Berkaca dari Kasus di Sukabumi, Mengapa Cacingan Picu Kematian? Ini Kata IDAI

  • Maskobus
  • Aug 22, 2025

Kecacingan, sebuah istilah yang mungkin terdengar sepele bagi sebagian orang, menyimpan potensi bahaya yang jauh lebih besar dari yang dibayangkan. Penyakit yang seringkali dianggap sebagai masalah kesehatan ringan ini, ternyata mampu memberikan dampak signifikan terhadap tumbuh kembang anak, bahkan dalam kasus ekstrem, dapat menjadi faktor yang memperburuk kondisi kesehatan hingga berujung pada kematian. Kasus tragis yang terjadi di Sukabumi baru-baru ini menjadi pengingat yang pahit tentang pentingnya kesadaran dan penanganan yang tepat terhadap penyakit kecacingan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI, dr. Riyadi, SpA, Subs IPT(K), MKes, menekankan bahwa kecacingan tidak boleh diabaikan. Penyakit ini termasuk dalam kategori penyakit tropis yang terabaikan (Neglected Tropical Diseases/NTDs) karena gejalanya yang seringkali tidak spesifik dan membutuhkan waktu lama untuk berkembang. Akibatnya, kecacingan seringkali luput dari perhatian dan penanganan yang memadai.

"Kecacingan jangan kita lupakan, karena perjalanannya lama. Kalau kita obatinya dengan cepat, kita lakukan tindakan pencegahan, tidak akan sampai dalam kondisi yang berat," tegas dr. Riyadi dalam sebuah agenda temu media IDAI. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya deteksi dini dan tindakan pencegahan sebagai kunci utama dalam mengatasi masalah kecacingan.

Jenis-Jenis Cacing dan Dampaknya Bagi Kesehatan Anak

Secara umum, terdapat tiga kelompok besar cacing yang sering menginfeksi manusia, yaitu cacing pita (cestoda), cacing gelang (nematoda), dan cacing hisap (trematoda). Dari ketiga jenis ini, cacing gelang merupakan yang paling umum ditemukan menginfeksi anak-anak. Meskipun kecacingan jarang menjadi penyebab langsung kematian, dampaknya terhadap kesehatan anak tidak bisa dianggap remeh.

Berkaca dari Kasus di Sukabumi, Mengapa Cacingan Picu Kematian? Ini Kata IDAI

Dr. Riyadi menjelaskan bahwa efek kecacingan pada anak bersifat jangka panjang dan dapat memengaruhi tumbuh kembang mereka secara signifikan. "Efeknya kalau dia (anak) terkena kecacingan karena dia penyakit yang berlangsung lama akan memengaruhi tumbuh kembangnya efeknya ya tadi bisa memengaruhi generasi kita di kemudian hari ya," ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa kecacingan tidak hanya berdampak pada kesehatan anak saat ini, tetapi juga berpotensi memengaruhi kualitas generasi penerus bangsa.

Salah satu dampak utama kecacingan adalah gangguan pada proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Cacing yang hidup di dalam usus akan mengambil sebagian besar nutrisi dari makanan yang dikonsumsi anak, sehingga anak menjadi kekurangan gizi. Kondisi ini diperparah dengan adanya beberapa jenis cacing, seperti cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus), yang menghisap darah dari dinding usus. Akibatnya, anak dapat mengalami anemia atau kekurangan darah, yang ditandai dengan gejala pucat, lemas, dan mudah lelah.

Kurangnya nutrisi dan anemia akibat kecacingan dapat menghambat perkembangan fisik dan kognitif anak. Anak yang menderita kecacingan seringkali mengalami pertumbuhan yang terhambat (stunting), memiliki daya tahan tubuh yang lemah sehingga mudah terserang penyakit, serta mengalami penurunan kemampuan belajar dan konsentrasi. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memengaruhi produktivitas kerja dan kualitas hidup anak di masa depan.

Kecacingan Sebagai Faktor yang Memperberat Kondisi Kesehatan

Meskipun jarang menjadi penyebab langsung kematian, kecacingan dapat menjadi faktor yang memperberat kondisi kesehatan anak, terutama jika anak tersebut sudah memiliki penyakit penyerta atau kondisi kesehatan yang rentan. Dalam kasus-kasus tertentu, infeksi cacing yang parah dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti obstruksi usus (penyumbatan usus), perforasi usus (robekan pada dinding usus), atau infeksi sekunder.

Dr. Riyadi menjelaskan bahwa jika seorang anak meninggal dunia, kemungkinan besar kecacingan bukanlah satu-satunya penyebab, melainkan ada faktor lain yang turut berperan. "Kalau anak sampai meninggal, ada faktor lain, misalnya terkena penyakit lain yang menyebabkan hal fatal. Karena berlangsung kronis, bisa menjadi stunting. Stunting selain penyebabnya gizi kurang, tapi juga penyakit kronis salah satunya kecacingan," jelasnya.

Hal ini menunjukkan bahwa kecacingan dapat menjadi "pemicu" atau "faktor pemberat" yang memperburuk kondisi kesehatan anak yang sudah rentan. Misalnya, seorang anak yang menderita gizi buruk dan kemudian terinfeksi cacing, akan mengalami penurunan daya tahan tubuh yang signifikan sehingga lebih rentan terhadap infeksi penyakit lain. Jika anak tersebut kemudian terserang penyakit infeksi yang berat, seperti pneumonia atau diare, risiko kematian akan meningkat.

Pencegahan dan Pengobatan Kecacingan: Langkah-Langkah Penting yang Harus Dilakukan

Mengingat dampak negatif kecacingan terhadap kesehatan anak, pencegahan dan pengobatan yang tepat menjadi sangat penting. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati kecacingan:

  1. Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan:

    • Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih setelah buang air besar, sebelum makan, dan setelah beraktivitas di luar ruangan.
    • Memotong kuku secara teratur dan menjaga kebersihan kuku.
    • Mandi dan membersihkan diri secara teratur.
    • Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekolah, termasuk sanitasi dan pengelolaan sampah yang baik.
  2. Mengonsumsi Makanan dan Air yang Bersih:

    • Memasak makanan hingga matang sempurna, terutama daging dan ikan.
    • Mencuci buah dan sayuran dengan air bersih sebelum dikonsumsi.
    • Minum air yang sudah dimasak atau air kemasan yang terjamin kebersihannya.
    • Menghindari konsumsi makanan atau minuman yang tidak terjamin kebersihannya, terutama dari pedagang kaki lima.
  3. Memakai Alas Kaki:

    • Selalu memakai alas kaki saat beraktivitas di luar rumah, terutama di tempat-tempat yang berpotensi terkontaminasi telur cacing, seperti tanah, kebun, atau area bermain.
  4. Pemberian Obat Cacing Secara Teratur:

    • Pemberian obat cacing secara teratur merupakan salah satu upaya pencegahan kecacingan yang efektif.
    • IDAI merekomendasikan pemberian obat cacing setiap 6 bulan sekali untuk anak-anak usia 2 tahun ke atas, terutama yang tinggal di daerah endemis kecacingan.
    • Konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai jenis obat cacing yang tepat dan dosis yang sesuai.
  5. Pengobatan Kecacingan:

    • Jika anak menunjukkan gejala kecacingan, seperti sakit perut, mual, muntah, diare, atau penurunan berat badan, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
    • Pengobatan kecacingan biasanya dilakukan dengan pemberian obat cacing sesuai dengan jenis cacing yang menginfeksi.
    • Pastikan untuk mengikuti petunjuk dokter dan menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan untuk memastikan cacing benar-benar hilang dari tubuh.

Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Menangani Kecacingan

Penanganan kecacingan tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga membutuhkan peran aktif dari pemerintah dan masyarakat. Pemerintah perlu meningkatkan program sosialisasi dan edukasi mengenai pencegahan dan pengobatan kecacingan, terutama di daerah-daerah endemis. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih, sanitasi yang layak, dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mencegah dan mengendalikan kecacingan. Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta berpartisipasi aktif dalam program-program pencegahan kecacingan yang diadakan oleh pemerintah atau organisasi kesehatan.

Kasus tragis di Sukabumi menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Kecacingan bukanlah penyakit yang bisa dianggap remeh. Dengan kesadaran, pencegahan, dan penanganan yang tepat, kita dapat melindungi anak-anak kita dari dampak buruk kecacingan dan memastikan mereka tumbuh sehat dan berkualitas. Mari bersama-sama memerangi kecacingan demi masa depan generasi penerus bangsa yang lebih baik.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :