Perum Bulog wilayah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel Babel) terus berupaya menstabilkan harga beras di pasaran dengan menggencarkan penyaluran program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Sejak bulan Juli 2025, Bulog telah mendistribusikan sekitar 5.000 ton beras SPHP di seluruh wilayah Sumatera Selatan. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah fluktuasi harga komoditas pangan.
Kepala Perum Bulog Kantor Wilayah Sumsel Babel, Mersi Windrayani, menjelaskan bahwa penyaluran beras SPHP baru dimulai pada bulan Juli, sehingga realisasinya saat ini masih sekitar 11% dari target tahunan yang ditetapkan sebesar 44.000 ton. "SPHP dimulai bulan Juli, jadi baru sekitar 5.000 ton yang tersalurkan. Kami akan terus mengejar target penyaluran hingga akhir Desember," ujar Mersi usai menghadiri rapat koordinasi antisipasi kenaikan harga beras di Kantor Gubernur Sumatera Selatan, Palembang.
Mersi menambahkan bahwa Bulog memiliki stok beras yang cukup untuk memenuhi kebutuhan program SPHP dan program lainnya, termasuk penjualan beras komersial. "Ketersediaan cadangan beras di Sumatera Selatan saat ini mencapai sekitar 99.000 ton. Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun," tegasnya.
Penyaluran beras SPHP dilakukan melalui berbagai saluran distribusi, termasuk pasar tradisional, jaringan ritel modern, Rumah Pangan Kita (RPK), dan koperasi. Hal ini bertujuan untuk memastikan beras SPHP dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat dengan mudah dan harga terjangkau.
Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Basyaruddin Akhmad, mengapresiasi upaya Bulog dalam menjaga stabilitas harga beras melalui program SPHP. Menurutnya, program ini merupakan langkah strategis untuk mengendalikan inflasi dan melindungi daya beli masyarakat. "Selain memastikan distribusi beras SPHP tepat sasaran, kami juga mendorong Bulog untuk meningkatkan sosialisasi program ini kepada masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan lebih memahami manfaat SPHP dan dapat memanfaatkannya secara optimal," kata Basyaruddin.
Analisis Mendalam Program SPHP Bulog di Sumatera Selatan
Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) merupakan salah satu instrumen penting yang digunakan oleh pemerintah Indonesia, khususnya melalui Perum Bulog, untuk mengendalikan fluktuasi harga beras dan menjaga stabilitas pasokan di pasar. Program ini sangat relevan di Sumatera Selatan, mengingat beras merupakan makanan pokok mayoritas penduduk dan memiliki kontribusi signifikan terhadap inflasi daerah.
Latar Belakang dan Tujuan SPHP
SPHP diluncurkan sebagai respons terhadap dinamika harga beras yang seringkali bergejolak, terutama menjelang hari-hari besar keagamaan atau saat terjadi gangguan produksi akibat faktor cuaca atau hama penyakit. Tujuan utama SPHP adalah:
- Menstabilkan Harga: Mencegah lonjakan harga beras yang dapat memberatkan masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah.
- Menjamin Ketersediaan Pasokan: Memastikan pasokan beras tetap mencukupi di pasar, sehingga masyarakat tidak kesulitan mendapatkan beras.
- Meningkatkan Aksesibilitas: Mempermudah akses masyarakat terhadap beras dengan harga terjangkau melalui berbagai saluran distribusi.
- Mengendalikan Inflasi: Beras merupakan salah satu komoditas yang memiliki andil besar terhadap inflasi. Dengan menstabilkan harga beras, pemerintah dapat membantu mengendalikan tingkat inflasi secara keseluruhan.
Mekanisme Penyaluran SPHP
Bulog memiliki peran sentral dalam pelaksanaan SPHP. Mekanisme penyalurannya melibatkan beberapa tahapan dan pihak terkait:
- Pengadaan Beras: Bulog melakukan pengadaan beras dari petani lokal maupun melalui impor jika diperlukan. Beras yang dibeli harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
- Penyimpanan: Beras yang telah dibeli disimpan di gudang-gudang Bulog yang tersebar di seluruh wilayah Sumatera Selatan.
- Distribusi: Bulog mendistribusikan beras SPHP ke berbagai saluran distribusi, antara lain:
- Pasar Tradisional: Melalui pedagang-pedagang pasar yang telah bermitra dengan Bulog.
- Ritel Modern: Melalui jaringan supermarket dan minimarket.
- Rumah Pangan Kita (RPK): RPK adalah jaringan toko atau warung yang menjual bahan pangan dengan harga terjangkau, yang dikelola oleh masyarakat setempat dan bermitra dengan Bulog.
- Koperasi: Melalui koperasi-koperasi yang ada di masyarakat.
- Pengawasan: Bulog melakukan pengawasan terhadap penyaluran beras SPHP untuk memastikan tidak terjadi penyelewengan atau praktik spekulasi yang dapat merugikan masyarakat.
Tantangan dalam Pelaksanaan SPHP
Meskipun memiliki tujuan yang mulia, pelaksanaan SPHP tidak terlepas dari berbagai tantangan, antara lain:
- Fluktuasi Harga Gabah: Harga gabah di tingkat petani seringkali berfluktuasi, yang dapat mempengaruhi harga pengadaan beras oleh Bulog.
- Keterbatasan Infrastruktur: Keterbatasan infrastruktur, seperti jalan dan gudang penyimpanan, dapat menghambat distribusi beras SPHP ke daerah-daerah terpencil.
- Persaingan dengan Beras Komersial: Beras SPHP harus bersaing dengan beras komersial yang memiliki kualitas dan merek yang beragam.
- Penyelewengan: Potensi terjadinya penyelewengan, seperti penjualan beras SPHP di atas harga yang ditetapkan atau pengoplosan dengan beras kualitas rendah.
- Sosialisasi yang Kurang Optimal: Kurangnya sosialisasi program SPHP kepada masyarakat dapat menyebabkan masyarakat kurang memahami manfaat program ini dan kurang termotivasi untuk memanfaatkannya.
Strategi Peningkatan Efektivitas SPHP
Untuk meningkatkan efektivitas program SPHP di Sumatera Selatan, beberapa strategi dapat dipertimbangkan:
- Penguatan Koordinasi: Meningkatkan koordinasi antara Bulog, pemerintah daerah, dan pihak-pihak terkait lainnya, seperti Dinas Perdagangan dan Dinas Pertanian.
- Peningkatan Infrastruktur: Memperbaiki dan meningkatkan infrastruktur, seperti jalan dan gudang penyimpanan, untuk memperlancar distribusi beras SPHP.
- Pengawasan yang Ketat: Memperketat pengawasan terhadap penyaluran beras SPHP untuk mencegah terjadinya penyelewengan.
- Sosialisasi yang Intensif: Melakukan sosialisasi program SPHP secara intensif kepada masyarakat melalui berbagai media, seperti televisi, radio, media sosial, dan spanduk.
- Kemitraan dengan Petani Lokal: Meningkatkan kemitraan dengan petani lokal untuk pengadaan beras SPHP, sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi ketergantungan pada impor.
- Pengembangan Sistem Informasi: Mengembangkan sistem informasi yang terintegrasi untuk memantau stok beras, harga, dan penyaluran SPHP secara real-time.
Dampak SPHP terhadap Perekonomian Sumatera Selatan
Program SPHP memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian Sumatera Selatan, antara lain:
- Menjaga Stabilitas Harga: SPHP membantu menjaga stabilitas harga beras, yang merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah.
- Meningkatkan Daya Beli Masyarakat: Dengan harga beras yang stabil dan terjangkau, daya beli masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah, dapat terjaga.
- Mengendalikan Inflasi: SPHP membantu mengendalikan inflasi daerah, yang dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
- Meningkatkan Kesejahteraan Petani: Melalui kemitraan dengan petani lokal, SPHP dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi kemiskinan di pedesaan.
- Menciptakan Lapangan Kerja: Penyaluran beras SPHP melalui berbagai saluran distribusi dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
Kesimpulan
Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) merupakan program strategis yang memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas harga beras dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Sumatera Selatan. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, program ini telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah. Dengan strategi yang tepat dan koordinasi yang baik antara seluruh pihak terkait, efektivitas SPHP dapat terus ditingkatkan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah daerah dan Bulog perlu terus bersinergi untuk memastikan ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas beras bagi seluruh masyarakat Sumatera Selatan.