Disebut Menjadi Emiten Mining Terbaik, Ini Sejumlah Faktor Penopang Prospek BRMS

  • Maskobus
  • Sep 22, 2025

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) semakin santer diperbincangkan sebagai salah satu emiten pertambangan terbaik di pasar modal. Prospek cerah BRMS ditopang oleh sejumlah faktor krusial, mulai dari harga emas global yang terus meroket hingga strategi ekspansi perusahaan yang agresif. Analis dari berbagai lembaga sekuritas pun memberikan rekomendasi positif terhadap saham BRMS, dengan target harga yang terus direvisi naik.

Harga Emas Melambung, BRMS Panen Berkah

Salah satu faktor utama yang mendongkrak prospek BRMS adalah tren kenaikan harga emas yang signifikan. Sepanjang tahun 2025, harga emas telah melonjak sekitar 39% secara year-to-date (YtD), mencapai US$ 3.680 per ons troi. Kenaikan ini dipicu oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Federal Reserve (The Fed), pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat, serta permintaan yang tinggi dari bank sentral berbagai negara.

China menjadi salah satu pembeli emas utama di pasar global. Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu terus menambah cadangan emasnya secara signifikan. Pada tahun 2023, China menambah sekitar 225 ton emas, diikuti dengan 44 ton pada tahun 2024, dan 21 ton sepanjang tahun 2025 ini. Dengan demikian, total cadangan emas China telah mencapai lebih dari 2.300 ton. Meskipun masih di bawah target ambisius sebesar 5.000 ton, angka ini dianggap sudah sesuai dengan skala ekonomi China.

Selain China, Polandia juga aktif menambah cadangan emasnya. Pada tahun 2027, Polandia menambah 207 ton emas, menegaskan komitmennya untuk mempercepat de-dolarisasi setelah sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia pada tahun 2022. Tren de-dolarisasi semakin mengakar, dan emas menjadi pilihan aset alternatif yang menarik bagi banyak negara.

Disebut Menjadi Emiten Mining Terbaik, Ini Sejumlah Faktor Penopang Prospek BRMS

Ketidakpastian geopolitik yang meliputi Amerika Serikat, konflik di Timur Tengah, serta kebijakan proteksionisme yang mungkin diterapkan oleh mantan Presiden Donald Trump, semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai (safe haven). Kebijakan proteksionisme yang diterapkan oleh Uni Eropa terhadap China dan India juga turut mendorong investor untuk beralih ke emas.

Proyeksi Harga Emas Direvisi Naik

Ajaib Sekuritas Indonesia dalam risetnya yang dirilis pada 10 September lalu merevisi proyeksi kenaikan harga emas tahun ini menjadi 33%, atau sekitar US$ 3.300 per ons troi. Sebelumnya, Ajaib Sekuritas memproyeksikan kenaikan harga emas di level US$ 3.000 per ons troi.

Untuk tahun 2026, Ajaib Sekuritas memperkirakan harga emas akan naik 6% year-on-year (YoY) atau mencapai level US$ 3.500 per ons troi. Proyeksi ini didasarkan pada potensi kenaikan lebih lanjut, tergantung pada percepatan penetapan kebijakan The Fed yang kembali longgar menetapkan pemangkasan suku bunga hingga peningkatan ketegangan geopolitik.

Ekspansi Agresif BRMS Pacu Pertumbuhan Produksi

Di tengah momentum positif harga emas, BRMS terus memacu ekspansi bisnisnya. Perusahaan menargetkan penyelesaian pembangunan tambang emas Poboya, Sulawesi Tengah, pada pertengahan 2027. Selain itu, BRMS juga berencana meningkatkan kapasitas pabrik Carbon-in-Leach (CIL) pertama pada akhir 2024.

Dengan ekspansi ini, BRMS menargetkan peningkatan produksi menjadi 75.000 hingga 85.000 ton oz pada tahun 2026, dan 85.000 hingga 90.000 oz pada tahun 2027. Meskipun ada tekanan jangka pendek pada pendapatan, BRMS optimis dengan prospek jangka panjangnya.

Pada akhir 2025, BRMS juga akan menambahkan pabrik Leach Heap (LH) di Poboya, dilanjutkan dengan pabrik CIL ke-4 di Gorontalo pada akhir 2026. Meskipun LH menghasilkan kadar emas yang lebih rendah (di bawah 0,8 gram/ton) dan tingkat recovery yang lebih rendah (sekitar 65%), sebanyak 90% dari output BRMS akan tetap berasal dari pabrik CIL dengan recovery tinggi (lebih dari 90%) dan kadar emas 3,5 gram per ton hingga 4 gram per ton, dibandingkan dengan 1,2 gram/ton – 1,8 gram/ton di open pit saat ini.

Pada kuartal IV-2027, tambang bawah tanah akan mulai memasok bijih dengan kadar yang lebih tinggi, yang akan mendorong peningkatan produksi secara bertahap.

Kinerja Keuangan Solid, Laba Bersih Meroket

Dari sisi kinerja fundamental, BRMS mencatatkan pertumbuhan yang mengesankan pada semester I-2025. Pendapatan dan laba bersih masing-masing naik tiga digit persen. Pendapatan BRMS tumbuh 209% YoY menjadi US$ 20,8 juta, sementara laba bersih melonjak 136% YoY menjadi US$ 22,3 juta.

Pertumbuhan ini didorong oleh volume produksi yang lebih tinggi, naik 46% YoY menjadi 38.993 oz, dan harga jual emas terealisasi yang naik 38% YoY menjadi US$ 3.045 per ons troi.

Meskipun demikian, kinerja BRMS secara kuartalan mengalami penurunan. Laba bersih turun 50% QoQ menjadi US$ 7,4 juta. Penurunan ini disebabkan oleh kadar bijih yang lebih rendah, yaitu 1,42 gram/ton dari 1,60 gram/ton. Selain itu, produksi juga menurun menjadi 17.071 oz dari sebelumnya 21.922 oz. Namun, dampak negatif ini berhasil diredam dengan harga jual yang lebih tinggi 17% QoQ, yaitu di angka US$ 3.282 per ons troi.

Rekomendasi Beli Saham BRMS

Dengan mempertimbangkan sentimen positif yang mendukung kinerja BRMS untuk tahun ini dan di masa depan, Ajaib Sekuritas merekomendasikan beli saham BRMS dengan menaikkan target harga ke Rp 600 dari harga sebelumnya Rp 440.

"Katalis utama BRMS adalah kenaikan volume produksi dari tambahan kapasitas LH untuk tahun 2025 hingga 2026, peningkatan margin produksi dari tambang bawah tanah pasca 2027 hingga harga emas yang masih tinggi," urai Analis Ajaib Sekuritas Asia Rizal Rafly dalam risetnya.

Rizal Rafly menambahkan bahwa pasca 2027, kapasitas produksi BRMS bisa melebihi 160.000 oz di tahun 2028 dan melampaui 200.000 oz mulai 2029.

Sucor Sekuritas dalam risetnya juga menjabarkan prospek positif atas kinerja BRMS ke depannya. Analis Sucor Sekuritas, Andreas Yordan Tarigan, menyoroti bahwa masuknya BRMS ke dalam VanEck Gold Miners ETF (GDX) juga turut menandai titik balik yang penting bagi likuiditas, visibilitas dan akses sahamnya untuk investor asing.

Dengan kombinasi faktor-faktor positif tersebut, BRMS semakin layak disebut sebagai salah satu emiten pertambangan terbaik di pasar modal Indonesia. Investor yang mencari eksposur terhadap sektor emas dapat mempertimbangkan saham BRMS sebagai salah satu pilihan investasi yang menarik.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :