Dedi Mulyadi Ingatkan Bahaya Sesar Lembang, Larang Pembangunan di KBU

  • Maskobus
  • Aug 22, 2025

Mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali mengingatkan pemerintah daerah di wilayah Bandung Raya, khususnya Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat, untuk menghentikan pemberian izin pembangunan baru di Kawasan Bandung Utara (KBU). Peringatan ini didasarkan pada meningkatnya aktivitas Sesar Lembang, sebuah patahan aktif yang berpotensi menimbulkan gempa bumi signifikan di wilayah tersebut.

"Saya tegaskan sekali lagi, kepada pemerintah Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, untuk tidak lagi mengeluarkan izin di kawasan-kawasan yang memiliki potensi bencana sesar Lembang," tegas Dedi Mulyadi usai menghadiri Seminar Nasional di Kampus Unpad Koesoemaatmadja, Jalan Dipatiukur, Bandung, pada Jumat, 22 Agustus. Pernyataan ini mencerminkan keprihatinan mendalam terhadap keselamatan warga dan perlunya tindakan preventif yang tegas.

Kawasan Bandung Utara, yang dikenal dengan keindahan alam dan kesejukannya, memang menjadi magnet bagi pembangunan properti, mulai dari perumahan hingga kawasan komersial. Namun, lokasinya yang berada di zona rawan gempa Sesar Lembang, menjadikan pembangunan di wilayah ini sangat berisiko. Dedi Mulyadi menyadari betul bahwa pertumbuhan ekonomi tidak boleh mengorbankan keselamatan jiwa.

Mitigasi bencana, menurut Dedi, harus menjadi prioritas utama pemerintah daerah. Langkah awal yang krusial adalah pengumpulan data yang akurat dan komprehensif mengenai wilayah-wilayah yang paling rentan terhadap dampak gempa Sesar Lembang. Data ini akan menjadi dasar bagi perencanaan evakuasi, penyediaan jalur logistik, dan penentuan lokasi pengungsian yang aman.

Dedi Mulyadi Ingatkan Bahaya Sesar Lembang, Larang Pembangunan di KBU

"Tinggal sekarang buat simulasi, bila perlu misalnya, dalam minggu depan saya sudah memerintahkan kepada Kepala BPBD Provinsi Jawa Barat untuk membuat simulasi kalau terjadi bencana sesar lembang," ujar Dedi. Simulasi ini penting untuk melatih kesiapsiagaan masyarakat dan petugas dalam menghadapi situasi darurat. Melalui simulasi, dapat diidentifikasi kelemahan dalam sistem penanggulangan bencana dan segera diperbaiki.

Selain itu, Dedi Mulyadi juga menyoroti pentingnya relokasi warga yang tinggal di zona merah Sesar Lembang. Namun, ia mengakui bahwa proses relokasi tidaklah mudah dan membutuhkan pendekatan yang humanis. Pemerintah daerah perlu memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat mengenai risiko yang mereka hadapi dan menawarkan solusi relokasi yang layak dan adil.

"Tinggal pertanyaannya kita, warga kita ini kalau sebelum terjadi bencana dipindahin mau enggak?" kata Dedi. Pertanyaan ini menyiratkan tantangan besar dalam mengubah pola pikir masyarakat yang mungkin enggan meninggalkan tempat tinggal mereka, meskipun berada di zona berbahaya. Komunikasi yang efektif dan transparan menjadi kunci keberhasilan program relokasi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah melaporkan peningkatan aktivitas kegempaan Sesar Lembang sejak 24 Juli 2025. Aktivitas ini terpusat pada segmen Cimeta (barat), yang merupakan bagian dari Sesar Lembang yang paling aktif. Peningkatan aktivitas ini menjadi sinyal peringatan yang tidak boleh diabaikan.

Kepala Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, secara konsisten mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah mengenai bahaya Sesar Lembang. Ia menekankan bahwa tindakan mitigasi yang paling efektif adalah memastikan bangunan aman dan tahan gempa. Hal ini meliputi penerapan standar bangunan yang ketat, penggunaan material konstruksi yang berkualitas, dan pengawasan yang ketat terhadap proses pembangunan.

"Para pakar selalu mengingatkan bahaya Sesar Lembang. Tindakan nyata dalam mitigasi bencana ini adalah dengan memastikan bangunan aman dan tahan gempa (struktur kuat dengan besi tulangan serta mengandung bulding code-aturan bangunan tahan gempa)," kata Daryono. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya investasi dalam infrastruktur yang tangguh terhadap gempa.

Selain bangunan tahan gempa, Daryono juga menyarankan masyarakat untuk menata interior rumah dengan memperhatikan faktor keselamatan. Barang-barang berat sebaiknya ditempatkan di bagian bawah dan diikat dengan kuat agar tidak jatuh saat terjadi gempa. Furnitur yang kokoh dapat digunakan sebagai tempat berlindung sementara.

"Juga menyiapkan diri dengan latihan cara melindungi diri selama terjadi gempa," kata Daryono. Latihan evakuasi secara berkala dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi gempa bumi. Masyarakat perlu mengetahui jalur evakuasi yang aman, tempat berkumpul, dan cara memberikan pertolongan pertama.

Peringatan Dedi Mulyadi mengenai bahaya Sesar Lembang bukanlah yang pertama kalinya. Sebagai mantan pemimpin Jawa Barat, ia telah lamaConcern terhadap isu ini dan berupaya mendorong pemerintah daerah untuk mengambil langkah-langkah mitigasi yang konkret. Ia memahami bahwa gempa bumi adalah ancaman nyata yang dapat menimbulkan kerugian besar, baik dari segi ekonomi maupun jiwa manusia.

Sesar Lembang, yang membentang sepanjang sekitar 29 kilometer dari timur ke barat, merupakan salah satu patahan aktif yang paling berpotensi menimbulkan gempa bumi di Jawa Barat. Berdasarkan penelitian para ahli geologi, Sesar Lembang dapat menghasilkan gempa dengan magnitudo hingga 6,8. Gempa dengan magnitudo sebesar ini dapat menimbulkan kerusakan parah pada bangunan dan infrastruktur di wilayah Bandung Raya.

Selain Sesar Lembang, wilayah Bandung Raya juga dikelilingi oleh sejumlah patahan aktif lainnya, seperti Sesar Cimandiri dan Sesar Baribis. Kondisi ini menjadikan Bandung Raya sebagai wilayah yang sangat rawan terhadap gempa bumi. Oleh karena itu, mitigasi bencana gempa bumi harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah daerah dan masyarakat.

Pemerintah daerah perlu menyusun rencana tata ruang yang berbasis risiko bencana. Pembangunan harus diarahkan ke wilayah-wilayah yang lebih aman dan menghindari zona-zona rawan gempa. Selain itu, pemerintah daerah juga perlu meningkatkan pengawasan terhadap pembangunan, terutama di KBU, untuk memastikan bahwa bangunan yang dibangun memenuhi standar keamanan yang berlaku.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mitigasi bencana gempa bumi. Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran mengenai risiko gempa bumi dan cara-cara melindungi diri. Masyarakat juga perlu berpartisipasi aktif dalam program-program mitigasi bencana yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

Mitigasi bencana gempa bumi adalah upaya bersama yang membutuhkan keterlibatan semua pihak. Pemerintah daerah, masyarakat, akademisi, dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk mengurangi risiko dan dampak gempa bumi di wilayah Bandung Raya. Dengan kesiapsiagaan yang baik, diharapkan kerugian akibat gempa bumi dapat diminimalkan.

Selain itu, penting untuk dicatat bahwa peringatan Dedi Mulyadi ini muncul di tengah perdebatan publik mengenai pembangunan di KBU. Banyak pihak yangConcern terhadap alih fungsi lahan di KBU yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan meningkatkan risiko bencana. Pembangunan yang tidak terkendali di KBU dapat memperburuk kondisi lingkungan dan meningkatkan potensi terjadinya banjir dan tanah longsor.

Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu meninjau kembali rencana tata ruang KBU dan memastikan bahwa pembangunan di wilayah ini dilakukan secara berkelanjutan dan memperhatikan aspek lingkungan. Pembangunan harus seimbang dengan upaya pelestarian lingkungan dan mitigasi bencana.

Peringatan Dedi Mulyadi mengenai bahaya Sesar Lembang adalah pengingat yang tepat waktu bagi kita semua. Gempa bumi adalah ancaman nyata yang dapat terjadi kapan saja. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada dan siap siaga. Dengan kesiapsiagaan yang baik, kita dapat melindungi diri dan orang-orang yang kita cintai dari dampak buruk gempa bumi.

Upaya mitigasi bencana Sesar Lembang juga harus melibatkan edukasi publik yang berkelanjutan. Masyarakat perlu memahami karakteristik Sesar Lembang, potensi ancaman yang ditimbulkan, dan langkah-langkah yang harus diambil untuk melindungi diri. Edukasi dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti seminar, workshop, kampanye media sosial, dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.

Selain itu, penting juga untuk mengembangkan sistem peringatan dini gempa bumi yang efektif. Sistem ini dapat memberikan peringatan kepada masyarakat beberapa detik sebelum gempa terjadi, sehingga masyarakat memiliki waktu untuk mencari tempat berlindung yang aman. Sistem peringatan dini gempa bumi harus terintegrasi dengan sistem komunikasi yang handal dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Pemerintah daerah juga perlu meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang penanggulangan bencana. Petugas BPBD, relawan, dan tenaga medis perlu dilatih secara berkala untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menangani situasi darurat. Selain itu, pemerintah daerah juga perlu menyediakan peralatan dan logistik yang memadai untuk mendukung operasi penanggulangan bencana.

Mitigasi bencana Sesar Lembang adalah investasi jangka panjang yang akan melindungi masyarakat dan aset-aset berharga di wilayah Bandung Raya. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tangguh terhadap bencana.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :