Dialami Vidi Aldiano, Ini Pemicu Perubahan Warna Kulit Akibat Obat Kanker

  • Maskobus
  • Sep 17, 2025

Penyanyi Vidi Aldiano tengah berjuang melawan kanker ginjal yang telah didiagnosis sejak tahun 2019. Perjalanan pengobatannya melibatkan kemoterapi, sebuah metode yang ampuh namun seringkali menimbulkan efek samping yang beragam. Baru-baru ini, Vidi Aldiano mencurahkan pengalamannya terkait perubahan warna kulit yang dialaminya, yang diduga kuat merupakan dampak dari obat kemoterapi yang dikonsumsinya.

"Beberapa bulan ini somehow skin tone satu badan naik banget. Curiga obat kemo baru gue ada glutathione nya deh..Enggak mau jadi Edward Cullen help," tulis Vidi dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap perubahan warna kulit yang menjadi lebih terang.

Perubahan warna kulit memang merupakan salah satu efek samping yang umum terjadi pada pasien yang menjalani kemoterapi. Obat-obatan kemoterapi bekerja dengan menargetkan sel-sel yang tumbuh dengan cepat, termasuk sel-sel kanker. Namun, sayangnya, obat-obatan ini juga dapat memengaruhi sel-sel sehat lainnya dalam tubuh, termasuk sel-sel yang bertanggung jawab untuk memproduksi melanin, pigmen yang memberikan warna pada kulit.

Hiperpigmentasi dan Hipopigmentasi: Dua Sisi Mata Uang Perubahan Warna Kulit

National Cancer Institute menjelaskan bahwa kemoterapi dapat menyebabkan dua jenis perubahan warna kulit, yaitu hiperpigmentasi dan hipopigmentasi. Hiperpigmentasi adalah kondisi di mana kulit menjadi lebih gelap dari biasanya, sementara hipopigmentasi adalah kondisi di mana kulit menjadi lebih terang dari biasanya.

Dialami Vidi Aldiano, Ini Pemicu Perubahan Warna Kulit Akibat Obat Kanker

Pada kasus hiperpigmentasi, obat-obatan kemoterapi dapat merangsang produksi melanin secara berlebihan, sehingga menyebabkan kulit menjadi lebih gelap. Area kulit yang paling sering terkena hiperpigmentasi meliputi wajah, leher, tangan, dan kaki. Selain itu, hiperpigmentasi juga dapat terjadi pada area bekas luka atau area kulit yang mengalami peradangan.

Sementara itu, pada kasus hipopigmentasi, obat-obatan kemoterapi dapat menghambat produksi melanin, sehingga menyebabkan kulit menjadi lebih terang dari biasanya. Hipopigmentasi dapat terjadi pada area kulit mana saja, dan seringkali muncul sebagai bercak-bercak putih atau terang.

Mekanisme Perubahan Warna Kulit Akibat Kemoterapi

European Academy of Dermatology and Venerology menjelaskan bahwa perubahan warna kulit akibat perawatan kanker, atau yang dikenal sebagai perubahan pigmentasi, merupakan serangkaian perubahan yang dapat terjadi pada kulit, selaput lendir, rambut, dan kuku selama menjalani perawatan kanker. Perubahan ini dapat bervariasi tergantung pada jenis obat yang digunakan.

Secara umum, kemoterapi cenderung menyebabkan kulit dan apendiks (rambut dan kuku) menjadi lebih gelap, sementara terapi target atau imunoterapi tertentu dapat menyebabkan warna kulit menjadi lebih cerah atau bahkan kehilangan pigmentasi sepenuhnya.

Perubahan warna kulit akibat kemoterapi dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme, antara lain:

  • Kerusakan Melanosit: Obat-obatan kemoterapi dapat merusak melanosit, yaitu sel-sel yang memproduksi melanin. Kerusakan ini dapat menyebabkan produksi melanin menjadi tidak teratur, sehingga menyebabkan perubahan warna kulit.
  • Peradangan: Kemoterapi dapat menyebabkan peradangan pada kulit, yang dapat memicu produksi melanin secara berlebihan atau menghambat produksi melanin.
  • Fotosensitivitas: Beberapa obat kemoterapi dapat meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari, sehingga menyebabkan kulit menjadi lebih mudah terbakar dan mengalami hiperpigmentasi.
  • Stimulasi Hormon: Beberapa obat kemoterapi dapat memengaruhi kadar hormon dalam tubuh, yang dapat memengaruhi produksi melanin.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perubahan Warna Kulit

Jenis obat, dosis, dan durasi terapi merupakan faktor-faktor penting yang memengaruhi perubahan warna kulit akibat kemoterapi. Semakin lama obat bekerja dalam tubuh, semakin tinggi kemungkinan kulit menunjukkan respons, termasuk perubahan warna.

Selain itu, faktor-faktor lain seperti jenis kulit, usia, dan riwayat kesehatan juga dapat memengaruhi perubahan warna kulit. Orang dengan kulit yang lebih gelap cenderung lebih rentan mengalami hiperpigmentasi, sementara orang dengan kulit yang lebih terang cenderung lebih rentan mengalami hipopigmentasi.

Perubahan Warna Kulit: Umumnya Tidak Permanen

Kabar baiknya, perubahan warna kulit akibat kemoterapi dan imunoterapi umumnya tidak permanen. Setelah pasien menghentikan pengobatan, kulit biasanya akan kembali ke kondisi semula. Namun, proses pemulihan ini dapat memakan waktu beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun.

Mengatasi Perubahan Warna Kulit Akibat Kemoterapi

Meskipun perubahan warna kulit akibat kemoterapi umumnya tidak permanen, namun kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup pasien. Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi perubahan warna kulit akibat kemoterapi:

  • Lindungi Kulit dari Sinar Matahari: Gunakan tabir surya dengan SPF minimal 30 setiap hari, bahkan saat cuaca mendung. Hindari paparan sinar matahari langsung, terutama pada jam-jam puncak.
  • Gunakan Pelembap: Kemoterapi dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan gatal. Gunakan pelembap secara teratur untuk menjaga kelembapan kulit.
  • Hindari Produk yang Mengiritasi Kulit: Hindari penggunaan produk perawatan kulit yang mengandung alkohol, parfum, atau bahan-bahan keras lainnya yang dapat mengiritasi kulit.
  • Konsultasikan dengan Dokter: Jika perubahan warna kulit sangat mengganggu, konsultasikan dengan dokter atau dokter kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dokter mungkin akan meresepkan krim atau losion yang dapat membantu memudarkan hiperpigmentasi atau merangsang produksi melanin pada kasus hipopigmentasi.
  • Perawatan Laser: Dalam beberapa kasus, perawatan laser dapat digunakan untuk mengatasi hiperpigmentasi akibat kemoterapi. Namun, perawatan ini harus dilakukan oleh dokter kulit yang berpengalaman.
  • Makeup: Makeup dapat digunakan untuk menyamarkan perubahan warna kulit. Pilih produk makeup yang sesuai dengan jenis kulit dan tidak menyebabkan iritasi.

Dukungan Emosional

Perubahan warna kulit akibat kemoterapi tidak hanya memengaruhi penampilan fisik, tetapi juga dapat memengaruhi emosional pasien. Penting bagi pasien untuk mendapatkan dukungan emosional dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan. Dukungan emosional dapat membantu pasien untuk menerima perubahan yang terjadi pada tubuh mereka dan tetap positif selama menjalani pengobatan.

Pentingnya Komunikasi dengan Tim Medis

Penting bagi pasien untuk berkomunikasi secara terbuka dengan tim medis mengenai semua efek samping yang dialami selama menjalani kemoterapi, termasuk perubahan warna kulit. Tim medis dapat memberikan informasi yang akurat dan membantu pasien untuk mengatasi efek samping tersebut.

Dalam kasus Vidi Aldiano, perubahan warna kulit yang dialaminya merupakan respons tubuh terhadap obat kemoterapi yang dikonsumsinya. Dengan pemahaman yang baik mengenai mekanisme perubahan warna kulit dan faktor-faktor yang memengaruhinya, Vidi Aldiano dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut dan tetap fokus pada proses penyembuhannya.

Perjalanan melawan kanker memang tidak mudah, namun dengan dukungan dari orang-orang terdekat dan tim medis, serta dengan sikap positif dan semangat pantang menyerah, Vidi Aldiano dapat melewati masa-masa sulit ini dan kembali berkarya di dunia musik.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :