FC Twente Ultimatum Mees Hilgers, Tidak Akan Dimainkan jika Tak Perpanjang Kontrak

  • Maskobus
  • Sep 17, 2025

Klub Eredivisie, FC Twente, dikabarkan memberikan ultimatum keras kepada bek tengahnya, Mees Hilgers. Menurut laporan dari media Belanda, Voetbal Primeur, pemain berusia 24 tahun itu tidak akan dimainkan lagi jika menolak untuk menandatangani perpanjangan kontrak. Situasi ini menempatkan Hilgers, yang juga memiliki darah keturunan Indonesia, dalam posisi sulit di ambang musim 2025/2026.

Kontrak Hilgers dengan FC Twente akan berakhir pada akhir musim ini, yang berarti ia berpotensi meninggalkan klub secara gratis pada bursa transfer musim panas mendatang. Keadaan ini tentu saja merugikan FC Twente, yang berisiko kehilangan aset berharga tanpa mendapatkan kompensasi.

Sebenarnya, keinginan Hilgers untuk meninggalkan FC Twente sudah muncul sejak bursa transfer awal musim 2025/2026. Namun, hingga jendela transfer ditutup, ia tidak berhasil menemukan klub baru yang sesuai dengan harapannya. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Teknik FC Twente, Jan Streuer, yang memahami ambisi sang pemain untuk mencari tantangan baru setelah beberapa tahun membela klub.

"Niatnya adalah bahwa dia mungkin ingin pergi setelah sekian tahun bersama klub, saya bisa sangat memahami hal itu jika memang punya ambisi seperti itu," ujar Jan Streuer, mengindikasikan bahwa klub tidak menghalangi keinginan Hilgers untuk berkembang.

FC Twente Ultimatum Mees Hilgers, Tidak Akan Dimainkan jika Tak Perpanjang Kontrak

Namun, dengan kontrak yang akan segera berakhir, FC Twente berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Mereka harus mengambil langkah tegas untuk melindungi kepentingan klub. Ultimatum yang diberikan kepada Hilgers adalah bentuk upaya untuk memaksimalkan nilai sang pemain, baik melalui perpanjangan kontrak atau potensi transfer di masa mendatang.

Untuk mengantisipasi kemungkinan kepergian Hilgers, FC Twente telah bergerak cepat dengan mendatangkan dua bek tengah baru, yaitu Robin Propper dan Stav Lemkin. Langkah ini menunjukkan kesiapan klub untuk menghadapi situasi apa pun, termasuk kehilangan salah satu pemain kunci di lini belakang.

"Kami sejak awal mengatakan: kami tidak akan menunggu sampai dia pergi. Kami akan mendatangkan dua bek tengah. Hilgers tidak jadi pergi, dia masih ada di sini," jelas Streuer, menekankan bahwa kedatangan Propper dan Lemkin adalah bagian dari rencana jangka panjang klub, terlepas dari situasi Hilgers.

Sejak awal musim ini, Hilgers memang sudah tidak masuk dalam rencana tim utama FC Twente. Ia belum pernah tampil dalam satu pun pertandingan Eredivisie. Hal ini semakin memperkuat indikasi bahwa klub telah mengambil sikap tegas terkait masa depannya.

Pelatih baru FC Twente, John van den Brom, yang menggantikan Joseph Oosting, juga mengakui bahwa ia masih menunggu lampu hijau dari Jan Streuer untuk dapat menurunkan Mees Hilgers. Ini menunjukkan bahwa keputusan terkait Hilgers berada di tangan manajemen klub, dan pelatih harus mengikuti arahan yang diberikan.

"Tidak, untuk saat ini tidak. Kami sudah membuat kesepakatan internal yang jelas mengenai hal ini," kata Van den Brom, menegaskan bahwa ada aturan internal yang harus dipatuhi terkait status Hilgers.

"Kalau suatu saat saya mendengar dari Jan, kamu boleh memainkannya, maka itu menjadi opsi bagi saya," lanjutnya, mengisyaratkan bahwa situasinya bisa berubah jika ada perubahan kebijakan dari manajemen.

Jan Streuer memberikan contoh konkret mengenai alasan di balik keputusan sulit ini. Ia menjelaskan bahwa FC Twente enggan memberikan kesempatan bermain kepada pemain yang sudah berniat untuk hengkang, karena klub lebih memprioritaskan pemain-pemain yang berkomitmen untuk bertahan dan berjuang bersama tim.

"Kami tidak ingin para pemain yang sudah kami investasikan dirugikan dengan tidak dimainkan, sementara seorang pemain yang mungkin ingin pergi justru dimainkan," ungkap Streuer, menjelaskan bahwa ada pertimbangan moral dan etika dalam pengambilan keputusan ini.

"Maka kami lebih memilih memberi kesempatan kepada mereka yang sudah kami investasikan dan masih punya kontrak lebih panjang," tegasnya, menunjukkan bahwa loyalitas dan komitmen menjadi faktor penting dalam menentukan komposisi tim.

Situasi yang dihadapi Mees Hilgers di FC Twente ini menjadi contoh klasik dalam dunia sepak bola profesional. Klub harus mengambil keputusan yang sulit untuk melindungi kepentingan mereka, sementara pemain juga berhak untuk menentukan arah karirnya sendiri.

Ultimatum yang diberikan FC Twente kepada Hilgers adalah langkah berani yang memiliki risiko dan konsekuensi. Jika Hilgers menolak untuk memperpanjang kontrak, ia akan kehilangan kesempatan bermain dan berpotensi mengalami penurunan nilai pasar. Di sisi lain, jika Hilgers menerima tawaran perpanjangan kontrak, ia harus menunda ambisinya untuk mencari tantangan baru di klub lain.

Pilihan yang diambil Hilgers akan sangat menentukan masa depannya. Ia harus mempertimbangkan dengan matang segala aspek, termasuk prospek karir, stabilitas finansial, dan ambisi pribadi.

Bagi FC Twente, situasi ini menjadi ujian kepemimpinan dan kemampuan mereka dalam mengelola aset pemain. Mereka harus memastikan bahwa keputusan yang diambil adil dan bijaksana, serta tidak merugikan klub dalam jangka panjang.

Kasus Mees Hilgers ini juga menjadi pelajaran bagi pemain-pemain muda lainnya. Penting untuk membangun hubungan yang baik dengan klub, berkomunikasi secara terbuka mengenai ambisi karir, dan selalu bertindak profesional.

Meskipun ultimatum telah diberikan, masih ada kemungkinan bahwa solusi yang saling menguntungkan dapat ditemukan. Mungkin saja Hilgers bersedia menandatangani perpanjangan kontrak dengan klausul pelepasan yang memungkinkan ia untuk pindah ke klub lain di masa mendatang. Atau, mungkin saja FC Twente bersedia untuk menjual Hilgers pada bursa transfer Januari dengan harga yang sesuai.

Apapun yang terjadi, situasi ini akan menjadi sorotan bagi para penggemar sepak bola, terutama di Indonesia. Mees Hilgers adalah pemain berbakat yang memiliki potensi untuk bersinar di level yang lebih tinggi. Keputusan yang diambilnya akan sangat mempengaruhi perjalanan karirnya.

Perkembangan situasi Mees Hilgers di FC Twente akan terus dipantau oleh media dan penggemar sepak bola. Kita tunggu saja bagaimana akhir dari kisah ini. Apakah Hilgers akan memilih untuk bertahan dan memperpanjang kontraknya, atau ia akan mengambil risiko dan mencari tantangan baru di klub lain? Waktu yang akan menjawabnya.

Sementara itu, FC Twente harus fokus pada persiapan tim untuk menghadapi musim yang baru. Dengan kedatangan pemain-pemain baru dan dukungan dari para penggemar, mereka berharap dapat meraih hasil yang lebih baik dari musim sebelumnya.

Keputusan sulit terkait Mees Hilgers ini menjadi bagian dari dinamika sepak bola profesional. Klub dan pemain harus saling menghormati dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Semoga solusi yang terbaik dapat ditemukan untuk semua pihak yang terlibat.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :