"Persija Persija Kamu Tak Akan Pernah Sendiri, The Jak Selalu Bersama mu." Kalimat itu adalah sepenggal semangat yang selalu membara dari bibir The Jakmania, komunitas suporter setia Persija Jakarta. Lebih dari sekadar pendukung, The Jakmania adalah ruh bagi tim berjuluk Macan Kemayoran. Mereka adalah saksi bisu perjalanan panjang Persija, suka dan duka, kemenangan dan kekalahan, serta perjuangan tanpa henti untuk mengukir prestasi.
Didirikan pada 19 Desember 1997 oleh tokoh-tokoh seperti Gugun Gondrong, Ferry Indrasjarief, Diza Rasyid, Ali, Edi Sukatmo, dan Mimi Al-qamar, The Jakmania telah berkembang menjadi organisasi suporter yang solid dan terorganisir. Dengan anggota mencapai 104 ribu orang, tersebar di lebih dari 84 koordinator wilayah (korwil) di Jabodetabek, delapan biro resmi di luar Jabodetabek, hingga satu biro resmi di luar negeri, tepatnya di Tokyo, Jepang, The Jakmania membuktikan bahwa kecintaan pada Persija tidak mengenal batas wilayah.
Sejak awal berdiri, The Jakmania selalu setia mendampingi Persija di setiap pertandingan, baik kandang maupun tandang. Di mana pun Macan Kemayoran berlaga, di situ pula The Jakmania hadir dengan semangat membara. Mereka bukan hanya sekadar menonton, tetapi juga memberikan dukungan penuh melalui yel-yel, koreografi, spanduk, dan poster yang membangkitkan semangat para pemain di lapangan. Stadion pun bergemuruh selama 90 menit, diisi dengan nyanyian dan sorakan yang menjadi energi tambahan bagi Persija.
Namun, di balik loyalitas dan dukungan tanpa henti, The Jakmania juga menyimpan cerita pilu. Sebagai tim ibu kota, Persija justru seringkali harus berpindah-pindah kandang. Penggusuran Stadion Menteng dan Stadion Lebak Bulus menjadi Depo MRT Jakarta membuat Persija kehilangan homebase yang tetap. Akibatnya, tim kebanggaan Jakarta ini harus menggelar laga kandang di berbagai kota, mulai dari Bekasi, Bogor, Bantul, hingga Solo.
Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi The Jakmania. Mereka harus rela menempuh perjalanan jauh dan mengeluarkan biaya lebih untuk tetap bisa mendukung Persija secara langsung. Namun, semangat mereka tidak pernah padam. Kecintaan pada Persija telah menjadi bagian dari identitas mereka, bahkan diwariskan dari generasi ke generasi.
Penantian panjang The Jakmania akhirnya berbuah manis. Mimpi untuk memiliki kandang di Jakarta akhirnya terwujud dengan hadirnya Jakarta International Stadium (JIS). Stadion megah berkapasitas 82.000 penonton ini resmi menjadi markas baru bagi Macan Kemayoran setelah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara manajemen Persija Jakarta dan JakPro sebagai BUMD pengelola JIS pada Kamis, 20 Februari lalu.
JIS bukan hanya sekadar stadion, tetapi juga simbol harapan baru bagi Persija dan The Jakmania. Stadion ini menjadi bukti bahwa kesabaran dan kesetiaan akan selalu membuahkan hasil. Kehadiran JIS sebagai homebase Persija memberikan dampak positif yang signifikan. Para pemain merasa lebih termotivasi untuk memberikan yang terbaik, sementara The Jakmania semakin bersemangat untuk memberikan dukungan penuh.
Atmosfer di JIS saat pertandingan Persija sangat luar biasa. Stadion dipenuhi dengan lautan oranye, warna kebesaran Persija. Yel-yel dan nyanyian The Jakmania menggema di seluruh stadion, menciptakan suasana yang sangat intimidatif bagi tim lawan. Dukungan tanpa henti dari The Jakmania menjadi energi tambahan bagi Persija untuk meraih kemenangan.
Lebih dari itu, JIS juga menjadi tempat berkumpulnya The Jakmania dari berbagai wilayah. Mereka bertemu, berbagi cerita, dan mempererat tali persaudaraan. JIS bukan hanya stadion, tetapi juga rumah bagi The Jakmania, tempat di mana mereka bisa merasakan kebersamaan dan kecintaan pada Persija.
Namun, euforia kehadiran JIS sebagai homebase Persija tidak membuat The Jakmania lupa diri. Mereka tetap menyadari bahwa tantangan di depan masih panjang. Persija harus terus berbenah dan meningkatkan kualitas tim agar bisa meraih prestasi yang lebih tinggi. The Jakmania pun siap memberikan dukungan penuh dalam setiap langkah Persija.
Kecintaan The Jakmania pada Persija tidak hanya diwujudkan melalui dukungan di stadion. Mereka juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan. The Jakmania seringkali mengadakan bakti sosial, memberikan bantuan kepada korban bencana alam, dan melakukan kegiatan positif lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa The Jakmania tidak hanya peduli pada Persija, tetapi juga pada lingkungan sekitar.
Semangat The Jakmania patut diacungi jempol. Mereka adalah contoh suporter sejati yang selalu setia mendukung tim kebanggaan dalam kondisi apapun. Kecintaan mereka pada Persija tidak pernah pudar, bahkan semakin membara seiring berjalannya waktu.
Kisah The Jakmania dan Persija adalah kisah tentang kesetiaan, harapan, dan kebersamaan. Kisah ini mengajarkan kita bahwa dengan semangat yang kuat dan dukungan tanpa henti, tidak ada yang tidak mungkin. The Jakmania adalah bukti nyata bahwa suporter adalah bagian penting dari sebuah tim sepak bola. Mereka adalah ruh yang memberikan energi dan motivasi bagi para pemain untuk berjuang meraih kemenangan.
Dengan JIS sebagai homebase baru, Persija dan The Jakmania siap mengarungi musim-musim mendatang dengan semangat yang lebih membara. Mereka bertekad untuk meraih prestasi yang lebih tinggi dan mengharumkan nama Jakarta di kancah sepak bola nasional.
Foto-foto yang diambil di Jakarta International Stadium (JIS) oleh Darryl Ramadhan/kumparan menangkap esensi dari dukungan The Jakmania yang tak tergoyahkan. Dari spanduk yang menyerukan perombakan manajemen hingga ekspresi wajah penuh semangat di tribun, setiap gambar menceritakan kisah tentang kecintaan yang mendalam dan harapan akan masa depan yang cerah bagi Persija.
Salah satu foto memperlihatkan sekelompok Jakmania membentangkan spanduk bertuliskan "Lo Macan Bukan Kucing," sebuah pernyataan tegas yang menunjukkan kebanggaan mereka terhadap identitas Persija sebagai Macan Kemayoran. Foto lain menunjukkan para Jakmania berkumpul sebelum pertandingan, wajah mereka berseri-seri dengan antisipasi dan kegembiraan. Ada pula foto yang memperlihatkan para Jakmania menyanyikan yel-yel di dalam bus, semangat mereka membara bahkan sebelum tiba di stadion.
Foto-foto ini adalah bukti visual dari kekuatan dukungan The Jakmania. Mereka adalah tulang punggung Persija, memberikan energi dan motivasi bagi tim untuk berjuang meraih kemenangan. Dengan JIS sebagai homebase baru, Persija dan The Jakmania siap untuk menulis babak baru dalam sejarah klub, babak yang penuh dengan harapan, semangat, dan prestasi.
Kisah The Jakmania adalah inspirasi bagi semua suporter sepak bola di Indonesia. Mereka adalah contoh bagaimana kecintaan pada tim bisa menjadi kekuatan yang positif dan membangun. Dengan semangat yang sama, mari kita dukung tim kebanggaan kita dan bersama-sama memajukan sepak bola Indonesia.