Jakarta – Data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti urgensi penanganan kesehatan mental global, khususnya di kalangan anak muda. Lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia hidup dengan gangguan kesehatan mental, termasuk kecemasan dan depresi, yang tidak hanya menimbulkan beban kemanusiaan yang signifikan, tetapi juga konsekuensi ekonomi yang besar. Meskipun banyak negara telah berupaya memperkuat kebijakan dan program kesehatan mental, WHO menekankan bahwa investasi dan tindakan yang lebih substansial diperlukan secara global untuk meningkatkan layanan yang melindungi dan memajukan kesehatan mental masyarakat.
Catatan Penting: Depresi dan munculnya keinginan bunuh diri bukanlah masalah sepele. Kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jika gejala depresi semakin parah, segera hubungi profesional seperti psikolog, psikiater, atau klinik kesehatan jiwa. Layanan konsultasi kesehatan jiwa juga disediakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) di laman resminya, www.pdskji.org, yang menyediakan pemeriksaan mandiri untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa seseorang.
Gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi sangat umum terjadi di semua negara dan komunitas, memengaruhi orang dari segala usia dan tingkat pendapatan. Kondisi ini menjadi penyebab terbesar kedua dari disabilitas jangka panjang, berkontribusi pada hilangnya kualitas hidup sehat. Dampaknya juga meningkatkan biaya perawatan kesehatan bagi individu dan keluarga, sekaligus menyebabkan kerugian ekonomi yang besar di seluruh dunia.
Temuan ini tertuang dalam dua laporan terbaru, "World Mental Health Today" dan "Mental Health Atlas 2024," yang dirilis menjelang Pertemuan Tingkat Tinggi PBB tentang penyakit tidak menular dan kesehatan mental di New York, 25 September 2025. Laporan-laporan ini memberikan gambaran komprehensif tentang tantangan kesehatan mental global dan menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk tindakan yang lebih efektif.
"Transformasi layanan kesehatan mental adalah salah satu tantangan kesehatan masyarakat paling mendesak. Investasi pada kesehatan mental berarti investasi pada manusia, komunitas, dan ekonomi. Tidak ada negara yang bisa mengabaikannya," tegas Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari laman resmi WHO, Kamis (4/9/2025). Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya memprioritaskan kesehatan mental dalam agenda kesehatan global dan nasional.
Laporan ini juga menyoroti bahwa meskipun prevalensi gangguan kesehatan mental dapat berbeda menurut jenis kelamin, perempuan secara keseluruhan lebih terdampak. Gangguan kecemasan dan depresi menjadi jenis yang paling umum, baik pada laki-laki maupun perempuan. Hal ini mengindikasikan perlunya pendekatan yang disesuaikan dengan gender dalam program dan layanan kesehatan mental.
Bunuh Diri: Penyebab Kematian Utama di Kalangan Anak Muda
Salah satu temuan yang paling mengkhawatirkan adalah bahwa bunuh diri tetap menjadi masalah serius, merenggut sekitar 727.000 jiwa hanya pada tahun 2021. Bunuh diri merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak muda di seluruh negara dan lapisan sosial-ekonomi. Angka ini merupakan pengingat yang menyakitkan tentang dampak kesehatan mental yang menghancurkan dan kebutuhan mendesak untuk intervensi yang efektif.
Meskipun sudah ada upaya global, kemajuan dalam menurunkan angka kematian akibat bunuh diri masih jauh dari target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) PBB, yaitu penurunan sepertiga angka bunuh diri pada 2030. Dengan tren saat ini, diperkirakan penurunan hanya akan mencapai 12 persen pada tenggat tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa upaya yang ada tidak cukup dan diperlukan pendekatan yang lebih inovatif dan komprehensif.
Dampak ekonomi gangguan kesehatan mental juga sangat besar. Selain biaya perawatan yang tinggi, kerugian tidak langsung, khususnya akibat hilangnya produktivitas, jauh lebih besar. Hanya dari depresi dan kecemasan saja, ekonomi global diperkirakan kehilangan sekitar 1 triliun dolar AS setiap tahunnya. Angka ini menggarisbawahi dampak ekonomi yang signifikan dari masalah kesehatan mental dan menunjukkan bahwa investasi dalam kesehatan mental adalah investasi dalam pertumbuhan ekonomi.
Temuan-temuan ini menegaskan perlunya investasi berkelanjutan, prioritas yang lebih kuat, serta kolaborasi lintas sektor untuk memperluas akses terhadap layanan kesehatan mental, mengurangi stigma, dan mengatasi akar penyebab gangguan kesehatan mental. Kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan sistem kesehatan mental yang komprehensif dan efektif.
Faktor-faktor Risiko dan Akar Penyebab
Untuk mengatasi masalah kesehatan mental secara efektif, penting untuk memahami faktor-faktor risiko dan akar penyebabnya. Faktor-faktor ini dapat mencakup:
- Kemiskinan dan Ketidaksetaraan: Kondisi sosial ekonomi yang sulit dapat berkontribusi pada stres, kecemasan, dan depresi.
- Diskriminasi dan Stigma: Diskriminasi berdasarkan ras, etnis, gender, orientasi seksual, atau identitas gender dapat menyebabkan isolasi sosial dan masalah kesehatan mental.
- Kekerasan dan Trauma: Pengalaman kekerasan, pelecehan, atau trauma dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan mental.
- Kurangnya Akses ke Pendidikan dan Pekerjaan: Kurangnya kesempatan untuk pendidikan dan pekerjaan dapat menyebabkan perasaan tidak berdaya dan putus asa.
- Penggunaan Zat: Penyalahgunaan alkohol dan narkoba dapat memperburuk masalah kesehatan mental dan meningkatkan risiko bunuh diri.
- Kondisi Medis Kronis: Menderita penyakit kronis dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.
- Genetika dan Riwayat Keluarga: Riwayat keluarga dengan masalah kesehatan mental dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi tersebut.
Strategi Pencegahan dan Intervensi
Untuk mengatasi masalah kesehatan mental secara efektif, diperlukan strategi pencegahan dan intervensi yang komprehensif. Strategi ini dapat mencakup:
- Promosi Kesehatan Mental: Meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental dan mengurangi stigma melalui kampanye publik dan program pendidikan.
- Pencegahan Dini: Mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor risiko kesehatan mental pada anak-anak dan remaja melalui program sekolah dan komunitas.
- Layanan Kesehatan Mental yang Terjangkau dan Dapat Diakses: Memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke layanan kesehatan mental yang terjangkau dan berkualitas, termasuk konseling, terapi, dan pengobatan.
- Dukungan Psikososial: Menyediakan dukungan psikososial bagi orang-orang yang mengalami masalah kesehatan mental, termasuk kelompok dukungan, program pendampingan, dan layanan krisis.
- Integrasi Kesehatan Mental ke dalam Layanan Kesehatan Primer: Melatih tenaga kesehatan primer untuk mengidentifikasi dan menangani masalah kesehatan mental.
- Pengembangan Kebijakan dan Peraturan: Mengembangkan kebijakan dan peraturan yang mendukung kesehatan mental, termasuk undang-undang anti-diskriminasi dan program pendanaan untuk layanan kesehatan mental.
- Penelitian dan Inovasi: Berinvestasi dalam penelitian dan inovasi untuk mengembangkan pengobatan dan intervensi yang lebih efektif untuk masalah kesehatan mental.
- Peningkatan Literasi Kesehatan Mental: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan mental, termasuk cara mengenali gejala, mencari bantuan, dan mendukung orang lain.
Peran Media dalam Meningkatkan Kesadaran
Media memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental dan mengurangi stigma. Media dapat:
- Melaporkan tentang masalah kesehatan mental secara akurat dan sensitif.
- Menampilkan cerita-cerita orang-orang yang mengalami masalah kesehatan mental.
- Mempromosikan layanan dan sumber daya kesehatan mental.
- Membantu mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman tentang kesehatan mental.
Kesimpulan
Data WHO yang baru-baru ini dirilis menyoroti urgensi penanganan kesehatan mental global, khususnya di kalangan anak muda. Bunuh diri tetap menjadi penyebab utama kematian di kalangan anak muda, dan diperlukan tindakan yang lebih efektif untuk mengurangi angka ini. Dengan berinvestasi dalam layanan kesehatan mental, mengurangi stigma, dan mengatasi akar penyebab gangguan kesehatan mental, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan lebih adil bagi semua.
Penting untuk diingat bahwa kesehatan mental adalah bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami masalah kesehatan mental, jangan ragu untuk mencari bantuan. Ada banyak sumber daya yang tersedia untuk membantu Anda.
Simak Video "Video: Bahaya Self-diagnosis Kesehatan Mental Lewat Informasi di Medsos"
(suc/kna)