Cerita Osvaldo Haay: Pernah Rasakan Gemblengan 3 Pelatih Timnas Nasional, Luis Milla, Indra Sjafri, dan Shin Tae-yong

  • Maskobus
  • Sep 14, 2025

Osvaldo Haay, penyerang sayap lincah yang pernah menjadi andalan Timnas Indonesia, memiliki pengalaman berharga yang tak banyak dimiliki pesepak bola Tanah Air. Pemain yang kini merumput bersama Persela Lamongan ini pernah merasakan sentuhan tangan dingin dari tiga pelatih berbeda yang pernah menukangi Timnas Garuda: Luis Milla, Indra Sjafri, dan Shin Tae-yong. Ketiga nama tersebut merupakan sosok penting dalam perkembangan sepak bola Indonesia, dan Osvaldo Haay beruntung bisa menjadi bagian dari era kepelatihan mereka.

Nama Osvaldo Haay tentu tak asing bagi para pecinta sepak bola Indonesia, terutama generasi muda. Sebelum bergabung dengan Persela Lamongan, pemain kelahiran Jayapura, 1 Mei 1997 ini, sempat malang melintang di berbagai klub besar seperti Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, dan Persipura Jayapura. Bakatnya yang menonjol membawanya menembus berbagai kelompok umur Timnas Indonesia, hingga akhirnya menjadi bagian dari timnas senior.

Pengalaman dilatih oleh tiga pelatih dengan filosofi dan karakter yang berbeda tentu memberikan warna tersendiri dalam karier sepak bola Osvaldo Haay. Ia mengakui bahwa dirinya merasa nyaman di bawah asuhan ketiganya, meskipun masing-masing memiliki pendekatan yang berbeda dalam melatih.

"Semuanya nyaman sih. Namun, masing-masing pelatih punya cara bermainnya masing-masing, itu saja yang berbeda," ungkap Osvaldo Haay dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Bicara Bola.

Cerita Osvaldo Haay: Pernah Rasakan Gemblengan 3 Pelatih Timnas Nasional, Luis Milla, Indra Sjafri, dan Shin Tae-yong

Lantas, apa yang membedakan Luis Milla, Indra Sjafri, dan Shin Tae-yong di mata Osvaldo Haay? Mari kita telaah lebih dalam pengalaman sang pemain bersama ketiga pelatih tersebut.

Luis Milla: Sentuhan Gaya Eropa dengan Passing Pendek dan Skema Segitiga

Luis Milla, pelatih asal Spanyol yang pernah menukangi Timnas Indonesia U-23 dan timnas senior, dikenal dengan gaya bermain ala Eropa yang mengutamakan penguasaan bola dan passing-passing pendek. Osvaldo Haay merasakan betul filosofi tersebut saat dilatih oleh Milla.

"Kalau Luis Milla, selalu menekankan kepada passing, bola-bola pendek dan skema segitiga," kenang Osvaldo Haay.

Di bawah arahan Luis Milla, Timnas Indonesia berusaha membangun serangan dari lini belakang dengan umpan-umpan pendek dan terukur. Skema segitiga menjadi kunci dalam membuka ruang dan menciptakan peluang. Osvaldo Haay, dengan kecepatan dan kelincahannya, seringkali menjadi bagian penting dalam skema serangan yang dirancang oleh Milla.

Meskipun gaya bermain yang diterapkan Milla sempat menjanjikan, namun sayangnya, pelatih asal Spanyol tersebut gagal memberikan gelar juara bagi Timnas Indonesia. Kendati demikian, sentuhan gaya Eropa yang ia bawa memberikan warna baru dalam sepak bola Indonesia dan memberikan pengalaman berharga bagi para pemain, termasuk Osvaldo Haay.

Indra Sjafri: Penerus Filosofi Passing Pendek dengan Sentuhan Lokal

Setelah era Luis Milla berakhir, tongkat kepelatihan Timnas Indonesia U-22 kemudian dipegang oleh Indra Sjafri. Pelatih yang dikenal dengan tangan dinginnya dalam membina pemain-pemain muda ini melanjutkan filosofi passing pendek yang sebelumnya diterapkan oleh Milla.

"Coach Indra cukup mirip karena juga mengandalkan passing," ujar Osvaldo Haay.

Indra Sjafri memiliki keunggulan dalam memahami karakter pemain-pemain Indonesia. Ia mampu memadukan filosofi passing pendek dengan sentuhan lokal, sehingga Timnas Indonesia U-22 tampil lebih cair dan adaptif. Di bawah arahan Indra Sjafri, Osvaldo Haay berhasil menunjukkan performa terbaiknya, terutama saat SEA Games 2019 di Filipina.

Pada ajang tersebut, Osvaldo Haay menjadi salah satu pemain kunci dalam mengantarkan Timnas Indonesia U-22 meraih medali perak. Ia tampil impresif dengan mencetak beberapa gol penting, termasuk gol ke gawang Laos di babak penyisihan grup. Keberhasilan meraih medali perak di SEA Games 2019 menjadi bukti bahwa filosofi yang diterapkan Indra Sjafri mampu membawa Timnas Indonesia U-22 bersaing di level Asia Tenggara.

Shin Tae-yong: Disiplin Tinggi, Fisik Prima, dan Mentalitas Baja

Era kepelatihan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia membawa angin segar dengan pendekatan yang berbeda. Pelatih asal Korea Selatan ini dikenal dengan kedisiplinannya yang tinggi, fokus pada peningkatan fisik pemain, dan penanaman mentalitas baja. Osvaldo Haay merasakan betul perubahan yang dibawa oleh Shin Tae-yong.

"Coach STY itu orangnya keras dan disiplin sekali. Terutama ketika sedang membangun fisik pemain, cepat sekali itu. Baru satu bulan sudah jadi semua badan pemain timnas," ungkap Osvaldo Haay.

Shin Tae-yong tak hanya fokus pada aspek teknis dan taktik, tetapi juga memberikan perhatian besar pada kondisi fisik pemain. Ia menerapkan program latihan yang intensif dan terstruktur untuk meningkatkan stamina, kekuatan, dan kecepatan pemain. Hasilnya, para pemain Timnas Indonesia terlihat lebih bugar dan mampu bermain dengan tempo tinggi sepanjang pertandingan.

Selain masalah fisik, Shin Tae-yong juga sangat disiplin soal waktu. Ia tak segan-segan memberikan sanksi kepada pemain yang terlambat datang latihan.

"Soal waktu juga disiplin sekali. Kalau ada pemain yang terlambat satu menit, pasti kena denda. Dia juga tidak pilih kasih, semua pemain sama di mata STY," tegas Osvaldo Haay.

Kedisiplinan yang diterapkan Shin Tae-yong bertujuan untuk membentuk mentalitas baja pada para pemain. Ia ingin agar para pemain memiliki rasa tanggung jawab, profesionalisme, dan pantang menyerah. Meskipun terkadang dianggap keras, namun pendekatan Shin Tae-yong terbukti efektif dalam meningkatkan performa Timnas Indonesia.

Pengalaman Berharga yang Membentuk Karakter Osvaldo Haay

Pengalaman dilatih oleh Luis Milla, Indra Sjafri, dan Shin Tae-yong memberikan dampak yang signifikan dalam perkembangan karier sepak bola Osvaldo Haay. Ia mendapatkan ilmu dan pengalaman berharga yang membentuk karakternya sebagai pemain profesional.

Dari Luis Milla, ia belajar tentang pentingnya penguasaan bola dan passing-passing pendek. Dari Indra Sjafri, ia belajar tentang bagaimana beradaptasi dengan gaya bermain yang berbeda dan memanfaatkan potensi lokal. Dari Shin Tae-yong, ia belajar tentang kedisiplinan, kerja keras, dan mentalitas baja.

Semua pengalaman tersebut menjadi bekal berharga bagi Osvaldo Haay dalam menghadapi berbagai tantangan di dunia sepak bola. Ia berharap dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi tim yang dibelanya.

Saat ini, Osvaldo Haay tengah berjuang bersama Persela Lamongan di kompetisi Liga 2. Ia berharap dapat membawa Laskar Joko Tingkir kembali promosi ke Liga 1. Dengan pengalaman dan kemampuan yang dimilikinya, Osvaldo Haay optimis dapat memberikan yang terbaik bagi Persela Lamongan dan terus mengharumkan nama sepak bola Indonesia.

Kisah Osvaldo Haay menjadi inspirasi bagi para pemain muda Indonesia untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Pengalaman dilatih oleh berbagai pelatih dengan filosofi yang berbeda dapat menjadi bekal berharga dalam meraih kesuksesan di dunia sepak bola.

๐Ÿ’ฌ Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :