Anak yang Meninggal Akibat Campak di Sumenep Mayoritas Tak Diimunisasi

  • Maskobus
  • Aug 25, 2025

Kasus campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) menyusul laporan tragis mengenai 17 kematian. Data terbaru menunjukkan bahwa sebanyak 2.035 kasus suspek campak telah teridentifikasi, tersebar di 26 kecamatan di seluruh wilayah Sumenep. Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI, Aji Mulawarman, mengungkapkan bahwa mayoritas kasus kematian campak terjadi pada anak-anak yang tidak memiliki riwayat imunisasi campak. "Dari data yang kami kumpulkan, anak-anak yang meninggal dunia akibat campak umumnya tidak pernah mendapatkan imunisasi campak atau imunisasi lainnya," ujar Aji kepada detikcom, Senin (25/8/2025).

Campak, sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus campak (morbillivirus), merupakan ancaman serius terutama bagi anak-anak. Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian, terutama pada anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Meskipun campak dapat menyerang siapa saja, anak-anak yang belum diimunisasi atau belum pernah mengalami campak memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi.

Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2023 mengungkapkan fakta yang mengkhawatirkan, yaitu terdapat 14,5 juta anak di seluruh dunia yang tidak mendapatkan imunisasi dasar (zero dose). Indonesia menempati posisi keenam tertinggi dalam daftar ini, dengan 1.356.367 anak tidak menerima imunisasi dasar pada periode 2019-2023. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak anak-anak di Indonesia yang rentan terhadap penyakit-penyakit yang sebenarnya dapat dicegah melalui imunisasi.

Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 juga menyoroti beberapa faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya cakupan imunisasi di Indonesia. Hasil survei menunjukkan bahwa 47 persen anak tidak diimunisasi karena tidak diizinkan oleh keluarga, 45 persen karena kekhawatiran terhadap efek samping imunisasi, 23 persen karena kurangnya pengetahuan tentang jadwal imunisasi, dan 22 persen karena anggapan bahwa imunisasi tidak penting. Temuan ini mengindikasikan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi dan mengatasi berbagai hambatan yang menghalangi akses anak-anak terhadap imunisasi.

Kasus KLB campak di Sumenep menjadi pengingat yang menyakitkan tentang pentingnya imunisasi sebagai upaya pencegahan penyakit yang efektif. Imunisasi tidak hanya melindungi individu yang diimunisasi, tetapi juga berkontribusi pada kekebalan kelompok (herd immunity), yang melindungi seluruh komunitas, termasuk mereka yang tidak dapat diimunisasi karena alasan medis.

Anak yang Meninggal Akibat Campak di Sumenep Mayoritas Tak Diimunisasi

Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, terus berupaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi di seluruh Indonesia. Berbagai program dan strategi telah diluncurkan, termasuk kampanye imunisasi massal, peningkatan akses terhadap layanan imunisasi, dan edukasi masyarakat tentang pentingnya imunisasi. Namun, upaya ini memerlukan dukungan dan partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk keluarga, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, dan media massa.

Untuk mencegah terjadinya kasus campak dan penyakit-penyakit lain yang dapat dicegah melalui imunisasi, penting bagi orang tua dan keluarga untuk memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Imunisasi merupakan investasi penting bagi kesehatan anak-anak dan masa depan bangsa.

Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi dan mengatasi berbagai mitos dan kesalahpahaman yang dapat menghalangi orang tua untuk mengimunisasi anak-anak mereka. Edukasi yang tepat dan informasi yang akurat dapat membantu masyarakat untuk membuat keputusan yang tepat tentang kesehatan anak-anak mereka.

Gejala penyakit campak biasanya baru terlihat sekitar 10-14 hari setelah terinfeksi virus. Beberapa gejala yang umum muncul antara lain demam tinggi, batuk pilek, mata merah dan berair (konjungtivitis), serta munculnya ruam merah di seluruh tubuh. Ruam campak biasanya dimulai dari wajah dan leher, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

Jika anak Anda menunjukkan gejala-gejala campak, segera bawa ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Penanganan campak biasanya meliputi istirahat yang cukup, pemberian cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi, dan pemberian obat-obatan untuk meredakan gejala seperti demam dan batuk.

Penting untuk diingat bahwa campak dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Komplikasi campak dapat meliputi pneumonia (infeksi paru-paru), ensefalitis (radang otak), dan bahkan kematian. Oleh karena itu, pencegahan campak melalui imunisasi merupakan langkah yang sangat penting untuk melindungi kesehatan anak-anak.

Selain imunisasi, ada beberapa langkah lain yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran campak, seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, serta menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit.

Kasus KLB campak di Sumenep harus menjadi pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya imunisasi dan upaya pencegahan penyakit lainnya. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, meningkatkan akses terhadap layanan imunisasi, dan memastikan bahwa anak-anak mendapatkan imunisasi lengkap, kita dapat melindungi generasi penerus bangsa dari ancaman penyakit-penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi.

Pemerintah daerah dan pusat perlu berkolaborasi untuk memastikan ketersediaan vaksin yang memadai dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Sosialisasi mengenai pentingnya imunisasi harus terus digencarkan, dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan media massa.

Selain itu, penting untuk mengatasi faktor-faktor sosial dan ekonomi yang dapat mempengaruhi cakupan imunisasi, seperti kemiskinan, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan, dan kepercayaan yang salah tentang imunisasi. Program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberikan akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan dapat membantu meningkatkan cakupan imunisasi dan melindungi kesehatan anak-anak.

Kasus campak di Sumenep adalah panggilan untuk bertindak. Kita semua memiliki peran untuk dimainkan dalam memastikan bahwa setiap anak di Indonesia mendapatkan kesempatan untuk tumbuh sehat dan terlindungi dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi. Mari kita bersama-sama meningkatkan kesadaran tentang pentingnya imunisasi dan mengambil tindakan nyata untuk melindungi kesehatan anak-anak kita. Dengan begitu, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih sehat dan cerah bagi generasi penerus bangsa.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :