Bea Cukai Soetta Sebut Hoaks WNA Kehilangan 5.000 Dolar Saat Pemeriksaan

  • Maskobus
  • Aug 22, 2025

Kantor Pelayanan Utama (KPU) Tipe C Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dengan tegas membantah klaim seorang warga negara asing (WNA) yang mengaku kehilangan uang sebesar 5.000 dolar AS saat menjalani pemeriksaan di kantor Bea Cukai Soetta. Bantahan ini disampaikan langsung oleh Kepala KPU Tipe C Bea Cukai Soekarno-Hatta, Gatot Sugeng Wibowo, yang menyatakan bahwa pengakuan tersebut adalah berita bohong atau hoaks.

"Sebenarnya itu hoaks saja, karena tidak ada faktanya di lapangan. Hasil penyelidikan dari CCTV maupun pemeriksaan beberapa saksi tidak ada uang yang hilang," ujar Gatot Sugeng Wibowo kepada awak media di Tangerang, Kamis (21/8). Penegasan ini sekaligus merespons video viral yang beredar di media sosial, di mana seorang pria yang mengaku sebagai WNA mengeluhkan kehilangan sejumlah uang saat proses pemeriksaan di Bea Cukai Soetta.

Gatot menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan investigasi mendalam terkait klaim tersebut. Pemeriksaan dilakukan dengan meninjau rekaman kamera pengawas (CCTV) yang terpasang di area pemeriksaan Bea Cukai, serta melakukan wawancara dengan sejumlah saksi yang berada di lokasi kejadian. Hasilnya, tidak ditemukan bukti yang mendukung klaim WNA tersebut.

Untuk menindaklanjuti kasus ini, Bea Cukai Soetta juga telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, khususnya Polres Bandara Soetta. Koordinasi ini dilakukan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut dan mendalami kebenaran dari pengakuan WNA tersebut.

Bea Cukai Soetta Sebut Hoaks WNA Kehilangan 5.000 Dolar Saat Pemeriksaan

"Sudah kami laporkan, kami laporkan ke Polresta Bandara Soetta untuk mendalami kasus ini apakah statement dari penumpang tersebut benar apa tidak. Karena akan dicocokkan dengan fakta di lapangan, mengingat setelah diperiksa dan dicek CCTV tidak benar. Sehingga, pernyataan itu menurut saya perlu kita dalami lagi," imbuh Gatot.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kepatuhan Internal dan Layanan Informasi Bea Cukai Bandara Soetta, Hanif Adnan Zunanto, memberikan klarifikasi lebih lanjut mengenai identitas WNA yang bersangkutan. Menurut Hanif, penumpang yang mengaku kehilangan uang tersebut berinisial MS dan bukan merupakan warga negara Amerika Serikat seperti yang ramai diberitakan di media sosial.

"Ia bukan WN Amerika, melainkan pemegang paspor Kamerun. Dengan demikian tuduhan kehilangan tidak benar, dan permasalahan telah diselesaikan serta diterima dengan baik oleh yang bersangkutan," tegas Hanif.

Hanif menambahkan bahwa pihak Bea Cukai Soetta telah melakukan komunikasi dan klarifikasi dengan MS terkait permasalahan ini. Setelah diberikan penjelasan dan ditunjukkan bukti-bukti yang ada, MS akhirnya memahami situasi yang sebenarnya dan menerima penyelesaian yang ditawarkan oleh pihak Bea Cukai.

Kasus ini bermula dari sebuah video yang viral di media sosial, di mana seorang pria yang mengaku sebagai WNA menceritakan pengalamannya saat menjalani pemeriksaan di Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta. Dalam video tersebut, pria tersebut mengklaim bahwa dirinya kehilangan uang sebesar 5.000 dolar AS di dalam dompetnya saat ditinggal ke toilet.

Pria tersebut juga mengaku telah meminta petugas Bea Cukai untuk memeriksa rekaman CCTV guna mencari tahu penyebab hilangnya uang tersebut. Namun, permintaannya ditolak. Akibatnya, pria tersebut merasa kecewa dan memutuskan untuk menunggu di ruangan pemeriksaan hingga mendapatkan klarifikasi dan bukti atas hilangnya uangnya.

Video tersebut kemudian menjadi viral dan menimbulkan berbagai reaksi dari warganet. Sebagian warganet выражают simpati kepada WNA tersebut dan mengecam tindakan petugas Bea Cukai yang dianggap tidak responsif. Namun, sebagian lainnya meragukan kebenaran cerita tersebut dan meminta pihak Bea Cukai untuk memberikan klarifikasi.

Menanggapi video yang viral tersebut, pihak Bea Cukai Soetta langsung melakukan investigasi dan memberikan klarifikasi bahwa klaim WNA tersebut tidak benar. Bea Cukai juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar di media sosial sebelum memverifikasi kebenarannya.

Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, baik bagi petugas Bea Cukai maupun bagi masyarakat umum. Petugas Bea Cukai harus selalu bertindak profesional dan transparan dalam menjalankan tugasnya, serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Sementara itu, masyarakat juga harus lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi, serta selalu memverifikasi kebenarannya sebelum mempercayainya.

Selain itu, kasus ini juga menyoroti pentingnya pengawasan dan peningkatan kualitas pelayanan di lingkungan Bea Cukai. Pihak Bea Cukai perlu terus berupaya untuk meningkatkan sistem pengawasan dan keamanan di area pemeriksaan, serta memberikan pelatihan yang memadai kepada petugas agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan profesional kepada masyarakat.

Dengan adanya kejadian ini, diharapkan pihak Bea Cukai dapat mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan agar kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari. Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat lebih memahami peran dan fungsi Bea Cukai dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah perbatasan negara.

Kasus ini juga menjadi momentum bagi pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap WNA yang bersangkutan. Jika terbukti bahwa WNA tersebut sengaja membuat laporan palsu atau menyebarkan berita bohong, maka pihak kepolisian dapat menjeratnya dengan pasal yang sesuai dengan hukum yang berlaku.

Tindakan tegas perlu diambil terhadap pelaku penyebaran berita bohong atau hoaks, karena dapat menimbulkan keresahan dan kegaduhan di masyarakat. Selain itu, tindakan tersebut juga dapat merusak citra dan reputasi instansi pemerintah, seperti Bea Cukai.

Oleh karena itu, pihak kepolisian perlu bertindak cepat dan profesional dalam menangani kasus ini, serta memberikan sanksi yang setimpal kepada pelaku jika terbukti bersalah. Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelaku dan mencegah terjadinya kasus serupa di kemudian hari.

Kasus ini juga menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Media sosial dapat menjadi sarana yang efektif untuk menyampaikan informasi dan berbagi pengalaman, namun juga dapat menjadi sarana untuk menyebarkan berita bohong atau hoaks.

Oleh karena itu, masyarakat perlu lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi di media sosial. Selalu verifikasi kebenaran informasi sebelum mempercayainya, dan jangan mudah terprovokasi oleh berita yang belum jelas kebenarannya.

Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta lingkungan media sosial yang lebih sehat dan informatif, serta terhindar dari penyebaran berita bohong atau hoaks yang dapat merugikan masyarakat.

Kasus ini juga menjadi momentum bagi pemerintah untuk meningkatkan literasi media di kalangan masyarakat. Pemerintah perlu memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai cara membedakan berita yang benar dan berita yang bohong, serta cara menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab.

Dengan meningkatkan literasi media, diharapkan masyarakat dapat lebih cerdas dan kritis dalam menerima dan menyebarkan informasi, serta terhindar dari penyebaran berita bohong atau hoaks yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Kasus ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan kebenaran. Kejujuran dan kebenaran merupakan landasan utama dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.

Oleh karena itu, mari kita selalu berusaha untuk berkata jujur dan bertindak benar dalam setiap aspek kehidupan. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik dan harmonis bagi semua.

Kasus ini merupakan contoh nyata dari bagaimana berita bohong atau hoaks dapat menyebar dengan cepat dan menimbulkan berbagai dampak negatif. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama memerangi penyebaran berita bohong atau hoaks, serta selalu berusaha untuk mencari dan menyebarkan kebenaran.

Dengan demikian, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih cerdas, kritis, dan informatif, serta terhindar dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan oleh berita bohong atau hoaks.

Kasus ini juga menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu berpikir positif dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya. Mari kita selalu berusaha untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang positif, serta tidak mudah percaya dengan berita yang belum terverifikasi.

Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih damai dan harmonis, serta terhindar dari berbagai konflik dan perselisihan yang ditimbulkan oleh informasi yang salah atau tidak benar.

Kasus ini merupakan bagian dari dinamika kehidupan yang selalu penuh dengan tantangan dan ujian. Mari kita hadapi setiap tantangan dan ujian dengan tegar dan sabar, serta selalu berusaha untuk belajar dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Dengan demikian, kita dapat meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup, serta memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :