Diduga Depresi Akibat Penyakit Kronis, Pria di Kubu Raya Akhiri Hidup dengan Senjata Api Rakitan di Gedung Walet

  • Maskobus
  • Sep 13, 2025

Kubu Raya, Kalimantan Barat – Warga Jalan Trans Kalimantan, Kabupaten Kubu Raya, digegerkan dengan penemuan seorang pria berinisial GT (48) yang tewas mengenaskan di sebuah gedung sarang burung walet pada Jumat, 12 September 2025, sekitar pukul 11.00 WIB. Korban ditemukan oleh anak dan istrinya dalam kondisi tergeletak bersimbah darah dengan luka tembak di kepala. Diduga kuat, GT nekat mengakhiri hidupnya sendiri dengan menggunakan senjata api rakitan.

Peristiwa tragis ini bermula ketika istri korban mendengar suara letupan keras yang menyerupai suara balon pecah dari arah gedung walet yang terletak tidak jauh dari rumah mereka. Merasa curiga, sang istri kemudian meminta anaknya untuk memeriksa sumber suara tersebut. Betapa terkejutnya sang anak ketika mendapati ayahnya sudah tergeletak tidak bernyawa di dalam gedung walet dengan kondisi kepala berlumuran darah.

Sontak, anak korban langsung berteriak histeris dan meminta pertolongan kepada warga sekitar. Warga yang berdatangan kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Tak lama kemudian, petugas dari Polres Kubu Raya tiba di lokasi kejadian untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengumpulkan barang bukti.

Dari hasil olah TKP, petugas menemukan sepucuk senjata api rakitan dan selongsong peluru di dekat jenazah korban. Kuat dugaan, senjata api rakitan tersebut digunakan oleh korban untuk menembak kepalanya sendiri. Guna kepentingan penyelidikan lebih lanjut, lokasi kejadian kemudian dipasangi garis polisi.

Diduga Depresi Akibat Penyakit Kronis, Pria di Kubu Raya Akhiri Hidup dengan Senjata Api Rakitan di Gedung Walet

Kasat Reskrim Polres Kubu Raya, IPTU Nunut Rivaldo Simanjuntak, melalui Kasubsi Penmas, Aiptu Ade, membenarkan adanya kejadian tersebut. Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, korban diketahui sudah cukup lama mengalami depresi akibat penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh.

"Dari keterangan pihak keluarga, diketahui korban sudah cukup lama mengalami depresi akibat penyakit yang tak kunjung sembuh," ungkap Aiptu Ade.

Jenazah korban kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak untuk dilakukan pemeriksaan medis lebih mendalam atau autopsi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan penyebab pasti kematian korban dan memastikan tidak ada unsur kekerasan lain dalam kejadian tersebut.

Saat ini, Polres Kubu Raya masih melakukan penyelidikan intensif terkait kasus ini. Polisi masih berusaha mencari tahu asal-usul senjata api rakitan yang digunakan korban, serta motif pasti yang mendorong korban untuk mengakhiri hidupnya.

"Saat ini Polres Kubu Raya masih melakukan penyelidikan intensif terkait penyebab korban mengakhiri hidup, termasuk asal-usul senjata api rakitan serta peluru yang diduga digunakan korban," jelas Aiptu Ade.

Keterangan Saksi dan Keluarga Korban

Menurut keterangan beberapa saksi yang merupakan tetangga korban, GT dikenal sebagai sosok yang pendiam dan tertutup. Namun, belakangan ini, korban terlihat lebih murung dan sering menyendiri. Beberapa tetangga juga sempat mendengar korban mengeluh tentang penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh.

Sementara itu, istri korban, saat dimintai keterangan oleh pihak kepolisian, mengaku bahwa suaminya memang sudah lama menderita penyakit kronis. Berbagai upaya pengobatan telah dilakukan, namun penyakit tersebut tak kunjung membaik. Hal ini membuat korban merasa putus asa dan depresi.

"Suami saya sudah lama sakit. Sudah berobat kemana-mana, tapi tidak sembuh juga. Mungkin karena itu dia jadi depresi," ujar istri korban dengan nada sedih.

Dampak Psikologis dan Upaya Pencegahan Bunuh Diri

Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh GT ini tentu saja menimbulkan dampak psikologis yang mendalam bagi keluarga dan orang-orang terdekat korban. Keluarga korban saat ini masih dalam keadaan syok dan membutuhkan dukungan psikologis untuk dapat menerima kenyataan pahit ini.

Peristiwa ini juga menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya kesehatan mental dan upaya pencegahan bunuh diri. Bunuh diri bukanlah solusi untuk mengatasi masalah. Jika Anda atau orang yang Anda kenal sedang mengalami masalah atau depresi, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.

Ada banyak lembaga dan organisasi yang menyediakan layanan konseling dan dukungan psikologis secara gratis. Jangan merasa malu atau takut untuk meminta bantuan. Ingatlah, Anda tidak sendirian.

Himbauan dan Pesan Kepolisian

Menanggapi kejadian ini, Polres Kubu Raya menghimbau kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental diri sendiri dan orang-orang di sekitar. Jika ada anggota keluarga atau teman yang menunjukkan tanda-tanda depresi atau memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera ajak mereka untuk berbicara dan mencari bantuan profesional.

Selain itu, Polres Kubu Raya juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak menyimpan atau memiliki senjata api ilegal. Kepemilikan senjata api ilegal dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Jika masyarakat mengetahui ada orang yang menyimpan atau memiliki senjata api ilegal, segera laporkan kepada pihak kepolisian.

"Kami menghimbau kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental dan tidak menyimpan senjata api ilegal," tegas Aiptu Ade.

Analisis Kasus dan Faktor Pemicu Bunuh Diri

Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh GT ini merupakan sebuah tragedi yang sangat disayangkan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak keluarga dan kepolisian, ada beberapa faktor yang diduga menjadi pemicu korban untuk mengakhiri hidupnya.

  • Penyakit Kronis yang Tak Kunjung Sembuh: Penyakit kronis yang diderita oleh korban dan tak kunjung sembuh diduga menjadi faktor utama yang memicu depresi dan keputusasaan korban. Rasa sakit dan ketidaknyamanan yang terus-menerus, serta keterbatasan aktivitas akibat penyakit, dapat membuat seseorang merasa putus asa dan kehilangan harapan untuk sembuh.
  • Depresi: Depresi merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perasaan sedih, kehilangan minat atau kesenangan, gangguan tidur, gangguan nafsu makan, dan perasaan bersalah atau tidak berharga. Depresi dapat menyebabkan seseorang memiliki pikiran untuk bunuh diri.
  • Akses ke Senjata Api: Adanya akses ke senjata api rakitan memudahkan korban untuk melakukan tindakan bunuh diri. Kepemilikan senjata api ilegal sangat berbahaya dan dapat meningkatkan risiko terjadinya tindak kekerasan, termasuk bunuh diri.
  • Kurangnya Dukungan Sosial: Meskipun belum ada informasi yang pasti mengenai hal ini, namun kurangnya dukungan sosial dari keluarga, teman, atau masyarakat sekitar juga dapat menjadi faktor pemicu bunuh diri. Dukungan sosial sangat penting bagi seseorang yang sedang mengalami masalah atau depresi.

Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Pencegahan Bunuh Diri

Pencegahan bunuh diri merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Pemerintah memiliki peran penting dalam menyediakan layanan kesehatan mental yang mudah diakses dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. Pemerintah juga perlu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental dan upaya pencegahan bunuh diri.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang suportif dan peduli terhadap kesehatan mental. Jika ada orang yang menunjukkan tanda-tanda depresi atau memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera ajak mereka untuk berbicara dan mencari bantuan profesional.

Keluarga juga memiliki peran penting dalam memberikan dukungan emosional dan praktis kepada anggota keluarga yang sedang mengalami masalah atau depresi. Luangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah mereka dan membantu mereka mencari solusi untuk masalah yang dihadapi.

Kesimpulan

Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh GT di Kubu Raya ini merupakan sebuah tragedi yang sangat memprihatinkan. Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya kesehatan mental dan upaya pencegahan bunuh diri. Jika Anda atau orang yang Anda kenal sedang mengalami masalah atau depresi, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Ada banyak lembaga dan organisasi yang menyediakan layanan konseling dan dukungan psikologis secara gratis. Ingatlah, Anda tidak sendirian.
Pencegahan bunuh diri membutuhkan kerjasama dari semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Dengan meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental dan memberikan dukungan kepada orang-orang yang membutuhkan, kita dapat mencegah terjadinya tragedi serupa di masa depan.
Semoga almarhum GT mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan untuk menghadapi cobaan ini.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :