Apa yang Ada di Koordinat 0,0 di Bumi?

  • Maskobus
  • Aug 31, 2025

Pernahkah terlintas dalam benak kita, apa sebenarnya yang berada tepat di titik koordinat 0° lintang dan 0° bujur? Atau, bagaimana sistem koordinat ini pertama kali ditetapkan dan disepakati secara global? Jauh sebelum adanya kesepakatan mengenai sistem koordinat yang kita kenal sekarang, navigasi di Bumi merupakan sebuah tantangan yang kompleks dan seringkali menimbulkan kebingungan. Bayangkan saja, berbagai negara memiliki pandangan yang berbeda mengenai letak ‘Meridian Utama’, garis bujur yang ditetapkan sebagai titik 0°.

Pada masa lalu, Prancis menerbitkan peta dengan meridian utama yang melewati kota Paris. Sementara itu, di belahan dunia lain, China membuat peta dengan titik 0° yang melewati Beijing. Situasi ini tentu saja menjadi mimpi buruk bagi siapa pun yang berusaha untuk melakukan navigasi lintas negara atau bahkan lintas benua. Singkatnya, sebagian besar negara pada saat itu bersikeras bahwa Meridian Utama harus melewati wilayah mereka sendiri, menetapkannya pada titik 0° yang paling menguntungkan bagi kepentingan nasional masing-masing.

Namun, ketidakpastian dan kebingungan ini akhirnya menemukan titik terang pada Konferensi Meridian Internasional yang diadakan di Washington pada tahun 1884. Konferensi ini diselenggarakan oleh Presiden AS saat itu, Chester Arthur, dan dihadiri oleh para astronom dan perwakilan dari 25 negara yang memiliki kepentingan dalam navigasi dan pemetaan. Tujuan utama dari konferensi ini adalah untuk menentukan Meridian Utama universal, sebuah standar yang akan mengakhiri kebingungan dan memudahkan navigasi global.

Selama konferensi berlangsung, para peserta membahas berbagai opsi dan mempertimbangkan berbagai faktor. Salah satu argumen yang mengemuka adalah betapa mudahnya menggunakan Observatorium Kerajaan di Greenwich, London, sebagai Meridian Utama. Alasan utamanya adalah karena garis bujur yang melewati Greenwich hampir seluruhnya melintasi perairan, sehingga meminimalkan potensi konflik atau sengketa wilayah. Selain itu, Greenwich juga telah lama menjadi pusat penelitian astronomi dan navigasi, sehingga memiliki reputasi yang kuat di kalangan ilmuwan dan pelaut.

Akhirnya, setelah melalui perdebatan yang panjang dan pertimbangan yang matang, para peserta konferensi sepakat untuk menetapkan Greenwich sebagai Meridian Utama universal. Garis bujur yang melewati Greenwich kemudian ditetapkan sebagai garis bujur nol derajat, garis imajiner yang membentang dari kutub utara hingga kutub selatan, memisahkan belahan bumi timur dan barat.

Apa yang Ada di Koordinat 0,0 di Bumi?

Penetapan garis lintang 0 derajat, atau yang dikenal sebagai khatulistiwa, relatif kurang kontroversial dibandingkan dengan penetapan Meridian Utama. Meskipun demikian, pemahaman tentang khatulistiwa membutuhkan pengetahuan astronomi yang mendalam, karena garis ini merupakan garis imajiner yang mengelilingi Bumi pada jarak yang sama dari kedua kutub.

Lantas, apa sebenarnya yang berada di koordinat 0,0, titik pertemuan antara garis lintang 0 derajat (khatulistiwa) dan garis bujur 0 derajat (Meridian Utama)? Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Meridian Utama sebagian besar melintasi perairan. Demikian pula, koordinat 0,0 juga terletak di perairan, tepatnya di Teluk Guinea, sebuah wilayah di lepas pantai barat Afrika di Samudra Atlantik tropis bagian timur.

Namun, meskipun terletak di tengah lautan, koordinat 0,0 memiliki sesuatu yang menandainya. Pada peta digital, wilayah ini dikenal sebagai ‘Pulau Null’. Keberadaan ‘Pulau Null’ ini sebenarnya merupakan sebuah anomali yang menarik, yang muncul sebagai akibat dari proses digitalisasi peta.

Ketika peta didigitalkan menggunakan sistem informasi geografis (SIG), data alamat diubah menjadi koordinat. Proses ini, meskipun pada dasarnya sederhana, membutuhkan ketelitian dan akurasi yang tinggi. Namun, jika terjadi kesalahan dalam data, misalnya kesalahan ketik atau data yang tidak valid, maka akan muncul kesalahan yang tidak diinginkan berupa pulau fiktif pada koordinat 0,0.

Tim St. Onge, seorang ahli geografi dari Library of Congress, menjelaskan fenomena ini dalam sebuah postingan blog. Menurutnya, kesalahan ketik manusia, data yang tidak lengkap, atau bahkan gangguan pada geocoder (perangkat lunak yang mengubah alamat menjadi koordinat) dapat menyebabkan proses geocoding tidak berjalan mulus. Nama jalan yang salah eja, nomor bangunan yang tidak ada, atau keanehan lainnya dapat menghasilkan alamat yang tidak valid yang membingungkan geocoder, sehingga menghasilkan keluaran berupa koordinat ‘0,0’.

Meskipun keluaran ini jelas menunjukkan adanya kesalahan, karena ‘0,0’ sebenarnya adalah lokasi fisik di permukaan Bumi menurut sistem koordinat, fitur tersebut akan dipetakan di sana, betapapun tidak masuk akalnya lokasi tersebut. Akibatnya, kita mendapatkan ‘pulau data’ yang tidak sesuai dengan realitas geografis.

Pada suatu saat, area ini secara bercanda dikenal sebagai ‘Pulau Null’, dan keberadaannya menarik perhatian publik setelah para relawan geografi di Natural Earth menggambar pulau tersebut secara manual di peta domain publik mereka. Natural Earth mendeskripsikan ‘Pulau Null’ sebagai pulau fiktif seluas 1 meter persegi yang terletak di lepas pantai Afrika, tempat garis khatulistiwa dan meridian utama bersilangan.

Menurut Natural Earth, ‘Pulau Null’ berfungsi sebagai penanda yang berguna untuk mengidentifikasi kegagalan geocode yang diarahkan ke 0,0 oleh sebagian besar layanan pemetaan. Dengan kata lain, keberadaan ‘Pulau Null’ pada peta digital dapat menjadi indikasi adanya kesalahan dalam data atau proses geocoding.

Meskipun tidak banyak informasi yang tersedia tentang ‘Pulau Null’ di dunia non-digital, koordinat 0,0 sebenarnya merupakan lokasi dari sebuah pelampung tunggal yang dikenal sebagai Stasiun 13010 – Soul. Pelampung ini merupakan bagian dari sistem Prediction and Research Moored Array in the Atlantic (PIRATA), sebuah jaringan yang terdiri dari 17 pelampung yang tersebar di Samudra Atlantik.

Sistem PIRATA berfungsi untuk memantau berbagai faktor lingkungan, seperti suhu air, kelembapan udara, kecepatan angin, dan parameter oseanografi lainnya. Data yang dikumpulkan oleh pelampung-pelampung ini sangat penting untuk menginformasikan prakiraan cuaca dan model iklim, serta untuk memahami dinamika kompleks dari Samudra Atlantik dan pengaruhnya terhadap iklim global.

Dengan demikian, koordinat 0,0, yang seringkali dianggap sebagai titik yang tidak penting atau hanya sebagai penanda kesalahan pada peta digital, ternyata memiliki peran yang signifikan dalam dunia ilmiah dan pemantauan lingkungan. Keberadaan Stasiun 13010 – Soul di lokasi ini menunjukkan bahwa bahkan titik yang paling ‘kosong’ pun dapat memiliki nilai dan kontribusi yang besar bagi pemahaman kita tentang planet ini.

Jadi, lain kali ketika kita melihat koordinat 0,0 pada peta, kita tidak hanya melihat sebuah titik di tengah lautan. Kita juga melihat sebuah simbol dari sejarah navigasi, kerja sama internasional, dan pentingnya data yang akurat dalam era digital. Selain itu, kita juga melihat sebuah pengingat bahwa bahkan di tempat yang paling terpencil dan tampaknya tidak penting sekalipun, terdapat aktivitas ilmiah yang berkelanjutan yang berkontribusi pada pemahaman kita tentang Bumi dan iklimnya.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :