Ayah Punya Rp 7.974 Triliun, Anaknya Tak Sudi Minta Uang.

  • Maskobus
  • Sep 22, 2025

Vivian Wilson, putri sulung dari miliarder Elon Musk, pemilik SpaceX dan Tesla, memilih jalur hidup yang mandiri dan menolak memanfaatkan kekayaan ayahnya yang mencapai USD 480 miliar atau sekitar Rp 7.974 triliun. Pernyataan ini diungkapkannya dalam acara Teen Vogue 2025 Summit, di mana ia menekankan bahwa dirinya menghasilkan uang sendiri dan tidak menerima bantuan finansial dari sang ayah. Keputusan ini menarik perhatian publik, mengingat status Musk sebagai salah satu orang terkaya di dunia dan anggapan umum bahwa anak-anak dari keluarga kaya raya hidup dalam kemewahan yang serba berkecukupan.

Vivian, yang kini berusia 21 tahun, tampaknya memiliki pandangan yang berbeda. Ia ingin membuktikan bahwa dirinya mampu meraih kesuksesan dengan usaha sendiri, tanpa bergantung pada warisan atau kekayaan orang tuanya. Sikap ini mencerminkan nilai-nilai kemandirian dan kerja keras yang mungkin ditanamkan oleh ibunya, Justine Wilson, mantan istri Elon Musk. Meskipun ibunya juga tergolong berada, Vivian menegaskan bahwa kekayaan ayahnya jauh melampaui bayangan dan ia tidak ingin diasosiasikan dengan hal tersebut.

Sebelumnya, Vivian sempat mengklarifikasi bahwa ia tidak memiliki banyak uang seperti yang dipikirkan orang. Ia menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki ratusan ribu dolar, membantah anggapan bahwa ia hidup bergelimang harta. Hal ini menunjukkan bahwa Vivian memiliki kesadaran diri yang tinggi dan tidak ingin menyombongkan diri dengan kekayaan yang sebenarnya bukan miliknya.

Hubungan antara Vivian dan Elon Musk memang diketahui kurang harmonis. Vivian bahkan telah mengganti namanya secara hukum dan tidak lagi menggunakan nama belakang Musk. Ia juga secara terbuka menyatakan ketidaksukaannya terhadap sang ayah dan tidak ingin dikaitkan dengannya. Keretakan hubungan ini diduga dipicu oleh perbedaan pandangan dan nilai-nilai, terutama setelah Vivian mengaku sebagai transgender pada tahun 2022.

Elon Musk sendiri pernah mengungkapkan bahwa ia merasa anaknya telah "dibunuh" oleh "virus pikiran woke". Pernyataan ini menunjukkan adanya perbedaan ideologi yang signifikan antara ayah dan anak, yang semakin memperburuk hubungan mereka. Vivian juga pernah menggambarkan ayahnya sebagai sosok yang cepat marah, tidak peduli, dan narsis. Pernyataan-pernyataan ini mencerminkan luka emosional yang mendalam dan ketidakmampuan untuk menjalin komunikasi yang sehat antara ayah dan anak.

Ayah Punya Rp 7.974 Triliun, Anaknya Tak Sudi Minta Uang.

Terlepas dari konflik dengan ayahnya, Vivian tampak fokus pada pengembangan diri dan mengejar impiannya. Ia bercita-cita menjadi model dan penerjemah, profesi yang tampaknya sesuai dengan minat dan bakatnya. Ia juga mendaftar di community college, menunjukkan bahwa ia menghargai pendidikan dan ingin meningkatkan pengetahuannya. Vivian menyadari bahwa kuliah membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan ia tidak memiliki warisan yang bisa diandalkan. Oleh karena itu, ia harus bekerja keras dan mandiri secara finansial untuk mencapai tujuannya.

Vivian memiliki pandangan hidup yang sederhana dan realistis. Ia tidak berambisi untuk menjadi super kaya, tetapi merasa cukup bahagia dengan apa yang dimilikinya saat ini. Ia mampu membeli makanan, memiliki teman, tempat tinggal, dan sedikit uang saku. Ia menyadari bahwa dirinya jauh lebih beruntung daripada kebanyakan orang seusianya di Los Angeles, dan ia bersyukur atas hal tersebut. Sikap ini mencerminkan nilai-nilai kesederhanaan, kepedulian, dan rasa syukur yang mungkin telah ditanamkan oleh ibunya.

Keputusan Vivian untuk hidup mandiri dan menolak kekayaan ayahnya adalah sebuah pilihan yang berani dan inspiratif. Ia menunjukkan bahwa kebahagiaan dan kesuksesan tidak selalu diukur dengan materi, tetapi juga dengan kemandirian, kerja keras, dan hubungan yang sehat. Kisah Vivian menjadi contoh bagi generasi muda untuk tidak bergantung pada orang lain dan berani mengejar impian mereka dengan usaha sendiri.

Kisah Vivian juga menyoroti kompleksitas hubungan keluarga, terutama ketika melibatkan kekayaan dan perbedaan pandangan. Meskipun Elon Musk adalah seorang tokoh yang sukses dan berpengaruh, ia tidak mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan putrinya. Hal ini menunjukkan bahwa uang dan kekuasaan tidak menjamin kebahagiaan dan kedamaian dalam keluarga.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki hak untuk memilih jalan hidupnya sendiri, terlepas dari latar belakang keluarga atau ekspektasi sosial. Vivian telah memilih untuk hidup mandiri dan mengejar impiannya dengan usaha sendiri, dan kita harus menghormati keputusannya. Kisahnya adalah pengingat bahwa kebahagiaan sejati dapat ditemukan dalam kemandirian, kerja keras, dan hubungan yang bermakna.

Vivian Wilson telah menunjukkan bahwa ia adalah individu yang kuat, mandiri, dan memiliki prinsip. Ia tidak terpengaruh oleh kekayaan dan ketenaran ayahnya, dan ia bertekad untuk meraih kesuksesan dengan cara yang benar. Kisahnya adalah inspirasi bagi kita semua untuk berani menjadi diri sendiri dan mengejar impian kita, terlepas dari rintangan yang menghadang.

Meskipun hubungan Vivian dengan ayahnya masih tegang, kita berharap bahwa suatu hari mereka dapat menemukan jalan untuk berdamai dan menjalin hubungan yang lebih baik. Bagaimanapun, keluarga adalah hal yang penting, dan tidak ada yang lebih berharga daripada cinta dan dukungan dari orang-orang terdekat.

Kisah Vivian Wilson adalah sebuah cerita yang kompleks dan menyentuh, yang mengajarkan kita tentang kemandirian, keberanian, dan pentingnya hubungan keluarga. Ia adalah contoh bagi generasi muda untuk tidak takut menjadi diri sendiri dan mengejar impian mereka dengan usaha sendiri. Semoga kisahnya dapat menginspirasi kita semua untuk hidup lebih bermakna dan memberikan yang terbaik bagi dunia.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :