Anggota Komisi X DPR RI, Arisal Aziz, menyerukan kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk menghentikan program naturalisasi pemain secara besar-besaran jika Tim Nasional (Timnas) Indonesia gagal menembus putaran final Piala Dunia. Seruan ini didasari keyakinan bahwa fokus utama PSSI seharusnya tertuju pada pembinaan dan pengembangan potensi pemain-pemain muda lokal Indonesia.
Pernyataan tegas ini disampaikan Arisal Aziz dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi X DPR RI yang membahas proses naturalisasi sejumlah pemain, termasuk Mauro Zijlstra, Miliano Jonathans, serta tiga pemain putri, yaitu Isabelle Nottet, Isabel Corian Kopp, dan Pauline Jeannette. Dalam forum tersebut, Arisal Aziz menekankan bahwa program naturalisasi yang berkelanjutan tanpa hasil yang signifikan, khususnya kegagalan lolos ke Piala Dunia, akan menjadi sia-sia.
"Untuk hari ini, kita berikan target kepada Bapak Erick Thohir (Ketua Umum PSSI). Kita mengikuti babak penyisihan Piala Dunia. Kalau kita gagal, saya sampaikan di depan forum ini, kita stop saja dulu untuk pemain naturalisasinya. Kenapa? Tidak ada gunanya kalau kita gagal," ujar Arisal Aziz dengan nada serius.
Lebih lanjut, Arisal Aziz menyoroti dampak negatif yang mungkin timbul akibat ketergantungan pada pemain naturalisasi terhadap motivasi dan semangat juang pemain-pemain lokal. Ia khawatir bahwa pemain-pemain muda Indonesia akan kehilangan motivasi untuk berlatih dan berjuang demi menjadi pemain Timnas jika peluang mereka terhambat oleh kehadiran pemain naturalisasi.
"Ini pekerjaan rumah (PR) bagi Bapak Erick. Kalau kita biarkan terus, anak-anak negeri kita, pemain lokal kita nanti malas untuk latihan. Kenapa? Karena prestasinya adalah bagaimana dia nanti menjadi pemain nasional," imbuhnya.
Saat ini, Timnas Indonesia tengah berjuang dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026. Skuad Garuda akan melanjutkan perjuangannya di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia yang akan berlangsung pada bulan Oktober mendatang. Di babak ini, Indonesia tergabung di Grup B bersama Arab Saudi dan Irak, dengan seluruh pertandingan akan digelar terpusat di Arab Saudi.
Untuk dapat lolos ke Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia harus mampu keluar sebagai juara grup. Jika hanya mampu meraih posisi runner-up, Timnas Indonesia masih memiliki peluang untuk melaju ke Ronde 5 Kualifikasi Piala Dunia.
Seruan Arisal Aziz ini mencerminkan perdebatan yang terus bergulir di kalangan pengamat sepak bola dan masyarakat Indonesia mengenai efektivitas program naturalisasi. Di satu sisi, naturalisasi dipandang sebagai jalan pintas untuk meningkatkan kualitas Timnas dalam jangka pendek. Di sisi lain, banyak pihak yang berpendapat bahwa investasi jangka panjang dalam pembinaan pemain muda lokal akan memberikan dampak yang lebih berkelanjutan bagi perkembangan sepak bola Indonesia.
Analisis Mendalam Terhadap Pernyataan Arisal Aziz
Pernyataan Arisal Aziz mengenai penghentian program naturalisasi jika Timnas Indonesia gagal lolos ke Piala Dunia patut dianalisis lebih mendalam. Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan adalah:
-
Evaluasi Program Naturalisasi: Seruan Arisal Aziz mengindikasikan adanya kebutuhan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program naturalisasi yang telah dijalankan oleh PSSI. Evaluasi ini harus mencakup aspek efektivitas, dampak terhadap perkembangan pemain lokal, dan kontribusi terhadap prestasi Timnas secara keseluruhan.
-
Prioritas Pembinaan Pemain Muda: Arisal Aziz menekankan pentingnya fokus pada pembinaan pemain muda sebagai fondasi utama pengembangan sepak bola Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi jangka panjang untuk menciptakan generasi pemain yang berkualitas dan mampu bersaing di level internasional.
-
Motivasi Pemain Lokal: Kekhawatiran Arisal Aziz mengenai potensi demotivasi pemain lokal akibat kehadiran pemain naturalisasi merupakan isu yang valid. PSSI perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan bahwa pemain-pemain muda Indonesia tetap memiliki motivasi dan kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi bagi Timnas.
-
Target Jangka Panjang: Lolos ke Piala Dunia memang merupakan target yang ambisius, tetapi bukan satu-satunya ukuran keberhasilan. PSSI juga perlu menetapkan target-target jangka panjang yang lebih realistis, seperti peningkatan kualitas liga domestik, pengembangan infrastruktur sepak bola, dan peningkatan kualitas pelatih dan wasit.
Implikasi Terhadap Kebijakan PSSI
Seruan Arisal Aziz ini dapat menjadi momentum bagi PSSI untuk merefleksikan kembali kebijakan dan strategi pengembangan sepak bolanya. Beberapa implikasi yang mungkin timbul adalah:
-
Peninjauan Ulang Program Naturalisasi: PSSI perlu melakukan peninjauan ulang terhadap program naturalisasi yang sedang berjalan, termasuk kriteria pemilihan pemain, proses administrasi, dan evaluasi dampaknya.
-
Peningkatan Investasi dalam Pembinaan Pemain Muda: PSSI perlu meningkatkan investasi dalam program pembinaan pemain muda di berbagai tingkatan, mulai dari usia dini hingga level profesional. Investasi ini harus mencakup peningkatan kualitas pelatih, fasilitas latihan, dan kompetisi usia muda.
-
Pengembangan Liga Domestik: PSSI perlu terus berupaya mengembangkan liga domestik agar menjadi lebih kompetitif dan profesional. Liga yang berkualitas akan menghasilkan pemain-pemain yang berkualitas pula.
-
Transparansi dan Akuntabilitas: PSSI perlu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan sepak bola, termasuk dalam program naturalisasi. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan publik dan mendukung upaya pengembangan sepak bola yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Seruan Arisal Aziz untuk menghentikan program naturalisasi jika Timnas Indonesia gagal lolos ke Piala Dunia merupakan refleksi dari harapan dan kekhawatiran banyak pihak mengenai arah pengembangan sepak bola Indonesia. Meskipun naturalisasi dapat memberikan dampak positif dalam jangka pendek, fokus utama PSSI seharusnya tetap pada pembinaan pemain muda lokal sebagai investasi jangka panjang.
PSSI perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan bahwa pemain-pemain muda Indonesia memiliki motivasi, kesempatan, dan dukungan yang cukup untuk berkembang dan berkontribusi bagi Timnas. Dengan demikian, sepak bola Indonesia dapat mencapai prestasi yang membanggakan dan berkelanjutan.
Selain itu, penting untuk diingat bahwa lolos ke Piala Dunia bukanlah satu-satunya tujuan. Peningkatan kualitas liga domestik, pengembangan infrastruktur, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sepak bola juga merupakan target-target penting yang harus dicapai. Dengan fokus pada pengembangan yang holistik dan berkelanjutan, sepak bola Indonesia dapat mencapai potensi maksimalnya dan memberikan kebanggaan bagi seluruh bangsa.
Pada akhirnya, keberhasilan sepak bola Indonesia tidak hanya bergantung pada pemain naturalisasi, tetapi juga pada komitmen dan kerja keras seluruh pemangku kepentingan, termasuk PSSI, pemerintah, klub, pemain, pelatih, dan masyarakat. Dengan bersatu padu dan bekerja sama, kita dapat mewujudkan impian untuk melihat Timnas Indonesia berprestasi di kancah internasional.