Lucy Guo, seorang wanita muda yang menawan, membuktikan bahwa kesuksesan finansial yang luar biasa tidak selalu berarti berhenti bekerja keras. Di usia yang baru menginjak 30 tahun, Guo telah mengumpulkan kekayaan bersih yang fantastis, mencapai USD 1,3 miliar atau setara dengan Rp 21 triliun. Pencapaian ini diraih setelah bisnis pertamanya, Scale AI, mencapai kesepakatan dengan Meta yang menaksir nilai perusahaan tersebut sebesar USD 25 miliar. Guo dinobatkan sebagai miliarder wanita termuda yang merintis usahanya sendiri, menggeser posisi yang sebelumnya dipegang oleh penyanyi terkenal, Taylor Swift. Meskipun telah mencapai puncak kesuksesan finansial, Guo tetap membumi dan rendah hati. "Sejujurnya, saya masih merasa sama seperti gadis kecil itu. Kehidupan saya sebelum dan sesudah punya uang tidak banyak berubah," ungkap Guo dalam sebuah wawancara dengan CNBC.
Perjalanan Guo menuju kesuksesan dimulai ketika ia mendirikan Scale AI, sebuah startup yang bergerak di bidang pelabelan data AI, bersama dengan Alexander Wang pada tahun 2016. Dalam perusahaan tersebut, Guo memegang peran penting sebagai pemimpin tim operasional dan desain produk. Namun, setelah dua tahun berjuang bersama, Guo memutuskan untuk meninggalkan Scale AI pada tahun 2018. Perbedaan pendapat mengenai arah perusahaan menjadi alasan utama di balik keputusannya tersebut. Guo menjelaskan bahwa ia dan Wang memiliki visi yang berbeda terkait pengembangan bisnis. Wang lebih berfokus pada upaya penjualan untuk menarik lebih banyak pelanggan, sementara Guo lebih menekankan pada pentingnya pengembangan produk dan kesejahteraan karyawan. "Ketika Alex sangat berorientasi pada penjualan untuk mendatangkan lebih banyak pelanggan, saya fokus pada hal seperti ‘hei, kita perlu memprioritaskan produk atau membantu memastikan karyawan scaler dibayar tepat waktu, jam kerja mereka dihitung dengan benar, tapi bukan di situlah sumber daya dicurahkan," jelasnya.
Meskipun telah meninggalkan Scale AI, Guo tetap memiliki saham sekitar 5% di perusahaan tersebut. Kepemilikan saham inilah yang kemudian mengantarkannya menjadi seorang miliarder. Setelah keluar dari Scale AI, Guo tidak lantas berpuas diri dengan kekayaannya. Ia justru semakin termotivasi untuk terus berkarya dan memberikan dampak positif bagi dunia. Guo kemudian mendirikan Backend Capital, sebuah perusahaan modal ventura yang berinvestasi pada startup teknologi tahap awal. Melalui Backend Capital, Guo berupaya untuk mendukung dan mengembangkan perusahaan-perusahaan rintisan yang memiliki potensi besar untuk mengubah dunia. Tidak berhenti sampai di situ, Guo kembali mendirikan startup baru pada tahun 2022 bernama Passes. Passes adalah platform monetisasi kreator konten yang memungkinkan para kreator untuk mendapatkan penghasilan dari karya-karya mereka. Startup ini telah berhasil mengumpulkan pendanaan lebih dari USD 65 juta, menunjukkan potensi besar yang dimilikinya.
Guo dikenal sebagai sosok yang sangat pekerja keras dan disiplin. Ia tidak pernah berhenti bekerja, bahkan setelah menjadi seorang miliarder. "Saya masih bekerja sangat lama," katanya. Guo selalu berusaha untuk mengoptimalkan hari-harinya agar seproduktif mungkin. Baginya, status miliarder bukanlah alasan untuk bermalas-malasan. Ia justru merasa memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk terus berkontribusi bagi masyarakat. Guo memiliki rutinitas harian yang sangat ketat. Ia biasanya bangun pukul 5:30 pagi dan langsung memulai aktivitasnya. Bahkan makan siang pun seringkali menjadi kemewahan baginya. Ia seringkali harus makan sambil mengikuti rapat karena jadwalnya yang padat. Guo percaya bahwa setiap orang dapat mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi jika mereka mampu mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang membuang-buang waktu. "Saya pikir kebanyakan orang bisa mencapai keseimbangan kerja-hidup jika mereka mengurangi hal-hal yang biasanya menyia-nyiakan waktu saat pulang, yaitu banyak orang hanya menggulir TikTok, banyak orang hanya duduk dan nonton TV tanpa berpikir," ujarnya.
Guo memberikan satu hari libur di akhir pekan, namun itupun tidak sepenuhnya ia gunakan untuk bersantai. Dari pukul 12.00 hingga 18.00, ia sepenuhnya fokus menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Setelah itu, ia langsung kembali bekerja. Guo merasa bahwa ia memiliki lebih banyak waktu dalam sehari karena ia tidak membutuhkan banyak tidur. Meskipun memiliki jam kerja yang panjang, ia tetap merasa memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. "Saya rasa saya punya lebih banyak waktu dalam sehari karena sejujurnya, saya sangat beruntung. Saya tak butuh banyak tidur meski jam kerja panjang, saya merasa memiliki keseimbangan kerja-hidup. Secara teori, saya bisa kerja sampai tengah malam, lalu saya bisa pergi ke klub sampai pukul 2 pagi, lalu saya bisa tidur, lalu bangun sekitar pukul 6 pagi," cetusnya.
Kisah sukses Lucy Guo adalah inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi para wanita muda yang memiliki mimpi besar. Guo membuktikan bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan semangat pantang menyerah, segala sesuatu mungkin untuk dicapai. Ia juga menunjukkan bahwa kesuksesan finansial bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah batu loncatan untuk terus berkarya dan memberikan dampak positif bagi dunia. Guo adalah contoh nyata dari seorang wanita yang tidak hanya cantik dan kaya, tetapi juga cerdas, pekerja keras, dan memiliki visi yang jelas tentang masa depannya. Ia adalah sosok yang patut diacungi jempol dan dijadikan panutan bagi generasi muda.
Lucy Guo adalah bukti hidup bahwa usia bukanlah batasan untuk mencapai kesuksesan. Di usia yang masih sangat muda, ia telah berhasil membangun kerajaan bisnisnya sendiri dan menjadi salah satu wanita terkaya di dunia. Namun, yang lebih mengagumkan dari Guo adalah etos kerjanya yang luar biasa. Ia tidak pernah berhenti belajar, berkembang, dan memberikan kontribusi bagi masyarakat. Guo adalah sosok yang rendah hati dan selalu bersedia berbagi pengalaman dan pengetahuannya dengan orang lain. Ia adalah mentor bagi banyak startup muda dan selalu memberikan dukungan bagi para pengusaha wanita. Guo percaya bahwa dengan saling membantu dan mendukung, kita dapat menciptakan ekosistem bisnis yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Kisah sukses Lucy Guo juga mengajarkan kita tentang pentingnya memiliki visi yang jelas dan tujuan yang spesifik. Guo selalu tahu apa yang ingin dicapainya dan ia tidak pernah ragu untuk mengejar mimpinya. Ia memiliki keberanian untuk mengambil risiko dan keluar dari zona nyamannya. Guo juga memiliki kemampuan untuk belajar dari kesalahan dan bangkit kembali setelah mengalami kegagalan. Ia tidak pernah menyerah pada tantangan dan selalu mencari solusi untuk setiap masalah yang dihadapinya. Guo adalah sosok yang inspiratif dan memotivasi. Ia adalah contoh nyata dari seorang pemimpin yang visioner, inovatif, dan memiliki integritas yang tinggi. Ia adalah sosok yang patut kita kagumi dan teladani. Lucy Guo adalah bukti bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan semangat pantang menyerah, kita dapat mencapai kesuksesan yang luar biasa dan memberikan dampak positif bagi dunia.