Jakarta – Dunia freediving kembali dikejutkan dengan pencapaian luar biasa seorang atlet asal Kroasia, Vitomir Maricic. Ia berhasil mencatatkan namanya dalam sejarah dengan memecahkan rekor dunia menahan napas di bawah air terlama, mencapai waktu yang mencengangkan, 29 menit dan 3 detik. Rekor ini bukan hanya sekadar angka, tetapi sebuah bukti dedikasi, latihan keras, dan penguasaan diri yang luar biasa. Pencapaian Maricic melampaui rekor sebelumnya yang dipegang oleh sesama freediver Kroasia, Budimir Sobat, dengan selisih yang signifikan, sekitar 5 menit, menegaskan dominasinya di dunia freediving statis.
Bagi sebagian besar orang, menahan napas selama beberapa detik atau menit adalah batasan alami. Namun, bagi Vitomir Maricic, batasan tersebut berhasil didobrak melalui serangkaian latihan fisik dan mental yang intensif. Ia mampu mencapai kondisi ekstrem yang tampaknya mustahil bagi kebanyakan orang. Kemampuan menahan napas yang luar biasa ini bukan hanya sekadar bakat alami, tetapi hasil dari disiplin diri dan komitmen yang kuat terhadap latihan yang terstruktur dan berkelanjutan.
"Secara fisik, semakin lama semakin berat, terutama untuk diafragma saya karena kontraksi, tapi secara mental saya tahu saya tidak akan menyerah," ungkap Vitomir, seperti dikutip dari Oddity Central, Jumat (12/9/2025). Pernyataan ini menggambarkan betapa pentingnya kekuatan mental dalam menghadapi tantangan fisik yang ekstrem. Kontraksi diafragma merupakan respons alami tubuh terhadap kekurangan oksigen, dan sensasi ini bisa sangat tidak nyaman dan mengganggu. Namun, Vitomir berhasil mengendalikan rasa tidak nyaman tersebut dengan kekuatan mentalnya, memungkinkannya untuk terus bertahan dan mencapai rekor yang luar biasa.
"Setelah melewati menit ke-20, semuanya menjadi lebih mudah, setidaknya secara mental," sambungnya. Pengakuan ini menunjukkan bahwa setelah melewati titik kritis, kekuatan mental menjadi faktor penentu keberhasilan. Tubuh mungkin sudah mencapai batasnya, tetapi pikiran yang kuat mampu mendorongnya melampaui batas tersebut. Fenomena ini sering dialami oleh atlet-atlet yang terlibat dalam olahraga ekstrem, di mana ketahanan mental sama pentingnya dengan ketahanan fisik.
Dalam kondisi normal, Vitomir mampu menahan napas selama 8-10 menit. Namun, untuk mempersiapkan diri menghadapi pemecahan rekor dunia, ia melakukan persiapan khusus, yaitu menghirup oksigen murni selama sekitar 10 menit sebelum menyelam. Prosedur ini bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darahnya hingga lima kali lipat dari normal, sehingga memungkinkannya untuk menahan napas lebih lama. Peningkatan kadar oksigen dalam darah ini memberikan cadangan oksigen yang lebih besar, yang kemudian digunakan secara efisien oleh tubuh selama menahan napas.
Meskipun menghirup oksigen murni dapat meningkatkan performa, prosedur ini juga membawa risiko yang signifikan. Salah satu risiko yang paling serius adalah toksisitas oksigen, yang dapat berakibat fatal. Toksisitas oksigen terjadi ketika kadar oksigen dalam tubuh terlalu tinggi, menyebabkan kerusakan pada organ-organ vital seperti paru-paru dan otak. Oleh karena itu, prosedur ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan di bawah pengawasan medis yang ketat. Vitomir dan timnya tentu saja telah mempertimbangkan risiko ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan selama percobaan pemecahan rekor.
Menu latihan yang dijalani oleh Vitomir tidaklah mudah. Ia harus menjalani serangkaian aktivitas fisik yang dirancang untuk meningkatkan detak jantung, pernapasan, dan aliran darah secara keseluruhan. Latihan-latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kardiovaskular dan efisiensi sistem pernapasan, sehingga tubuh mampu mengangkut dan memanfaatkan oksigen secara lebih efektif. Selain itu, latihan fisik juga membantu meningkatkan toleransi tubuh terhadap kondisi hipoksia (kekurangan oksigen), yang merupakan kondisi yang tak terhindarkan selama menahan napas.
Vitomir juga menjalani latihan pernapasan khusus untuk meningkatkan jumlah udara yang dapat disimpan dalam paru-parunya. Latihan ini meliputi jogging, berenang, bersepeda, dan latihan diafragma. Jogging, berenang, dan bersepeda membantu meningkatkan kapasitas paru-paru secara keseluruhan, sementara latihan diafragma fokus pada penguatan otot diafragma, otot utama yang bertanggung jawab untuk pernapasan. Dengan memperkuat otot diafragma, Vitomir mampu mengontrol pernapasan dengan lebih baik dan meningkatkan volume udara yang dapat ditampung dalam paru-parunya.
Latihan ini dilakukan agar paru-paru bisa mengembang lebih besar dan menampung lebih banyak udara. Kapasitas paru-paru yang lebih besar berarti lebih banyak oksigen yang dapat disimpan, yang pada gilirannya meningkatkan waktu menahan napas. Selain itu, latihan pernapasan juga membantu meningkatkan elastisitas paru-paru, sehingga paru-paru dapat mengembang dan mengempis dengan lebih efisien.
Seorang freediver juga harus mampu mengendalikan otot diafragma dan tenggorokan untuk memindahkan oksigen yang tersimpan dari paru-paru ke saluran pernapasan. Teknik ini memaksimalkan penyerapan oksigen ke dalam darah agar bisa dialirkan ke bagian tubuh lainnya. Penguasaan teknik ini membutuhkan latihan yang intensif dan kesadaran tubuh yang tinggi. Freediver harus mampu merasakan dan mengendalikan setiap gerakan otot-otot pernapasan, sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan oksigen yang tersimpan dalam paru-paru.
"Aksi ini memang sangat maju, dilakukan setelah bertahun-tahun pelatihan profesional, dan tidak boleh dicoba tanpa bimbingan dan pengawasan ketat," tegas Vitomir. Peringatan ini sangat penting untuk ditekankan, karena freediving statis adalah aktivitas yang berisiko tinggi dan dapat membahayakan nyawa jika dilakukan tanpa persiapan dan pengawasan yang memadai. Latihan yang dilakukan oleh Vitomir adalah hasil dari bertahun-tahun dedikasi dan bimbingan dari pelatih profesional. Mencoba meniru pencapaiannya tanpa pengalaman dan pengetahuan yang cukup dapat berakibat fatal.
Pencapaian Vitomir Maricic bukan hanya sekadar rekor dunia, tetapi juga sebuah inspirasi bagi para atlet dan penggemar olahraga ekstrem di seluruh dunia. Ia telah menunjukkan bahwa dengan dedikasi, latihan keras, dan kekuatan mental yang kuat, batasan-batasan yang tampaknya mustahil dapat diatasi. Namun, penting untuk diingat bahwa freediving statis adalah aktivitas yang berisiko tinggi dan harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan yang ketat. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama, dan tidak ada rekor yang sepadan dengan risiko kehilangan nyawa.
Kisah Vitomir Maricic juga menyoroti pentingnya peran pelatih dan tim pendukung dalam mencapai kesuksesan. Pelatih tidak hanya memberikan bimbingan teknis, tetapi juga memberikan dukungan mental dan motivasi yang sangat dibutuhkan. Tim pendukung juga berperan penting dalam memastikan keselamatan dan kenyamanan atlet selama latihan dan kompetisi. Tanpa dukungan dari tim yang solid, pencapaian Vitomir Maricic mungkin tidak akan terwujud.
Selain itu, kisah Vitomir Maricic juga menyoroti pentingnya penelitian dan pengembangan dalam olahraga. Teknik-teknik latihan dan persiapan yang digunakan oleh Vitomir adalah hasil dari penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan. Dengan terus mencari cara-cara baru untuk meningkatkan performa dan keselamatan, kita dapat membuka potensi yang lebih besar dalam olahraga dan membantu para atlet mencapai tingkat yang lebih tinggi.
Secara keseluruhan, kisah Vitomir Maricic adalah kisah tentang dedikasi, latihan keras, kekuatan mental, dan pentingnya keselamatan. Ia telah memecahkan rekor dunia yang luar biasa dan menginspirasi banyak orang di seluruh dunia. Namun, penting untuk diingat bahwa freediving statis adalah aktivitas yang berisiko tinggi dan harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan yang ketat.