Curhat Wanita Dapat Donor Sperma Gratis dari FB, Begini Kondisi Anak saat Lahir

  • Maskobus
  • Sep 20, 2025

Laura Coldman (33), seorang wanita asal Leicester, Inggris, berbagi kisah unik dan penuh pelajaran tentang bagaimana ia menjadi seorang ibu tunggal melalui donor sperma gratis yang ia temukan di Facebook. Pengalamannya ini membuka mata tentang sisi gelap dan potensi risiko dari praktik donor sperma informal, serta pentingnya riset dan pemahaman mendalam sebelum mengambil keputusan besar terkait kesuburan.

Kisah Laura bermula dari keinginannya untuk memiliki anak lagi setelah bercerai. Ia tidak ingin terikat dalam hubungan romantis konvensional, namun tetap mendambakan kehadiran seorang anak dalam hidupnya. Pencariannya membawanya ke sebuah grup Facebook tempat para pria menawarkan sperma secara gratis. Grup ini, yang beroperasi di luar kerangka hukum resmi, menjadi wadah bagi individu yang mencari alternatif untuk layanan donor sperma yang legal dan terstruktur.

Awalnya, Laura menganggap grup tersebut hanya sebagai lelucon atau sekadar wadah untuk berbagi informasi. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai mempertimbangkan kemungkinan untuk memanfaatkan tawaran donor sperma gratis tersebut. Ia merasa tertarik dengan gagasan untuk memiliki anak tanpa harus terlibat dalam hubungan yang rumit.

Setelah beberapa waktu mengamati dan berinteraksi di dalam grup, seorang pria menawarkan diri untuk menjadi donor sperma bagi Laura. Pria tersebut tampak tulus dan bersedia membantu mewujudkan impian Laura untuk memiliki anak lagi. Laura pun memutuskan untuk menjalin komunikasi lebih lanjut dengan pria tersebut.

Sebelum mengambil keputusan final, Laura melakukan riset mendalam tentang donor potensialnya. Ia bergabung dengan grup privat lain yang beranggotakan wanita-wanita yang pernah menggunakan jasa donor sperma yang sama. Dari sana, ia mendapatkan informasi dan rekomendasi positif tentang pria tersebut. Banyak yang merekomendasikan pria tersebut sebagai donor yang dapat diandalkan dan bertanggung jawab.

Curhat Wanita Dapat Donor Sperma Gratis dari FB, Begini Kondisi Anak saat Lahir

Setelah merasa yakin dengan pilihan donornya, Laura mulai menjalani proses inseminasi. Ia menerima empat donasi sperma dari donor tersebut. Setelah beberapa kali percobaan, akhirnya Laura dinyatakan hamil. Kabar ini tentu saja disambut dengan sukacita oleh Laura dan orang-orang terdekatnya.

Pada April 2022, Laura melahirkan seorang bayi laki-laki sehat yang diberi nama Calum Anthony Ryan. Kehadiran Calum membawa kebahagiaan dan warna baru dalam hidup Laura. Ia merasa lengkap dan bersyukur atas karunia yang diberikan Tuhan kepadanya.

Namun, kebahagiaan Laura tidak berlangsung lama. Seiring berjalannya waktu, Laura mulai menyadari bahwa Calum menunjukkan tanda-tanda perkembangan yang lambat. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan perkembangan putranya. Calum mengalami kesulitan dalam berbicara dan berinteraksi dengan orang lain.

Laura mulai mencari tahu penyebab keterlambatan perkembangan Calum. Ia membawa putranya ke dokter dan menjalani serangkaian pemeriksaan. Setelah melakukan pemeriksaan yang komprehensif, dokter mendiagnosis Calum dengan kemungkinan mengalami gangguan perkembangan saraf (neurodivergent). Dokter menduga bahwa Calum mungkin mengalami autisme.

Laura sangat terpukul dengan diagnosis tersebut. Ia merasa bersalah dan bertanggung jawab atas kondisi yang dialami putranya. Ia mulai mencari informasi tentang autisme dan cara terbaik untuk membantu Calum mengatasi kondisinya.

Dalam proses pencariannya, Laura menemukan informasi yang mengejutkan. Ia mengetahui bahwa anak-anak lain yang lahir dari donor sperma yang sama juga menunjukkan ciri-ciri neurodivergent. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa ada faktor genetik yang diturunkan dari donor sperma yang menyebabkan gangguan perkembangan pada anak-anak tersebut.

Laura menyadari bahwa ia tidak memiliki informasi yang cukup tentang riwayat kesehatan biologis donor sperma. Ia tidak mengetahui apakah donor tersebut memiliki riwayat penyakit genetik atau gangguan perkembangan saraf dalam keluarganya. Kurangnya informasi ini menjadi penyesalan terbesar bagi Laura.

"Calum adalah dunia saya, tapi dia tidak bisa bicara. Saya masih menunggu diagnosis autisme. Tahun lalu saya baru sadar Calum punya kebutuhan tambahan yang kompleks. Ia masuk daftar tunggu tes pendengaran, dan daftar tunggu tiga tahun untuk tes autisme serta terapi wicara. Saya yakin hal ini ada kaitannya dengan orang yang melakukan donor," ujar Coldman seperti dikutip dari Daily Mail.

Meskipun menghadapi tantangan yang berat, Laura tetap mencintai Calum tanpa syarat. Ia bertekad untuk memberikan yang terbaik bagi putranya dan membantu Calum mencapai potensi maksimalnya. Ia terus mencari informasi dan dukungan dari berbagai sumber untuk membantu Calum mengatasi kondisinya.

Laura menyadari bahwa pengalamannya ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi wanita-wanita lain yang mempertimbangkan untuk menggunakan donor sperma gratis dari Facebook. Ia mengingatkan agar para ibu lebih berhati-hati dan melakukan riset mendalam tentang riwayat kesehatan biologis donor sebelum mengambil keputusan. Informasi yang jelas dan akurat tentang riwayat kesehatan donor sangat penting untuk mencegah terjadinya hal serupa.

Laura sempat memberitahu donor sperma tentang kelahiran Calum dan mengirimkan beberapa kabar setelahnya. Namun, mereka kini tidak lagi berkomunikasi. Laura memahami bahwa donor sperma mungkin merasa tidak nyaman atau tidak ingin terlibat lebih jauh dalam kehidupan Calum.

Terlepas dari sederet kejadian yang menimpanya dan Calum, Laura mengaku tidak menyesal telah memiliki Calum. Baginya, Calum adalah hadiah terindah yang pernah ia dapatkan. Ia merasa bersyukur atas kehadiran Calum dalam hidupnya dan tidak akan menukarnya dengan apapun.

"Kalau bukan karena donor Facebook, saya tidak akan punya Calum. Tapi untuk siapa pun yang ingin mencoba, berhati-hatilah dan lakukan riset dulu," tandasnya.

Kisah Laura ini menyoroti pentingnya regulasi dan pengawasan yang ketat terhadap layanan donor sperma. Layanan donor sperma resmi diatur oleh Human Fertilisation and Embryology Authority (HFEA). Menyediakan sperma untuk keperluan manusia tanpa lisensi HFEA adalah ilegal. Kesepakatan donor sperma lewat Facebook berada di luar sistem resmi dan tidak memiliki perlindungan hukum.

Selain itu, donor sperma juga bisa dianggap sebagai ayah sah secara hukum. Artinya, donor berpotensi dimintai tanggung jawab orang tua maupun finansial, meski tidak ada kesepakatan sebelumnya. Hal ini dapat menimbulkan masalah hukum dan sosial yang kompleks di kemudian hari.

Pengalaman Laura Coldman menjadi peringatan bagi semua orang yang mempertimbangkan untuk menggunakan layanan donor sperma informal. Penting untuk selalu mengutamakan keselamatan dan kesejahteraan anak yang akan dilahirkan. Informasi yang akurat dan lengkap tentang riwayat kesehatan donor sperma sangat penting untuk mencegah risiko penyakit genetik dan gangguan perkembangan saraf. Lebih baik menggunakan layanan donor sperma resmi yang terjamin keamanannya dan dilindungi oleh hukum.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :