Di tengah gempuran era digital, di mana musik dapat diakses dengan mudah melalui platform streaming dan unduhan, sebuah toko di Palembang tetap setia menghidupkan kembali nostalgia melalui kaset lawas. Toko Dedikjp, yang berlokasi di Jalan Pertahanan, Kecamatan Plaju, Palembang, menjadi surga bagi para kolektor dan pecinta musik yang merindukan sentuhan klasik dari media analog. Dengan koleksi lebih dari 10 ribu kaset, toko ini menawarkan perjalanan waktu bagi siapa saja yang memasuki pintunya.
Dari luar, toko ini tampak sederhana, namun begitu melangkah masuk, pengunjung akan disambut dengan pemandangan yang menakjubkan. Rak-rak tinggi menjulang, dipenuhi dengan ribuan kaset pita dari berbagai genre dan era. Aroma khas pita kaset yang sudah berumur menciptakan atmosfer yang unik, membawa kembali kenangan masa lalu. Di antara tumpukan kaset, terdapat pula alat pemutar kaset jadul, yang siap menghidupkan kembali lagu-lagu klasik.
Dedi, pemilik toko Dedikjp, adalah sosok di balik koleksi kaset yang luar biasa ini. Nama Dedikjp sendiri merupakan singkatan dari Toko Dedi Kaset Jadul Palembang, sebuah nama yang mencerminkan kecintaan Dedi terhadap kaset-kaset lawas. "Sebetulnya KJP itu adalah singkatan dari Kaset Jadul Palembang. Nah karena banyak orang yang kenal dengan saya akhirnya diberilah nama Dedikjp," kata Dedi, menjelaskan asal-usul nama tokonya.
Kisah Dedikjp bermula pada tahun 2009, ketika Dedi mulai mengoleksi kaset musik jadul. Hobi ini kemudian berkembang menjadi bisnis, dengan Dedi membuka toko untuk berbagi koleksinya dengan para pecinta musik lainnya. Koleksi kaset Dedi sangat beragam, mencakup berbagai genre dan artis, mulai dari musisi Indonesia, Barat, hingga China. Pengunjung dapat menemukan kaset-kaset dari era 1970-an hingga 1990-an, dengan berbagai kondisi dan harga.
"Kaset itu seperti pohon kelapa. Semua bagian dari kaset punya kegunaan dan selalu laku dijual, walaupun sudah rusak," ujar Dedi, menggambarkan nilai dari kaset-kaset yang ia jual. Bagi Dedi, kaset bukan hanya sekadar media penyimpanan musik, tetapi juga artefak budaya yang memiliki nilai sejarah dan sentimental. Bahkan, kaset yang sudah rusak pun masih memiliki nilai bagi para kolektor, entah untuk dijadikan pajangan atau diambil bagian-bagiannya untuk keperluan lain.
Ruangan toko Dedikjp terasa penuh sesak dengan lemari-lemari besar yang dipenuhi kaset. Hampir tidak ada celah untuk bergerak, namun hal ini justru menambah daya tarik toko ini. Pengunjung dapat menjelajahi rak-rak kaset, mencari judul-judul yang mereka kenang atau menemukan permata tersembunyi yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. "Tempatnya kecil, bahkan ini baru separuh dari koleksi saya. Nanti kita coba lihat ke dalam," kata Dedi, mengisyaratkan bahwa masih banyak lagi koleksi kaset yang tersimpan di tempat lain.
Salah satu hal yang menarik dari toko Dedikjp adalah klaim Dedi bahwa koleksinya lebih banyak daripada koleksi milik Fadli Zon, seorang politisi yang dikenal sebagai kolektor barang antik dan musik. Fadli Zon bahkan mendapatkan rekor MURI atas koleksi kasetnya yang mencapai 5 ribu buah. "Mungkin saya juga berani bilang, koleksi kaset milik Fadli Zon kalah dengan saya. Ia hanya punya koleksi 5 ribu, itu sudah dapat rekor muri. Saya terakhir hitung di tahun 2023 sudah mencapai 10 ribu dan terus bertambah," ujar Dedi dengan bangga.
Dedi menjelaskan bahwa setiap bagian lemari di tokonya berisi tiga baris kaset ke belakang, sehingga banyak kaset yang belum terlihat oleh pengunjung. "1 bagian lemari ini, ke belakang itu 3 baris kaset. Sedangkan di toko ini ada berapa lemari yang menjulang ke atas. Belum lagi yang ada di dalam rumah," jelasnya. Hal ini menunjukkan betapa besar dan beragamnya koleksi kaset yang dimiliki oleh Dedikjp.
Selain kaset pita, Dedikjp juga menawarkan berbagai media penyimpanan musik lainnya, seperti CD, vinyl, VCD film, dan VHS film. Koleksi VHS film menjadi daya tarik tersendiri, karena media ini sudah sangat jarang ditemukan di era modern. "Ini VHS yang jarang ditemukan lagi. Ada film Winnie the Pooh, Robin Hood, dan sebagainya," kata Dedi, menunjukkan koleksi VHS filmnya.
Dedi mulai mengoleksi CD sejak tahun 2020, dan media ini juga diperjualbelikan di tokonya. Dedikjp hadir tidak hanya dalam bentuk toko fisik, tetapi juga melalui platform marketplace Tokopedia. Hal ini memudahkan para pecinta musik di luar Palembang untuk mengakses koleksi kaset dan media lainnya dari Dedikjp.
Meskipun memiliki toko, Dedi tetap bekerja di bidang lain. Oleh karena itu, jam buka toko Dedikjp tidak menentu, tergantung pada jadwal kerjanya. "Bukanya setiap hari tergantung waktu. Saya soalnya bekerja, kalau shift saya pagi saya buka toko, kalau malam ya terpaksa tutup," jelasnya.
Toko Dedikjp tidak hanya menjadi tujuan bagi warga Palembang, tetapi juga menarik perhatian para musisi dari ibu kota. Beberapa musisi terkenal, seperti Tuan Tigabelas dan Merdi Diskoria, pernah berkunjung ke toko ini untuk mencari kaset-kaset langka dan berdiskusi tentang musik. Hal ini menunjukkan bahwa Dedikjp telah menjadi bagian dari komunitas musik Indonesia, khususnya bagi para pecinta musik lawas.
Keberadaan Dedikjp di Palembang menjadi bukti bahwa musik analog masih memiliki tempat di hati para penggemarnya. Di tengah kemudahan akses musik digital, toko ini menawarkan pengalaman yang berbeda, yaitu sentuhan fisik dari kaset, aroma nostalgia, dan kesempatan untuk menemukan kembali lagu-lagu klasik yang mungkin sudah terlupakan. Dedikjp bukan hanya sekadar toko kaset, tetapi juga sebuah oase bagi para pecinta musik yang merindukan masa lalu.
Dedikjp juga berperan penting dalam melestarikan budaya musik Indonesia. Dengan mengumpulkan dan menjual kaset-kaset lawas, Dedi turut menjaga agar lagu-lagu dari era sebelumnya tidak hilang ditelan zaman. Toko ini menjadi tempat bagi generasi muda untuk mengenal musik-musik klasik Indonesia, dan bagi generasi yang lebih tua untuk bernostalgia dengan lagu-lagu masa lalu.
Selain itu, Dedikjp juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Dengan membuka toko dan menjual kaset-kaset lawas, Dedi menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Toko ini juga menarik wisatawan dari luar kota, yang ingin mencari kaset-kaset langka dan menikmati suasana toko yang unik.
Dedikjp adalah contoh nyata dari bagaimana kecintaan terhadap musik dapat diubah menjadi bisnis yang sukses dan bermanfaat bagi masyarakat. Dedi telah berhasil menciptakan sebuah ruang di mana para pecinta musik dapat berkumpul, berbagi pengalaman, dan menemukan kembali keindahan musik analog. Dedikjp adalah bukti bahwa kaset lawas tidak hanya sekadar barang antik, tetapi juga bagian dari sejarah dan budaya musik Indonesia yang perlu dilestarikan.
Dengan koleksi yang terus bertambah dan semakin banyak penggemar yang datang berkunjung, Dedikjp terus berkembang dan menjadi semakin populer. Toko ini bukan hanya sekadar tempat untuk membeli kaset, tetapi juga sebuah komunitas bagi para pecinta musik lawas. Dedikjp adalah tempat di mana kenangan dihidupkan kembali, dan di mana musik klasik terus bergema di tengah era digital.
Dedikjp adalah permata tersembunyi di Palembang, sebuah toko yang menawarkan lebih dari sekadar kaset lawas. Toko ini menawarkan pengalaman, kenangan, dan kesempatan untuk terhubung dengan musik dari masa lalu. Bagi para kolektor dan pecinta musik, Dedikjp adalah tempat yang wajib dikunjungi, tempat di mana mereka dapat menemukan harta karun musik yang tak ternilai harganya.
Dedikjp adalah bukti bahwa musik analog tidak akan pernah mati, dan bahwa kaset lawas akan terus menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya musik Indonesia. Dedi, dengan kecintaannya terhadap musik dan dedikasinya terhadap koleksi kasetnya, telah menciptakan sebuah warisan yang akan terus dinikmati oleh generasi mendatang. Dedikjp adalah simbol dari semangat untuk melestarikan budaya musik, dan untuk menghidupkan kembali kenangan melalui lagu-lagu klasik.