BP Haji-Perdokhi Akan Siapkan Manasik Kesehatan untuk Jemaah Haji 2026

  • Maskobus
  • Aug 23, 2025

Badan Pengelola Haji (BP Haji) berkolaborasi dengan Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) untuk mempersiapkan manasik kesehatan bagi calon jemaah haji tahun 2026. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesiapan fisik jemaah haji Indonesia sebelum keberangkatan ke Tanah Suci.

Wakil Kepala BP Haji, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengungkapkan bahwa manasik kesehatan merupakan bagian penting dari pengelolaan haji di masa depan. "Hal yang baru dalam pengelolaan haji ke depan itu kami ingin memunculkan manasik kesehatan," ujarnya kepada wartawan di Gedung Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Sabtu (23/8/2025).

Menurut Dahnil, BP Haji akan bekerja sama dengan Perdokhi untuk merancang dan melaksanakan manasik kesehatan yang komprehensif. "Nah, makanya kami bekerja sama dengan teman-teman Perdokhi, Persatuan Kedokteran Haji Indonesia. Beliau-beliau ini nanti akan ikut membantu kami untuk merancang persiapan manasik kesehatan," jelasnya.

Manasik kesehatan akan mencakup serangkaian pemeriksaan kesehatan dan edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan selama menjalankan ibadah haji. Selain itu, jemaah haji juga akan diberikan informasi mengenai cara mencegah penyakit dan mengatasi masalah kesehatan yang mungkin timbul selama di Tanah Suci.

BP Haji-Perdokhi Akan Siapkan Manasik Kesehatan untuk Jemaah Haji 2026

Standar operasional prosedur (SOP) untuk pengecekan kesehatan jemaah haji akan diterapkan sejak awal, setelah jemaah mengetahui jadwal keberangkatannya. Dahnil mencontohkan, bagi jemaah yang memiliki riwayat penyakit jantung, akan diberikan penanganan khusus agar tetap sehat setahun sebelum keberangkatan. "Misalnya yang sakit jantung. Nah treatment yang bagus supaya tetap satu tahun sebelum berangkat dia tetap sehat, itu gimana? Nah itu secara keilmuan teman-teman Perdokhi nanti. Makanya ini kita siapkan," tuturnya.

Pengecekan kesehatan akan dilakukan secara berkala, mulai dari saat jemaah diumumkan akan berangkat, hingga menjelang keberangkatan ke Tanah Suci. "Cek kesehatan di awal ketika dia mau berangkat, sebelum mau berangkat. Sudah diumumkan dia akan berangkat, dan sebelum nanti keberangkatan," terangnya.

Ketua Umum PP Perdokhi, Syarief Hasan Lutfie, menyatakan kesiapan pihaknya untuk membantu BP Haji dalam memastikan kesehatan jemaah haji Indonesia selama beribadah. "Kami dari Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia sudah menyiapkan beberapa bahan untuk yang diminta oleh BPH untuk merancang dari upaya-upaya pendaftaran sampai persiapan, pembinaan, sampai nanti kepulangan," kata Syarief.

Perdokhi akan fokus pada pelayanan, perlindungan, dan persiapan kesehatan jemaah haji. "Artinya untuk jemaah haji ini kan memenuhi unsur-unsur daripada pelayanan, perlindungan, dan juga terkait dengan persiapan-persiapan kesehatan," paparnya.

Untuk itu, Perdokhi menggagas kurikulum yang disebut functional assessment di dalam pola pelayanan terhadap jemaah haji. Hal ini bertujuan untuk menentukan istithaah kesehatan jemaah haji. Istithaah kesehatan haji adalah kemampuan jemaah haji dari aspek kesehatan, baik fisik maupun mental, yang terukur melalui pemeriksaan, sehingga dapat menjalankan ibadah haji dengan aman. "Artinya orang yang sakit dikawal untuk melakukan ibadah hajinya secara aman terkendali komorbiditasnya," jelasnya.

Ketua Dewan Pembina PP Perdokhi, Muchtaruddin Mansyur, menyampaikan bahwa pihaknya memberikan 16 poin rekomendasi untuk transformasi kebijakan istithaah kesehatan haji bersama BP Haji. Rekomendasi tersebut mencakup penambahan vaksin influenza berbasis sel dan vaksin pneumonia.

"Rekomendasi lainnya adalah pemberian imunomodulator asli Indonesia seperti ekstrak Phyllantus niruri yang dikombinasi dengan multivitamin dianjurkan setiap hari sejak dari Tanah Air, untuk meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi risiko infeksi yang meningkat pada kerumunan," ucap Muchtaruddin Mansyur.

Detail Lebih Lanjut Mengenai Manasik Kesehatan Haji 2026

Inisiatif manasik kesehatan haji 2026 merupakan langkah proaktif untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan perlindungan bagi jemaah haji Indonesia. Berikut adalah beberapa detail lebih lanjut mengenai program ini:

  1. Tujuan Manasik Kesehatan:

    • Meningkatkan kesadaran jemaah haji mengenai pentingnya menjaga kesehatan sebelum, selama, dan setelah menjalankan ibadah haji.
    • Mendeteksi dini potensi masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi kelancaran ibadah haji.
    • Memberikan edukasi dan pelatihan mengenai cara mencegah penyakit dan mengatasi masalah kesehatan yang umum terjadi di Tanah Suci.
    • Meningkatkan istithaah kesehatan jemaah haji, sehingga dapat menjalankan ibadah haji dengan aman dan nyaman.
    • Mengurangi risiko kematian dan kesakitan jemaah haji selama di Tanah Suci.
  2. Komponen Manasik Kesehatan:

    • Pemeriksaan Kesehatan: Pemeriksaan kesehatan akan dilakukan secara komprehensif, meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Hasil pemeriksaan akan digunakan untuk menentukan istithaah kesehatan jemaah haji dan memberikan rekomendasi penanganan yang sesuai.
    • Edukasi Kesehatan: Edukasi kesehatan akan diberikan melalui berbagai media, seperti ceramah, diskusi, booklet, dan video. Materi edukasi akan mencakup informasi mengenai penyakit menular, penyakit tidak menular, kesehatan lingkungan, gizi, dan pertolongan pertama.
    • Pelatihan Kesehatan: Pelatihan kesehatan akan diberikan untuk meningkatkan keterampilan jemaah haji dalam menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain. Pelatihan akan mencakup cara mencuci tangan yang benar, cara menggunakan masker, cara mengatasi heat stroke, dan cara memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.
    • Konsultasi Kesehatan: Konsultasi kesehatan akan diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya untuk menjawab pertanyaan dan memberikan saran mengenai masalah kesehatan yang dihadapi jemaah haji.
    • Vaksinasi: Vaksinasi akan diberikan untuk melindungi jemaah haji dari penyakit menular yang umum terjadi di Tanah Suci, seperti meningitis, influenza, dan pneumonia.
  3. Target Peserta Manasik Kesehatan:

    • Seluruh calon jemaah haji Indonesia yang akan berangkat pada tahun 2026.
    • Prioritas akan diberikan kepada jemaah haji dengan usia lanjut dan memiliki riwayat penyakit kronis.
  4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Manasik Kesehatan:

    • Manasik kesehatan akan dilaksanakan secara bertahap, mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga tingkat provinsi.
    • Waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan jadwal keberangkatan jemaah haji.
    • Tempat pelaksanaan akan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, seperti puskesmas, rumah sakit, dan klinik.
  5. Evaluasi dan Monitoring:

    • Program manasik kesehatan akan dievaluasi secara berkala untuk mengukur efektivitasnya dalam meningkatkan kesehatan jemaah haji.
    • Monitoring akan dilakukan untuk memastikan program berjalan sesuai dengan rencana dan memberikan umpan balik untuk perbaikan.

Peran Perdokhi dalam Manasik Kesehatan Haji

Perdokhi memiliki peran penting dalam keberhasilan program manasik kesehatan haji. Sebagai organisasi profesi yang beranggotakan dokter-dokter yang memiliki keahlian di bidang kesehatan haji, Perdokhi akan memberikan kontribusi dalam hal:

  • Penyusunan kurikulum dan materi manasik kesehatan.
  • Pelatihan tenaga kesehatan yang akan terlibat dalam program manasik kesehatan.
  • Pemeriksaan kesehatan dan penentuan istithaah kesehatan jemaah haji.
  • Konsultasi kesehatan dan penanganan masalah kesehatan jemaah haji.
  • Evaluasi dan monitoring program manasik kesehatan.

Dampak yang Diharapkan dari Manasik Kesehatan Haji

Dengan adanya program manasik kesehatan haji, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan jemaah haji Indonesia, antara lain:

  • Meningkatnya kesadaran jemaah haji mengenai pentingnya menjaga kesehatan.
  • Menurunnya angka kesakitan dan kematian jemaah haji selama di Tanah Suci.
  • Meningkatnya istithaah kesehatan jemaah haji, sehingga dapat menjalankan ibadah haji dengan aman dan nyaman.
  • Meningkatnya kualitas pelayanan haji secara keseluruhan.

Inisiatif BP Haji dan Perdokhi ini merupakan langkah maju dalam upaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia. Dengan persiapan yang matang dan komprehensif, diharapkan jemaah haji Indonesia dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar, sehat, dan mabrur.

Tantangan dan Strategi Implementasi

Meskipun inisiatif ini menjanjikan, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam implementasinya:

  • Jangkauan Geografis: Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah yang luas dan beragam. Menjangkau seluruh calon jemaah haji di berbagai daerah memerlukan strategi yang efektif dan efisien.
  • Sumber Daya Manusia: Ketersediaan tenaga kesehatan yang terlatih dan kompeten di bidang kesehatan haji masih terbatas. Perlu adanya peningkatan kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan dan sertifikasi.
  • Anggaran: Program manasik kesehatan memerlukan anggaran yang cukup besar untuk membiayai pemeriksaan kesehatan, edukasi, pelatihan, vaksinasi, dan operasional lainnya.
  • Koordinasi: Koordinasi yang baik antara BP Haji, Perdokhi, Kementerian Kesehatan, dan pemerintah daerah sangat penting untuk memastikan program berjalan lancar.
  • Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya manasik kesehatan haji memerlukan upaya sosialisasi yang intensif dan berkelanjutan.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain:

  • Pemanfaatan Teknologi: Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menjangkau jemaah haji di daerah terpencil dan meningkatkan efisiensi program.
  • Kemitraan: Mengembangkan kemitraan dengan organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta untuk mendukung program manasik kesehatan.
  • Peningkatan Kapasitas: Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan, sertifikasi, dan program magang di bidang kesehatan haji.
  • Advokasi: Melakukan advokasi kepada pemerintah untuk meningkatkan anggaran program manasik kesehatan haji.
  • Sosialisasi: Melakukan sosialisasi yang intensif dan berkelanjutan melalui berbagai media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya manasik kesehatan haji.

Dengan mengatasi tantangan dan menerapkan strategi yang tepat, diharapkan program manasik kesehatan haji 2026 dapat berjalan sukses dan memberikan manfaat yang optimal bagi jemaah haji Indonesia.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :