Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengeluarkan imbauan penting bagi para wisatawan yang berencana mengunjungi Pulau Dewata, Bali. Imbauan ini terkait dengan potensi cuaca ekstrem dan risiko banjir yang mungkin terjadi, terutama selama musim hujan. Kemenparekraf menekankan pentingnya bagi para turis untuk secara rutin memantau dan memeriksa laporan cuaca terkini yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Langkah ini dianggap krusial sebagai upaya preventif untuk mengantisipasi dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul akibat banjir atau cuaca buruk lainnya.
Imbauan ini muncul sebagai respons terhadap kejadian banjir yang melanda beberapa wilayah di Bali baru-baru ini. Meskipun Bali dikenal dengan keindahan alam dan budayanya yang memukau, pulau ini juga rentan terhadap perubahan cuaca ekstrem, terutama saat musim hujan tiba. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan sungai meluap, drainase tersumbat, dan akhirnya mengakibatkan banjir yang dapat mengganggu aktivitas pariwisata dan bahkan membahayakan keselamatan wisatawan.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hariyanto, menyampaikan pesan penting kepada para wisatawan yang akan berlibur ke Bali. Ia menekankan bahwa keselamatan dan kesehatan harus menjadi prioritas utama selama berwisata. "Kami mengimbau para wisatawan untuk selalu mengutamakan keselamatan dan menjaga kesehatan selama berada di Bali," ujarnya.
Sebagai langkah konkret, Hariyanto menyarankan agar para wisatawan selalu membawa perlengkapan yang sesuai dengan kondisi cuaca, seperti payung atau jas hujan, terutama saat beraktivitas di luar ruangan. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya untuk selalu memperbarui informasi dan imbauan perkiraan cuaca yang bersumber dari pengelola wisata atau BMKG. Dengan mengetahui perkiraan cuaca terkini, wisatawan dapat merencanakan aktivitas mereka dengan lebih baik dan menghindari daerah-daerah yang berpotensi terkena dampak banjir atau cuaca buruk lainnya.
"Membawa payung atau jas hujan selama beraktivitas di luar ruangan, serta selalu memperbarui informasi dan imbauan perkiraan cuaca yang bersumber dari pengelola wisata atau BMKG," kata Hariyanto, seperti dikutip dari Antara.
Lebih lanjut, Hariyanto juga mengingatkan para wisatawan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir. Ia menyarankan agar para turis lebih selektif dalam memilih objek wisata yang ingin dikunjungi, terutama yang berada di daerah dataran rendah atau dekat dengan sungai.
"Turis juga diharapkan aktif mencari informasi mengenai wilayah rawan bencana, agar terdapat alternatif tempat wisata lain, selain lokasi wisata yang berpotensi terjadi bencana," tambahnya.
Selain itu, Kemenparekraf juga mengimbau para wisatawan untuk mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan saat musim hujan, seperti alas kaki yang tidak licin, pakaian yang cepat kering, dan tas anti air untuk melindungi barang-barang berharga. Menjaga daya tahan tubuh juga merupakan hal yang penting, mengingat perubahan cuaca yang ekstrem dapat memicu berbagai penyakit.
"Diharapkan obat-obatan yang diperlukan selalu dibawa, mengingat aktivitas berwisata membutuhkan stamina yang prima dalam menghadapi perubahan cuaca ekstrem yang kerap menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang, tanah longsor, dan gelombang tinggi," tutur Hariyanto.
Imbauan ini tidak hanya ditujukan kepada para wisatawan, tetapi juga kepada masyarakat Bali secara umum. Kemenparekraf mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama melakukan upaya pencegahan banjir, seperti membersihkan saluran air dari sampah, memangkas dahan dan ranting pohon yang berpotensi tumbang, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
"Kementerian Pariwisata mendorong semua pihak terkait bahu-membahu untuk melakukan mitigasi, serta perbaikan fasilitas dan infrastruktur yang terdampak banjir di sejumlah daerah, agar pariwisata Bali segera normal kembali," pungkas Hariyanto.
BMKG secara rutin mengeluarkan informasi prakiraan cuaca harian untuk seluruh wilayah Indonesia, termasuk Bali. Informasi ini dapat diakses melalui berbagai kanal, seperti website resmi BMKG, aplikasi mobile, atau media sosial. Para wisatawan diimbau untuk memanfaatkan sumber informasi ini sebaik mungkin agar dapat merencanakan perjalanan mereka dengan aman dan nyaman.
Selain itu, para wisatawan juga disarankan untuk mengikuti arahan dan imbauan dari petugas atau pengelola tempat wisata setempat. Mereka biasanya memiliki informasi yang lebih detail mengenai kondisi cuaca dan potensi risiko di area tersebut. Jangan ragu untuk bertanya atau meminta saran jika Anda merasa khawatir atau tidak yakin mengenai sesuatu.
Berikut adalah beberapa tips tambahan yang dapat membantu Anda mengantisipasi banjir saat berlibur di Bali:
- Pantau terus informasi cuaca: Periksa laporan cuaca BMKG secara berkala, terutama sebelum dan selama beraktivitas di luar ruangan.
- Pilih akomodasi yang aman: Pertimbangkan untuk menginap di hotel atau villa yang berada di dataran tinggi atau memiliki sistem drainase yang baik.
- Hindari daerah rawan banjir: Ketahui area-area yang berpotensi terkena banjir, seperti bantaran sungai atau dataran rendah, dan hindari bepergian ke sana saat hujan deras.
- Siapkan perlengkapan darurat: Bawa senter, baterai cadangan, makanan ringan, air minum, dan obat-obatan pribadi dalam tas darurat.
- Simpan nomor telepon penting: Catat nomor telepon darurat, seperti nomor polisi, ambulans, dan pemadam kebakaran.
- Asuransikan perjalanan Anda: Pertimbangkan untuk membeli asuransi perjalanan yang mencakup risiko banjir atau cuaca buruk lainnya.
- Berkoordinasi dengan pihak terkait: Jika Anda mengikuti tur atau aktivitas wisata, pastikan untuk berkoordinasi dengan pihak penyelenggara mengenai rencana alternatif jika terjadi cuaca buruk.
- Laporkan kejadian banjir: Jika Anda melihat atau mengalami kejadian banjir, segera laporkan kepada pihak berwenang atau pengelola tempat wisata.
Dengan mengikuti imbauan dan tips di atas, diharapkan para wisatawan dapat menikmati liburan mereka di Bali dengan aman dan nyaman, meskipun di tengah potensi cuaca ekstrem. Kemenparekraf berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana di destinasi-destinasi wisata di seluruh Indonesia, demi menjaga keselamatan dan kenyamanan para wisatawan.
Selain itu, penting bagi para pelaku industri pariwisata di Bali untuk turut serta dalam upaya mitigasi bencana. Hotel, restoran, dan tempat wisata lainnya dapat berperan aktif dalam memberikan informasi dan edukasi kepada wisatawan mengenai potensi risiko banjir dan cara menghadapinya. Mereka juga dapat menyiapkan rencana kontingensi yang jelas dan terkoordinasi untuk menghadapi situasi darurat.
Pemerintah daerah juga memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan kenyamanan wisatawan selama musim hujan. Pemerintah daerah dapat meningkatkan kualitas infrastruktur drainase, membersihkan saluran air secara rutin, dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat jika terjadi potensi banjir.
Kerja sama yang solid antara pemerintah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan wisata yang aman dan berkelanjutan di Bali. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita dapat meminimalkan dampak negatif dari cuaca ekstrem dan memastikan bahwa Bali tetap menjadi destinasi wisata yang menarik dan menyenangkan bagi semua orang.
Kemenparekraf juga mengimbau para wisatawan untuk selalu menghormati adat dan budaya lokal selama berada di Bali. Jagalah kebersihan lingkungan, hindari perilaku yang dapat merusak alam, dan patuhi aturan-aturan yang berlaku di tempat-tempat wisata. Dengan demikian, kita dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam dan budaya Bali agar tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Mari kita bersama-sama menjaga Bali agar tetap menjadi surga bagi para wisatawan, meskipun di tengah tantangan perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Dengan kesiapsiagaan, kerja sama, dan kesadaran yang tinggi, kita dapat mengatasi segala rintangan dan memastikan bahwa pariwisata Bali tetap tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.