Begini Prosedur Tes DNA yang Buktikan RK Bukan Ayah Biologis Anak Lisa Mariana

  • Maskobus
  • Aug 20, 2025

Jakarta – Publik baru saja dikejutkan dengan pengumuman hasil tes DNA yang melibatkan Ridwan Kamil (RK), Lisa Mariana, dan seorang anak perempuan bernama CA. Pengumuman yang disampaikan oleh Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri secara resmi menyatakan bahwa tidak ditemukan adanya kecocokan DNA antara Ridwan Kamil dan CA, sehingga membantah klaim yang sebelumnya beredar mengenai status ayah biologis.

Brigjen Sumy Hastry Purwanti, Karo Labdokkes Pusdokkes Polri, menyampaikan pernyataan resmi di Mabes Polri, Jakarta, pada Rabu, 20 Agustus 2025. "Dari hasil analisis dari seluruh profil DNA yang diperoleh, maka telah dibuktikan secara ilmiah bahwa secara genetik, CA adalah anak biologis Lisa Mariana, bukan anak biologis Ridwan Kamil," tegasnya. Pernyataan ini sekaligus mengakhiri spekulasi dan keraguan yang berkembang di masyarakat.

Proses tes DNA ini sendiri, dijelaskan oleh Brigjen Sumy Hastry, diawali dengan pengajuan permohonan tes DNA oleh pihak Lisa Mariana pada tanggal 31 Juli 2025. Menindaklanjuti permohonan tersebut, pihak kepolisian kemudian mengambil langkah-langkah yang diperlukan, termasuk pengumpulan sampel DNA dari ketiga pihak yang terlibat. Pada tanggal 7 Agustus 2025, enam barang bukti berupa sampel DNA berhasil dikumpulkan dari Lisa Mariana, Ridwan Kamil, dan CA.

Jenis sampel yang diambil terdiri dari dua kategori, yaitu buccal swab dan sampel darah. Masing-masing pihak menyumbangkan tiga buccal swab dan tiga sampel darah. Buccal swab adalah metode pengambilan sampel DNA dengan cara mengusap bagian dalam pipi menggunakan alat khusus. Metode ini dinilai praktis dan tidak invasif, sehingga sering digunakan dalam tes DNA. Sementara itu, sampel darah juga merupakan sumber DNA yang akurat dan sering digunakan dalam pemeriksaan forensik.

Setelah pengumpulan sampel, proses pemeriksaan DNA dilakukan secara intensif mulai tanggal 8 Agustus hingga 12 Agustus 2025. Proses ini melibatkan serangkaian tahapan yang kompleks dan membutuhkan peralatan laboratorium yang canggih.

Begini Prosedur Tes DNA yang Buktikan RK Bukan Ayah Biologis Anak Lisa Mariana

Adapun tahapan-tahapan pemeriksaan DNA yang dilakukan meliputi:

  1. Eksaminasi Barang Bukti Sampel DNA: Tahap awal ini melibatkan pemeriksaan fisik terhadap sampel DNA yang telah dikumpulkan. Tujuannya adalah untuk memastikan kondisi sampel dalam keadaan baik dan layak untuk diproses lebih lanjut. Pemeriksaan ini juga meliputi identifikasi dan pemberian label pada masing-masing sampel untuk menghindari tertukarnya sampel selama proses pemeriksaan.

  2. Ekstraksi DNA: Tahap ini merupakan proses pemisahan DNA dari sel-sel yang terdapat dalam sampel. Ekstraksi DNA dilakukan dengan menggunakan metode kimiawi atau mekanis untuk memecah sel dan memisahkan DNA dari komponen sel lainnya, seperti protein dan lemak. Hasil dari proses ini adalah DNA murni yang siap untuk dianalisis.

  3. Kuantifikasi DNA: Setelah DNA berhasil diekstraksi, tahap selanjutnya adalah kuantifikasi DNA. Kuantifikasi DNA bertujuan untuk mengukur jumlah DNA yang berhasil diekstraksi. Pengukuran ini penting untuk memastikan bahwa jumlah DNA yang digunakan dalam proses selanjutnya mencukupi dan menghasilkan hasil yang akurat.

  4. Amplifikasi DNA: Amplifikasi DNA adalah proses penggandaan jumlah DNA. Proses ini dilakukan dengan menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). PCR memungkinkan para ilmuwan untuk memperbanyak fragmen DNA tertentu secara eksponensial, sehingga jumlah DNA yang tersedia mencukupi untuk analisis lebih lanjut.

  5. DNA Typing dengan Capillary Electrophoresis: Tahap ini merupakan inti dari proses analisis DNA. DNA typing bertujuan untuk mengidentifikasi profil DNA seseorang dengan menganalisis variasi genetik yang terdapat dalam DNA-nya. Variasi genetik ini disebut sebagai Short Tandem Repeats (STRs), yaitu urutan DNA pendek yang berulang-ulang di lokasi tertentu dalam genom. Setiap individu memiliki jumlah pengulangan STR yang berbeda-beda, sehingga menghasilkan profil DNA yang unik. Capillary Electrophoresis adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan fragmen DNA berdasarkan ukurannya. Teknik ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengidentifikasi jumlah pengulangan STR pada setiap lokasi yang diperiksa.

  6. Analisis Profil DNA: Setelah DNA berhasil di-typing, tahap selanjutnya adalah analisis profil DNA. Analisis ini melibatkan perbandingan profil DNA dari individu yang berbeda untuk menentukan tingkat kecocokan genetik di antara mereka. Dalam kasus ini, profil DNA CA dibandingkan dengan profil DNA Lisa Mariana dan Ridwan Kamil untuk menentukan apakah ada hubungan biologis di antara mereka.

  7. Pembuatan Surat Hasil Pemeriksaan DNA: Tahap terakhir adalah pembuatan surat hasil pemeriksaan DNA. Surat ini berisi informasi lengkap mengenai proses pemeriksaan DNA yang telah dilakukan, hasil analisis profil DNA, dan kesimpulan mengenai hubungan biologis di antara individu yang diperiksa. Surat ini ditandatangani oleh ahli forensik yang bertanggung jawab atas pemeriksaan DNA dan memiliki kekuatan hukum sebagai bukti ilmiah.

Hasil pemeriksaan DNA menunjukkan bahwa separuh profil DNA CA cocok dengan profil DNA Lisa Mariana. Hal ini sesuai dengan prinsip pewarisan genetik, di mana seorang anak mewarisi separuh DNA-nya dari ibu kandungnya. Namun, separuh profil DNA CA lainnya tidak cocok dengan profil DNA Ridwan Kamil. Fakta ini menunjukkan bahwa Ridwan Kamil bukanlah ayah biologis dari CA.

Untuk memperjelas interpretasi hasil tes DNA, Brigjen Sumy Hastry mengutip informasi dari Cleveland Clinic mengenai ‘probabilitas paternas’. Hasil tes DNA mencantumkan ‘probabilitas paternas’ dengan dua kemungkinan nilai, yaitu 0 atau 99,9. Hasil 0 mengindikasikan tidak adanya kecocokan genetik antara ayah yang diuji dengan anak, yang berarti mereka bukan orang tua kandung. Sebaliknya, hasil 99,9 mengindikasikan bahwa ayah yang diuji kemungkinan besar merupakan orang tua biologis dari anak tersebut. Dalam kasus ini, hasil tes DNA menunjukkan probabilitas paternas 0 antara Ridwan Kamil dan CA, yang semakin memperkuat kesimpulan bahwa Ridwan Kamil bukanlah ayah biologis dari CA.

Dr. Ade Firmansyah, spesialis forensik dari RSCM, memberikan penjelasan tambahan mengenai tingkat akurasi tes DNA. Menurutnya, tingkat akurasi tes DNA sangat tergantung pada jumlah lokasi yang diperiksa dan pembandingnya. "Apabila dibandingkan dengan kedua orang tua maka pemeriksaan DNA dapat mencapai hingga 99,999999 persen. Persentase akurasi akan turun apabila dibandingkan dengan salah satu orang tua atau saudara," ungkapnya. Dalam kasus ini, tes DNA dilakukan dengan membandingkan profil DNA CA dengan profil DNA kedua orang tuanya, sehingga tingkat akurasinya sangat tinggi.

Kasus ini menjadi pelajaran penting mengenai pentingnya tes DNA dalam menentukan hubungan biologis dan menyelesaikan sengketa hukum. Tes DNA merupakan metode ilmiah yang akurat dan dapat diandalkan untuk membuktikan atau membantah klaim mengenai status ayah biologis. Hasil tes DNA dapat digunakan sebagai bukti hukum yang kuat di pengadilan dan dapat membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hak waris, tunjangan anak, dan lain-lain.

Selain itu, kasus ini juga menyoroti pentingnya menjaga privasi dan etika dalam penyebaran informasi pribadi. Spekulasi dan gosip yang beredar di masyarakat dapat menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak yang terlibat, terutama anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk berhati-hati dalam menyebarkan informasi dan menghormati privasi orang lain.

Dengan diumumkannya hasil tes DNA ini, diharapkan semua pihak dapat menerima dan menghormati keputusan tersebut. Kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua mengenai pentingnya kejujuran, tanggung jawab, dan menjaga nama baik diri sendiri dan keluarga.

Pusdokkes Polri telah menjalankan tugasnya secara profesional dan transparan dalam melakukan tes DNA ini. Hasil tes DNA yang telah diumumkan diharapkan dapat mengakhiri spekulasi dan memberikan kepastian hukum bagi semua pihak yang terlibat.

Kasus ini ditangani oleh tim ahli forensik yang berpengalaman dan menggunakan peralatan laboratorium yang canggih. Proses pemeriksaan DNA dilakukan secara cermat dan teliti untuk memastikan hasil yang akurat dan dapat diandalkan.

Pihak kepolisian juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya pada berita-berita yang tidak jelas sumbernya dan selalu melakukan verifikasi informasi sebelum menyebarkannya.

Kasus ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan berbicara, serta selalu mengedepankan etika dan moral dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan berakhirnya kasus ini, diharapkan semua pihak dapat melanjutkan hidup dengan tenang dan damai. Semoga kasus ini dapat menjadi titik balik bagi semua pihak yang terlibat untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab.

(avk/kna)

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :