Catatan Disiplin Persijap Jepara Jadi Sorotan, Mario Lemos Tekankan Pentingnya Fair Play

  • Maskobus
  • Sep 04, 2025

Performa Persijap Jepara di awal musim BRI Super League 2025/2026 diwarnai kekhawatiran terkait catatan disiplin pemain. Pelatih Mario Lemos mengingatkan anak asuhnya untuk tetap menjunjung tinggi fair play di lapangan, meskipun ia mendorong permainan agresif.

Koleksi Kartu Kuning Tertinggi di Liga

Hingga pekan keempat, Persijap telah mengoleksi 14 kartu kuning, menjadi tim dengan catatan kartu kuning terbanyak di BRI Super League 2025/2026. Statistik ini menjadi perhatian serius bagi tim pelatih. Meskipun jumlah kartu kuning menurun di pertandingan terakhir melawan Arema FC, masalah baru muncul dengan kartu merah yang diterima gelandang asing Alexis Gomes.

Insiden Alexis Gomes: Agresivitas yang Melewati Batas

Catatan Disiplin Persijap Jepara Jadi Sorotan, Mario Lemos Tekankan Pentingnya Fair Play

Alexis Gomes diusir wasit setelah terlibat perselisihan dengan pemain Arema FC, Betinho. Insiden saling sikut tersebut dinilai Mario Lemos sebagai tindakan yang berlebihan.

"Saya memang sering meminta pemain bermain agresif, tetapi ada batasnya. Pada laga terakhir, Alexis telah melewati batasnya," ujar pelatih asal Portugal tersebut.

Kerugian Tim Akibat Kartu Merah

Mario Lemos menyadari bahwa kesalahan bisa saja terjadi dalam pertandingan. Namun, ia menekankan bahwa pemain harus mampu mengendalikan diri agar tidak melakukan tindakan yang merugikan tim, terutama yang berujung pada kartu merah.

"Apa yang dilakukan Alexis bisa membahayakan tim sendiri. Kepentingan tim adalah yang utama. Itu yang saya tekankan," tegasnya.

Intensitas Tinggi, Fair Play Tetap Nomor Satu

Lemos menambahkan bahwa intensitas permainan saat melawan Arema FC tidak jauh berbeda dengan saat menghadapi tim kuat seperti Persib Bandung. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya menjaga fair play dalam setiap pertandingan.

"Saya tak ingin intensitas yang berlebihan. Kami tentu tidak ingin mencederai pemain lawan. Kami tidak ingin bermain nakal dan tidak menghormati asas fair play. Kami harus tetap bermain agresif, tetapi menghormati fair play," jelasnya.

Evaluasi dan Pembelajaran

Pelatih berusia 39 tahun itu berharap para pemainnya belajar dari pengalaman dan memahami batasan dalam bermain. Ia tidak ingin Persijap bermain secara berlebihan, meskipun dituntut untuk tampil agresif di lapangan.

"Kami ingin tetap bermain agresif, tetapi harus menghormati batas fair play. Kami tidak boleh memukul pemain lawan dan melakukan tindakan-tindakan yang bisa merugikan tim," tegas Mario Lemos.

Analisis Mendalam: Lebih dari Sekadar Agresivitas

Permasalahan disiplin Persijap Jepara tidak bisa dilihat hanya dari sisi agresivitas semata. Perlu ada analisis mendalam mengenai penyebab utama tingginya perolehan kartu. Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi antara lain:

  • Adaptasi Pemain: Pemain baru, terutama pemain asing seperti Alexis Gomes, mungkin masih beradaptasi dengan gaya bermain dan regulasi liga Indonesia. Perbedaan interpretasi wasit dan budaya sepak bola lokal bisa menjadi tantangan.
  • Komunikasi di Lapangan: Kurangnya komunikasi yang efektif antar pemain bisa menyebabkan kesalahpahaman dan pelanggaran yang tidak perlu. Instruksi pelatih perlu dipahami dan diimplementasikan dengan baik oleh seluruh pemain.
  • Tekanan Pertandingan: Pertandingan dengan tensi tinggi, terutama saat bermain di kandang sendiri, bisa meningkatkan emosi pemain dan memicu tindakan impulsif. Kemampuan mengelola emosi menjadi kunci penting.
  • Taktik Permainan: Taktik agresif yang diterapkan pelatih, jika tidak diimbangi dengan disiplin dan kontrol diri, bisa berpotensi meningkatkan risiko pelanggaran.
  • Kepemimpinan di Lapangan: Peran kapten tim dan pemain senior sangat penting dalam menenangkan situasi dan mengingatkan rekan-rekannya untuk tetap bermain fair.

Solusi dan Langkah Perbaikan

Untuk mengatasi masalah ini, Mario Lemos perlu mengambil langkah-langkah konkret, antara lain:

  • Sesi Edukasi dan Sosialisasi: Mengadakan sesi khusus untuk menjelaskan regulasi liga, interpretasi wasit, dan pentingnya fair play. Sesi ini bisa melibatkan ahli psikologi olahraga untuk membantu pemain mengelola emosi dan tekanan.
  • Latihan Disiplin dan Kontrol Diri: Memasukkan latihan disiplin dan kontrol diri dalam program latihan rutin. Latihan ini bisa berupa simulasi situasi pertandingan dengan tekanan tinggi dan fokus pada pengambilan keputusan yang tepat.
  • Peningkatan Komunikasi Tim: Memperkuat komunikasi antar pemain melalui latihan taktik, team building, dan diskusi terbuka. Pemahaman yang baik antar pemain akan mengurangi risiko kesalahpahaman di lapangan.
  • Penegakan Disiplin Internal: Menerapkan aturan internal yang jelas dan tegas mengenai pelanggaran disiplin. Sanksi yang proporsional perlu diberikan kepada pemain yang melanggar aturan.
  • Evaluasi Taktik Permainan: Mengevaluasi taktik permainan yang diterapkan dan menyesuaikannya jika diperlukan. Taktik agresif tetap bisa diterapkan, tetapi harus diimbangi dengan disiplin dan kontrol diri.
  • Pendekatan Individual: Melakukan pendekatan individual kepada pemain yang rentan terhadap pelanggaran disiplin. Konseling dan mentoring bisa membantu pemain mengatasi masalah pribadi atau profesional yang memengaruhi performa mereka.
  • Mencari Pemain Pengganti (Jika Diperlukan): Jika masalah disiplin pemain tertentu tidak bisa diatasi, pelatih mungkin perlu mempertimbangkan untuk mencari pemain pengganti yang lebih disiplin dan memiliki mentalitas yang lebih baik.

Dampak Jangka Panjang

Catatan disiplin yang buruk tidak hanya merugikan tim dalam satu pertandingan, tetapi juga bisa berdampak jangka panjang. Kehilangan pemain kunci akibat akumulasi kartu atau skorsing bisa mengganggu stabilitas tim dan menurunkan performa secara keseluruhan. Selain itu, citra tim juga bisa tercoreng jika sering terlibat dalam insiden yang tidak sportif.

Harapan untuk Perbaikan

Semoga dengan evaluasi yang komprehensif dan langkah-langkah perbaikan yang tepat, Persijap Jepara dapat mengatasi masalah disiplin ini dan tampil lebih baik di BRI Super League 2025/2026. Dukungan dari manajemen, pelatih, pemain, dan suporter sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut. Persijap harus membuktikan bahwa mereka bisa bermain agresif, kompetitif, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai fair play. Dengan demikian, mereka tidak hanya meraih kemenangan, tetapi juga membangun reputasi yang positif di kancah sepak bola Indonesia.

Fokus ke Depan: Membangun Tim yang Solid dan Berkarakter

Lebih dari sekadar menghindari kartu, Mario Lemos perlu menanamkan mentalitas juara dan karakter yang kuat pada seluruh pemain Persijap. Tim yang solid tidak hanya memiliki kemampuan teknis yang mumpuni, tetapi juga disiplin, mentalitas pantang menyerah, dan rasa hormat terhadap lawan. Dengan fondasi yang kuat, Persijap Jepara dapat meraih prestasi yang lebih tinggi dan menjadi kebanggaan masyarakat Jepara.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :