Erick Thohir Jelaskan Suntikan Modal Negara ke BUMN: Fokus Penugasan, Operasional ke Danantara

  • Maskobus
  • Sep 17, 2025

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan penjelasan mendalam mengenai mekanisme penyaluran Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada perusahaan-perusahaan pelat merah. Penjelasan ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana pemerintah mengelola investasi di BUMN, membedakan antara penugasan khusus dan kebutuhan operasional, serta peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) atau yang lebih dikenal dengan Danantara.

PMN untuk Penugasan Khusus, Bukan Operasional Rutin

Erick Thohir menegaskan bahwa PMN dari pemerintah saat ini difokuskan pada penugasan-penugasan khusus yang diberikan kepada BUMN. Artinya, suntikan modal ini bukan untuk menutupi kebutuhan operasional rutin atau investasi yang seharusnya dapat diatasi oleh perusahaan itu sendiri.

"Untuk operasional kebutuhan dan investasi sudah ada di Danantara. Tapi kalau PMN penugasan bisa saja dari Kemenkeu untuk ke Kementerian BUMN yang dikonsolidasi dengan Danantara, jadi tergantung isunya apa," jelas Erick Thohir saat ditemui di gedung DPR RI.

Penjelasan ini mengindikasikan adanya perubahan strategi dalam pengelolaan keuangan BUMN. Pemerintah tampaknya ingin mendorong BUMN untuk lebih mandiri secara finansial dan tidak bergantung sepenuhnya pada suntikan modal negara untuk kegiatan operasional dan investasi.

Erick Thohir Jelaskan Suntikan Modal Negara ke BUMN: Fokus Penugasan, Operasional ke Danantara

Danantara: Sumber Pendanaan Alternatif untuk BUMN

Peran Danantara menjadi sangat penting dalam konteks ini. Lembaga ini bertugas sebagai sumber pendanaan alternatif bagi BUMN untuk kebutuhan operasional dan investasi. Dengan adanya Danantara, BUMN diharapkan dapat lebih fleksibel dalam mencari sumber pendanaan dan tidak hanya mengandalkan PMN dari pemerintah.

Erick Thohir menekankan bahwa Danantara memiliki peran strategis dalam mendukung pertumbuhan dan pengembangan BUMN. Lembaga ini akan membantu BUMN untuk mengakses sumber pendanaan yang lebih beragam, termasuk dari investor swasta dan lembaga keuangan lainnya.

Contoh PMN untuk KAI, PELNI, dan INKA

Erick Thohir memberikan contoh konkret mengenai PMN yang telah disetujui oleh DPR Komisi VI untuk tiga BUMN, yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau PELNI, dan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA. Total PMN yang disetujui untuk ketiga perusahaan tersebut mencapai Rp 4,77 triliun.

"Ada 3 perusahaan yang akan diberikan PMN oleh Kementerian Keuangan," ujarnya dalam RDP dengan Komisi VI.

PMN ini akan digunakan untuk memperbaiki pelayanan masyarakat di sektor transportasi, yang merupakan penugasan khusus dari pemerintah kepada ketiga BUMN tersebut.

Rincian Alokasi PMN

Berikut adalah rincian alokasi PMN untuk ketiga BUMN tersebut:

  • PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI: Rp 1,8 triliun. Dana ini akan digunakan untuk pengadaan KRL Jabodetabek, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan transportasi kereta api di wilayah metropolitan Jakarta.
  • PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau PELNI: Rp 2,5 triliun. Dana ini akan digunakan untuk membeli tiga unit kapal penumpang baru. Pembelian kapal baru ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas angkut dan kualitas layanan transportasi laut di seluruh Indonesia.
  • PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA: Rp 473 miliar. Dana ini akan digunakan untuk pembangunan fasilitas pabrik untuk produksi rangkaian kereta (trainset) KRL Jabodetabek. Pembangunan pabrik baru ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi INKA dan memenuhi kebutuhan KRL Jabodetabek yang semakin meningkat.

Tujuan PMN: Peningkatan Pelayanan Publik dan Daya Saing

Erick Thohir menekankan bahwa PMN yang diberikan kepada ketiga BUMN tersebut memiliki tujuan utama untuk meningkatkan pelayanan publik dan daya saing perusahaan.

"Dan tentu kalau kita bisa lihat, kembali untuk penggunaannya dari KAI sendiri mengadakan sarana KRL untuk pelayanan lintas Jabodetabek," ucapnya.

Dalam kasus KAI, PMN akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan transportasi kereta api di wilayah Jabodetabek, yang merupakan salah satu wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia.

Sementara itu, PMN untuk PELNI akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas angkut dan kualitas layanan transportasi laut di seluruh Indonesia, terutama di wilayah-wilayah terpencil yang sulit dijangkau oleh transportasi darat.

Adapun PMN untuk INKA akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing perusahaan, sehingga mampu bersaing dengan produsen kereta api lainnya di pasar global.

Modernisasi Fasilitas INKA untuk Tingkatkan Daya Saing

Erick Thohir menyoroti pentingnya modernisasi fasilitas produksi INKA untuk meningkatkan daya saing perusahaan.

"Kalau di Madiun sendiri sudah out of date, ya tentu competitiveness ini diperlukan, apalagi pangsa pasar untuk gerbong kelas menengah, jadi yang bukan high class seperti kereta cepat, ini lagi sangat banyak demand-nya, tidak hanya di dalam negeri," ungkapnya.

Dengan adanya fasilitas produksi yang modern, INKA diharapkan dapat menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi dan memenuhi kebutuhan pasar yang semakin berkembang.

Koordinasi PMN: Kemenkeu, Kementerian BUMN, dan Danantara

Erick Thohir menjelaskan bahwa koordinasi PMN melibatkan beberapa pihak, yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan Danantara.

"Untuk operasional, kebutuhan, dan juga investasi itu sudah dari Danantara. Tapi kalau PMN penugasan bisa saja dari Kemenkeu untuk ke Kementerian BUMN, yang dikonsolidasi dengan Danantara," pungkasnya.

Kementerian Keuangan bertanggung jawab untuk mengalokasikan anggaran PMN, sementara Kementerian BUMN bertanggung jawab untuk mengelola dan mengawasi penggunaan PMN oleh BUMN. Danantara berperan sebagai sumber pendanaan alternatif bagi BUMN dan membantu dalam mengkonsolidasikan PMN.

Kesimpulan: PMN Strategis untuk BUMN Berkinerja Unggul

Penjelasan Erick Thohir memberikan gambaran yang lebih jelas tentang strategi pemerintah dalam mengelola investasi di BUMN. PMN difokuskan pada penugasan-penugasan khusus yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik dan daya saing perusahaan. Sementara itu, kebutuhan operasional dan investasi diharapkan dapat dipenuhi oleh BUMN melalui sumber pendanaan alternatif, seperti Danantara.

Dengan strategi ini, pemerintah berharap BUMN dapat menjadi perusahaan yang lebih mandiri secara finansial, berkinerja unggul, dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional. PMN bukan lagi sekadar suntikan dana, tetapi investasi strategis untuk masa depan BUMN dan Indonesia.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :