Apa Itu Sepsis? Jadi Penyebab Raya di Sukabumi Meninggal, Bukan Cacingan

  • Maskobus
  • Aug 26, 2025

Kematian balita R (4 tahun) di Sukabumi, Jawa Barat, yang awalnya diduga disebabkan oleh infeksi cacing, ternyata disebabkan oleh sepsis, sebuah kondisi medis yang sangat serius dan mengancam jiwa. Kondisi ini diperparah oleh faktor lain seperti malnutrisi, stunting (tengkes), dan meningitis tuberkulosis. Ketua Kolegium Parasitologi Klinik, Agnes Kurniawan, yang juga seorang Guru Besar Parasitologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menegaskan bahwa penyebab kematian balita tersebut bukanlah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), melainkan kondisi medis yang lebih kompleks dan berat yang sudah diderita sebelumnya.

Sepsis merupakan respons tubuh yang berlebihan dan berbahaya terhadap infeksi. Ketika seseorang mengalami infeksi, sistem kekebalan tubuh akan berusaha untuk melawannya. Namun, pada kasus sepsis, respons sistem kekebalan tubuh menjadi tidak terkendali dan justru mulai merusak jaringan dan organ tubuh yang sehat. Hal ini menyebabkan peradangan yang meluas di seluruh tubuh, yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

"Penyebab kematian bukan cacing. Pasien sudah masuk rumah sakit dalam kondisi kesadaran menurun. Albendazole (obat cacing) tidak langsung membunuh cacing, tetapi memicu migrasi keluar tubuh," jelas Agnes Kurniawan. Pernyataan ini mengklarifikasi bahwa pengobatan cacing tidak akan langsung membunuh cacing, tetapi justru dapat memicu pergerakan cacing keluar dari tubuh. Selain itu, hasil pemeriksaan foto abdomen Raya tidak menunjukkan adanya obstruksi atau sumbatan pada usus yang dapat menyebabkan radang selaput usus atau peritonitis. Pemeriksaan lebih lanjut justru menemukan adanya infeksi pada susunan saraf pusat dan sepsis.

Sepsis adalah kondisi yang sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak. Gejala sepsis pada anak-anak seringkali sulit dideteksi karena mirip dengan gejala penyakit lain yang umum terjadi pada anak-anak, seperti demam. "Perbedaan terbesar antara sepsis pada dewasa dan anak-anak adalah pengenalannya," kata Sarah Kandil, MD, seorang dokter perawatan intensif anak di Yale Medicine. "Banyak gejala yang kami temukan pada sepsis, seperti demam, mirip dengan penyakit lain pada anak-anak." Kesulitan dalam mendeteksi sepsis pada anak-anak dapat menyebabkan keterlambatan dalam penanganan, yang dapat berakibat fatal.

Sepsis biasanya disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam aliran darah. Bakteri ini dapat berasal dari berbagai sumber infeksi, seperti pneumonia (infeksi paru-paru) atau radang usus buntu. Anak-anak kecil, terutama yang berusia kurang dari satu bulan, anak-anak dengan defisiensi imun (kekurangan sistem kekebalan tubuh), anak-anak yang menjalani kemoterapi kanker, dan anak-anak dengan selang atau alat intravena (infus), memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena sepsis.

Apa Itu Sepsis? Jadi Penyebab Raya di Sukabumi Meninggal, Bukan Cacingan

Mengingat bahaya sepsis yang sangat serius, penting untuk memahami lebih dalam tentang kondisi ini, termasuk penyebab, gejala, faktor risiko, diagnosis, pengobatan, dan pencegahannya.

Penyebab Sepsis

Sepsis disebabkan oleh respons tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit. Bakteri adalah penyebab sepsis yang paling umum. Beberapa jenis infeksi yang sering menyebabkan sepsis meliputi:

  • Pneumonia (infeksi paru-paru)
  • Infeksi saluran kemih
  • Infeksi kulit
  • Infeksi usus
  • Meningitis (infeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang)

Infeksi-infeksi ini dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan memicu respons inflamasi yang berlebihan, yang menyebabkan sepsis.

Gejala Sepsis

Gejala sepsis dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan organ tubuh yang terkena. Beberapa gejala umum sepsis meliputi:

  • Demam tinggi atau suhu tubuh rendah
  • Menggigil
  • Detak jantung cepat
  • Napas cepat
  • Kebingungan atau disorientasi
  • Kulit lembap atau berkeringat
  • Ruam kulit
  • Penurunan produksi urine

Pada anak-anak, gejala sepsis mungkin lebih sulit dikenali. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai pada anak-anak meliputi:

  • Demam tinggi atau suhu tubuh rendah
  • Rewel atau sulit dibangunkan
  • Tidak mau makan atau minum
  • Napas cepat atau sulit
  • Ruam kulit
  • Kejang

Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala ini, segera cari pertolongan medis. Sepsis adalah kondisi yang serius dan membutuhkan penanganan segera.

Faktor Risiko Sepsis

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sepsis, antara lain:

  • Usia: Anak-anak kecil dan orang dewasa yang lebih tua lebih berisiko terkena sepsis.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti orang dengan HIV/AIDS, kanker, atau yang menjalani kemoterapi, lebih berisiko terkena sepsis.
  • Penyakit kronis: Orang dengan penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit paru-paru, atau penyakit ginjal, lebih berisiko terkena sepsis.
  • Luka bakar atau luka terbuka: Luka bakar atau luka terbuka dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri untuk masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.
  • Penggunaan alat medis invasif: Penggunaan alat medis invasif, seperti kateter urin atau selang intravena, dapat meningkatkan risiko infeksi dan sepsis.

Diagnosis Sepsis

Diagnosis sepsis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala klinis, hasil pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan laboratorium. Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu menegakkan diagnosis sepsis meliputi:

  • Pemeriksaan darah: Pemeriksaan darah dapat membantu mendeteksi adanya infeksi, seperti peningkatan jumlah sel darah putih atau adanya bakteri dalam darah.
  • Pemeriksaan urine: Pemeriksaan urine dapat membantu mendeteksi adanya infeksi saluran kemih.
  • Pemeriksaan kultur: Pemeriksaan kultur dapat membantu mengidentifikasi jenis bakteri, virus, jamur, atau parasit yang menyebabkan infeksi.
  • Pemeriksaan pencitraan: Pemeriksaan pencitraan, seperti rontgen atau CT scan, dapat membantu mendeteksi adanya infeksi di organ tubuh tertentu.

Pengobatan Sepsis

Pengobatan sepsis harus dilakukan sesegera mungkin. Pengobatan sepsis biasanya meliputi:

  • Antibiotik: Antibiotik digunakan untuk membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi.
  • Cairan intravena: Cairan intravena digunakan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang dan menjaga tekanan darah.
  • Oksigen: Oksigen diberikan untuk membantu pasien bernapas.
  • Obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah: Obat-obatan ini digunakan untuk meningkatkan tekanan darah jika tekanan darah pasien terlalu rendah.
  • Dukungan organ: Jika organ tubuh pasien mengalami kerusakan, mungkin diperlukan dukungan organ, seperti ventilator untuk membantu pernapasan atau dialisis untuk membantu fungsi ginjal.

Pencegahan Sepsis

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah sepsis, antara lain:

  • Vaksinasi: Vaksinasi dapat membantu mencegah infeksi yang dapat menyebabkan sepsis.
  • Kebersihan yang baik: Mencuci tangan secara teratur dapat membantu mencegah penyebaran infeksi.
  • Perawatan luka yang tepat: Merawat luka dengan benar dapat membantu mencegah infeksi.
  • Penggunaan antibiotik yang bijak: Menggunakan antibiotik hanya jika diperlukan dan sesuai dengan petunjuk dokter dapat membantu mencegah resistensi antibiotik.
  • Menjaga kesehatan secara umum: Menjaga kesehatan secara umum dengan makan makanan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mencegah infeksi.

Sepsis adalah kondisi medis yang sangat serius yang dapat mengancam jiwa. Penting untuk mengenali gejala sepsis dan segera mencari pertolongan medis jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala tersebut. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, sepsis dapat diobati dan dicegah. Kematian Raya di Sukabumi menjadi pengingat bagi kita semua tentang betapa berbahayanya sepsis, terutama bagi anak-anak. Meningkatkan kesadaran tentang sepsis dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dapat membantu menyelamatkan nyawa.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :