PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan kinerja keuangan yang gemilang pada semester pertama tahun 2025, jauh melampaui ekspektasi pasar. Laba bersih perusahaan melonjak signifikan, didorong oleh performa solid dari bisnis perdagangan emas dan nikel. Analis memandang bahwa pencapaian ini merupakan indikasi positif atas strategi diversifikasi dan efisiensi operasional yang diterapkan ANTM.
Kinerja Keuangan Kuartal II 2025: Melampaui Ekspektasi Konsensus
Pada semester pertama 2025 (1H25), ANTM berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp4,7 triliun, melonjak 203% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Angka ini jauh melampaui proyeksi analis IndoPremier Sekuritas (IPS) dan konsensus pasar, masing-masing 67% dan 69%. Kinerja cemerlang ini didukung oleh kuatnya performa pada kuartal kedua 2025 (2Q25), terutama dari bisnis perdagangan emas dan bijih nikel.
Laba bersih pada 2Q25 tercatat sebesar Rp2,6 triliun, meningkat 20% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-on-quarter/qoq). Kenaikan ini didorong oleh peningkatan volume perdagangan emas sebesar 13% qoq dan kenaikan harga jual rata-rata (ASP) emas sebesar 15% qoq. Selain itu, bisnis bijih nikel juga mencatatkan peningkatan volume dan ASP, masing-masing sebesar 14% dan 24% qoq.
Faktor Pendorong Kinerja: Emas dan Nikel
Kinerja solid ANTM ditopang oleh beberapa faktor utama, antara lain:
- Bisnis Perdagangan Emas: Volume perdagangan emas ANTM mencapai 500 koz (kilo ounces) pada 2Q25, meningkat 13% qoq. Kenaikan ini didukung oleh permintaan emas yang tetap tinggi sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global. Selain itu, ASP emas juga mengalami kenaikan sebesar 15% qoq, berkontribusi signifikan terhadap peningkatan pendapatan.
- Bisnis Nikel: Penjualan bijih nikel juga mengalami pertumbuhan volume sebesar 14% qoq. Meskipun sempat terjadi perlambatan akibat gangguan operasional di tambang nikel Gag sejak Juni 2025, ANTM berhasil mengoptimalkan produksi dan penjualan. ASP bijih nikel juga naik signifikan sebesar 24% qoq menjadi US$55/wmt (wet metric ton), seiring dengan tren kenaikan premium bijih nikel.
- Kontribusi Weda Bay Nickel (WBN): Pendapatan dari entitas asosiasi, Weda Bay Nickel (WBN), juga meningkat signifikan sebesar 127% qoq menjadi Rp117 miliar pada 2Q25. Hal ini didorong oleh peningkatan penjualan eksternal bijih nikel WBN sebesar 5,6 juta wmt (+4% qoq). Peningkatan penjualan bijih saprolit sebesar 22% qoq menjadi 4,6 juta wmt memberikan profitabilitas yang lebih tinggi dibandingkan bijih limonit, yang volumenya turun -35% qoq menjadi 1 juta wmt. WBN juga telah memperoleh tambahan kuota RKAB (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya) limonit sebesar 10 juta, yang diharapkan dapat mendongkrak pendapatan asosiasi pada semester kedua 2025 (2H25).
Tantangan dan Strategi ANTM
Meskipun mencatatkan kinerja yang positif, ANTM juga menghadapi beberapa tantangan, antara lain:
- Kenaikan Beban Operasional: Beban operasional ANTM meningkat sebesar 22% qoq, yang menyebabkan margin EBIT (Earning Before Interest and Taxes) dan EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) cenderung flat qoq di level 10% dan 11%. Peningkatan beban operasional ini perlu menjadi perhatian manajemen untuk menjaga profitabilitas perusahaan.
- Regulasi FeNi: Penjualan FeNi (ferronickel) turun -81% qoq menjadi 0,9kt, terutama disebabkan oleh regulasi baru yang melarang ANTM menjual FeNi di bawah harga patokan (HPM/HMA). Namun, masalah ini diharapkan dapat terselesaikan mulai 3Q25 seiring perubahan regulasi terbaru.
- Rugi Kurs: ANTM juga mencatatkan rugi kurs sebesar Rp90 miliar pada 2Q25. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, terutama dalam transaksi ekspor dan impor.
Menghadapi tantangan tersebut, ANTM terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan produksi dan penjualan, serta melakukan diversifikasi produk dan pasar. Perusahaan juga aktif menjalin kerjasama strategis dengan mitra bisnis untuk memperkuat posisinya di pasar global.
Prospek dan Rekomendasi Saham
Analis IPS mempertahankan proyeksi laba bersih ANTM untuk FY25F (proyeksi tahun fiskal 2025), FY26F, dan FY27F sambil menunggu detail lebih lanjut dari earnings call 2Q25 pada 4 September. Rekomendasi "Beli" (Buy) tetap dipertahankan dengan target harga Rp3.900/saham, didukung oleh pertumbuhan EPS (Earning Per Share) yang solid pada FY25F (+93% yoy) serta capaian laba yang lebih tinggi dibandingkan ekspektasi konsensus.
Kinerja ANTM yang melampaui ekspektasi pada semester pertama 2025 menunjukkan bahwa perusahaan berada pada jalur yang tepat untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari kondisi pasar yang favorable, ANTM diharapkan dapat terus mencatatkan kinerja yang positif di masa depan.
Analisis Lebih Mendalam
Kinerja ANTM yang kuat pada 1H25 dapat dianalisis lebih mendalam dengan mempertimbangkan beberapa faktor berikut:
- Permintaan Emas yang Tinggi: Emas terus menjadi aset safe haven yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi global. Permintaan emas dari sektor perhiasan, investasi, dan industri terus meningkat, mendorong harga emas global naik. ANTM sebagai produsen dan pedagang emas diuntungkan dari tren ini.
- Pertumbuhan Industri Nikel: Nikel merupakan bahan baku penting dalam produksi baterai kendaraan listrik (EV). Pertumbuhan industri EV yang pesat mendorong permintaan nikel global naik. ANTM sebagai produsen bijih nikel dan FeNi diuntungkan dari tren ini.
- Efisiensi Operasional: ANTM terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi operasional di seluruh lini bisnisnya. Hal ini tercermin dari peningkatan produktivitas, penurunan biaya produksi, dan optimalisasi rantai pasok.
- Diversifikasi Produk dan Pasar: ANTM tidak hanya fokus pada produksi dan penjualan emas dan nikel, tetapi juga melakukan diversifikasi produk dan pasar. Perusahaan mengembangkan bisnis alumina, bauksit, dan produk mineral lainnya. ANTM juga memperluas jangkauan pasar ekspor ke berbagai negara.
- Dukungan Pemerintah: Pemerintah Indonesia terus memberikan dukungan kepada industri pertambangan melalui berbagai kebijakan dan insentif. Hal ini menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi perusahaan pertambangan seperti ANTM.
Implikasi Bagi Investor
Kinerja ANTM yang positif pada 1H25 memberikan implikasi yang positif bagi investor. Investor dapat mempertimbangkan untuk membeli saham ANTM karena prospek pertumbuhan perusahaan yang cerah dan potensi keuntungan yang menarik. Namun, investor juga perlu memperhatikan risiko-risiko yang mungkin dihadapi oleh perusahaan, seperti fluktuasi harga komoditas, perubahan regulasi, dan risiko operasional.
Kesimpulan
ANTM berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang gemilang pada semester pertama 2025, jauh melampaui ekspektasi pasar. Kinerja solid ini didorong oleh performa kuat dari bisnis perdagangan emas dan nikel. ANTM memiliki prospek pertumbuhan yang cerah dan potensi keuntungan yang menarik bagi investor. Namun, investor juga perlu memperhatikan risiko-risiko yang mungkin dihadapi oleh perusahaan. Analis merekomendasikan untuk membeli saham ANTM dengan target harga Rp3.900/saham.
Disclaimer: Artikel ini hanya bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi. Investor disarankan untuk melakukan riset dan analisis sendiri sebelum membuat keputusan investasi.