, antara lain:

  • Genetik: Genetik memang memainkan peran dalam menentukan tinggi badan dan potensi tumbuh kembang anak. Namun, genetik bukanlah satu-satunya faktor penentu.
  • Tidur yang Cukup: Tidur yang cukup sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Hormon pertumbuhan dilepaskan saat tidur. Pastikan anak mendapatkan tidur yang cukup sesuai dengan usianya.
  • Aktivitas Fisik: Aktivitas fisik membantu membangun tulang dan otot yang kuat, serta meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru. Dorong anak untuk aktif bergerak dan bermain setiap hari.
  • Stimulasi: Stimulasi yang tepat dapat membantu mengembangkan kemampuan kognitif, sosial, dan emosional anak. Berikan anak kesempatan untuk bermain, belajar, dan berinteraksi dengan orang lain.
  • Lingkungan yang Mendukung: Lingkungan yang aman, bersih, dan mendukung dapat membantu anak tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Kesimpulan

Fase GTM adalah tantangan yang umum dihadapi oleh orang tua. Dengan kesabaran, strategi yang tepat, dan pemahaman tentang pentingnya nutrisi, orang tua dapat membantu anak melewati fase ini dan memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang yang optimal. Ingatlah bahwa setiap anak unik, dan apa yang berhasil untuk satu anak mungkin tidak berhasil untuk anak lainnya. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional jika Anda merasa kesulitan. Dengan pendekatan yang holistik, yang mencakup nutrisi yang baik, tidur yang cukup, aktivitas fisik, stimulasi yang tepat, dan lingkungan yang mendukung, Anda dapat membantu anak Anda mencapai potensi tumbuh kembangnya yang maksimal.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :