Berebut Lelang Frekuensi 1,4 GHz Mulai Telkom, Sinar Mas, hingga Anak Usaha WIFI.

  • Maskobus
  • Aug 20, 2025

Persaingan ketat diprediksi akan mewarnai lelang frekuensi 1,4 GHz setelah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengumumkan tujuh perusahaan telekomunikasi yang telah mengambil akun e-auction. Langkah ini menandai dimulainya proses perebutan blok kosong yang sangat strategis untuk pengembangan layanan akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access/BWA).

Ketujuh perusahaan yang menunjukkan minat serius dalam lelang ini adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT XL Axiata Tbk (dikenal sebagai XLSMART Telecom Sejahtera), PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison), PT Telemedia Komunikasi Pratama, PT Netciti Persada, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), dan PT Eka Mas Republik.

Pengumuman ini didasarkan pada waktu pengambilan akun e-Auction yang dilakukan pada 11-13 Agustus 2024. Namun, perlu dicatat bahwa status ketujuh perusahaan tersebut belum final sebagai calon peserta seleksi. Mereka diwajibkan untuk mengikuti tahapan selanjutnya, yaitu mengunduh dokumen seleksi melalui sistem e-Auction pada 11 Agustus hingga 20 Agustus 2025.

Kominfo menegaskan bahwa "penyelenggara telekomunikasi yang telah mengunduh dokumen seleksi selanjutnya disebut calon peserta seleksi." Ini berarti, hanya perusahaan yang menyelesaikan proses pengunduhan dokumen yang akan resmi menjadi peserta dalam lelang frekuensi 1,4 GHz.

Sebagai bagian dari proses seleksi, calon peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tertulis mengenai isi Dokumen Seleksi. Pertanyaan tersebut harus disampaikan melalui surat resmi yang ditandatangani oleh Direktur Utama atau Direktur yang memiliki kewenangan berdasarkan anggaran dasar perusahaan. Langkah ini penting untuk memastikan transparansi dan kejelasan dalam proses lelang.

Berebut Lelang Frekuensi 1,4 GHz Mulai Telkom, Sinar Mas, hingga Anak Usaha WIFI.

Lelang frekuensi 1,4 GHz menjadi sangat menarik karena alokasi frekuensi ini akan digunakan untuk layanan akses nirkabel pita lebar (BWA). Kominfo mengalokasikan lebar pita 80 MHz di rentang pita 1423-1512 MHz. Spektrum ini dibagi ke dalam tiga regional yang terdiri dari 15 zona.

Penting untuk dicatat bahwa penggunaan frekuensi ini akan diberikan dalam bentuk Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) kepada penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched dengan wilayah layanan berdasarkan regional. Ini berarti, perusahaan yang memenangkan lelang harus memiliki kapabilitas untuk membangun dan mengoperasikan jaringan tetap lokal yang modern dan efisien.

Profil Singkat Perusahaan Peserta Lelang:

Keikutsertaan berbagai jenis perusahaan dalam lelang ini menunjukkan betapa strategisnya frekuensi 1,4 GHz bagi perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia. Berikut adalah profil singkat dari masing-masing perusahaan:

  1. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom): Sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkom memiliki cakupan layanan yang luas, mulai dari fixed line, mobile, hingga layanan data dan internet. Keikutsertaan Telkom dalam lelang ini menunjukkan komitmen mereka untuk terus mengembangkan layanan broadband dan memperluas jangkauan jaringan. Dengan infrastruktur yang sudah mapan dan pengalaman yang panjang, Telkom memiliki potensi besar untuk memenangkan lelang dan memanfaatkan frekuensi 1,4 GHz untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan.

  2. PT XL Axiata Tbk (XLSMART Telecom Sejahtera): XL Axiata merupakan salah satu operator seluler terbesar di Indonesia. Dengan jutaan pelanggan di seluruh Indonesia, XL Axiata terus berinvestasi dalam pengembangan jaringan dan layanan. Keikutsertaan XL Axiata dalam lelang ini menunjukkan ambisi mereka untuk memperkuat posisi di pasar broadband dan menawarkan layanan yang lebih inovatif kepada pelanggan. XL Axiata memiliki rekam jejak yang baik dalam mengadopsi teknologi baru dan memanfaatkan spektrum frekuensi secara efisien.

  3. PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison): Setelah merger dengan Hutchison, Indosat Ooredoo Hutchison menjadi salah satu kekuatan baru di industri telekomunikasi Indonesia. Dengan basis pelanggan yang besar dan jaringan yang terus berkembang, Indosat Ooredoo Hutchison memiliki potensi untuk menjadi pemain utama dalam layanan broadband. Keikutsertaan mereka dalam lelang frekuensi 1,4 GHz menunjukkan komitmen untuk memperluas jangkauan jaringan dan meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan.

  4. PT Telemedia Komunikasi Pratama: Perusahaan ini merupakan anak usaha dari PT Solusi Sinergi Digital Tbk (Surge/WIFI), yang fokus pada penyediaan layanan Wi-Fi publik. Keikutsertaan Telemedia Komunikasi Pratama dalam lelang ini menunjukkan ambisi mereka untuk memperluas bisnis ke segmen yang lebih luas, termasuk layanan broadband berbasis frekuensi. Dengan pengalaman dalam mengelola jaringan Wi-Fi yang luas, Telemedia Komunikasi Pratama memiliki potensi untuk memanfaatkan frekuensi 1,4 GHz untuk mengembangkan layanan yang inovatif dan terjangkau.

  5. PT Netciti Persada: Netciti Persada adalah perusahaan yang menyediakan jaringan fiber to the home (FTTH). Keikutsertaan mereka dalam lelang frekuensi 1,4 GHz menunjukkan bahwa mereka melihat potensi sinergi antara jaringan fiber optik dan layanan broadband nirkabel. Dengan menggabungkan kedua teknologi ini, Netciti Persada dapat menawarkan solusi yang lebih komprehensif kepada pelanggan, termasuk layanan internet berkecepatan tinggi dan layanan lainnya yang berbasis data.

  6. PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel): Sebagai anak perusahaan Telkom, Telkomsel merupakan operator seluler terbesar di Indonesia dengan jumlah pelanggan yang sangat besar. Keikutsertaan Telkomsel dalam lelang ini menunjukkan komitmen mereka untuk terus menjadi pemimpin pasar dalam layanan seluler dan broadband. Dengan jaringan yang luas dan teknologi yang canggih, Telkomsel memiliki potensi besar untuk memanfaatkan frekuensi 1,4 GHz untuk meningkatkan kapasitas jaringan dan menawarkan layanan yang lebih baik kepada pelanggan.

  7. PT Eka Mas Republik (MyRepublic): Dikenal dengan merek MyRepublic, perusahaan ini merupakan penyedia layanan internet fiber dan TV berlangganan yang merupakan bagian dari Sinar Mas Group. Keikutsertaan PT Eka Mas Republik dalam lelang ini menunjukkan bahwa mereka ingin memperluas jangkauan layanan dan menawarkan solusi yang lebih lengkap kepada pelanggan. Dengan pengalaman dalam menyediakan layanan internet fiber, PT Eka Mas Republik memiliki potensi untuk memanfaatkan frekuensi 1,4 GHz untuk mengembangkan layanan broadband nirkabel yang inovatif dan terjangkau.

Implikasi Lelang Frekuensi 1,4 GHz:

Lelang frekuensi 1,4 GHz memiliki implikasi yang signifikan bagi perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia. Alokasi frekuensi ini akan memungkinkan operator untuk meningkatkan kapasitas jaringan, memperluas jangkauan layanan, dan menawarkan layanan broadband yang lebih cepat dan andal kepada pelanggan.

Selain itu, lelang ini juga akan mendorong persaingan yang sehat di pasar telekomunikasi. Dengan semakin banyaknya operator yang menawarkan layanan broadband, konsumen akan memiliki lebih banyak pilihan dan harga yang lebih kompetitif.

Pemerintah berharap bahwa lelang frekuensi 1,4 GHz akan berkontribusi pada peningkatan penetrasi broadband di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Dengan akses internet yang lebih baik, masyarakat akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengakses informasi, berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup.

Tantangan dan Peluang:

Meskipun lelang frekuensi 1,4 GHz menawarkan peluang yang besar bagi operator telekomunikasi, ada juga tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah investasi yang besar yang dibutuhkan untuk membangun dan mengoperasikan jaringan broadband berbasis frekuensi 1,4 GHz.

Selain itu, operator juga perlu menghadapi persaingan yang ketat dari operator lain yang sudah mapan di pasar. Untuk berhasil, operator perlu memiliki strategi yang jelas dan inovatif, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar.

Namun, dengan mengatasi tantangan tersebut, operator telekomunikasi dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh lelang frekuensi 1,4 GHz untuk mengembangkan bisnis, meningkatkan kualitas layanan, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

Kesimpulan:

Lelang frekuensi 1,4 GHz merupakan momen penting bagi perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia. Persaingan yang ketat antara berbagai perusahaan telekomunikasi menunjukkan betapa strategisnya frekuensi ini bagi pengembangan layanan broadband.

Pemerintah berharap bahwa lelang ini akan berkontribusi pada peningkatan penetrasi broadband di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Dengan akses internet yang lebih baik, masyarakat akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengakses informasi, berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup.

Operator telekomunikasi yang berhasil memenangkan lelang ini akan memiliki peluang besar untuk mengembangkan bisnis, meningkatkan kualitas layanan, dan menjadi pemimpin pasar dalam layanan broadband. Namun, mereka juga perlu menghadapi tantangan yang ada dan memiliki strategi yang jelas dan inovatif untuk berhasil di pasar yang kompetitif.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :