Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Prof. Dr. Taruna Ikrar, angkat bicara mengenai dugaan penggunaan food tray yang tidak memenuhi standar keamanan pangan (food grade) dan terindikasi mengandung minyak babi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah digencarkan pemerintah. Isu ini mencuat setelah adanya laporan yang menyebutkan bahwa food tray yang digunakan dalam program tersebut diproduksi di China dan memiliki potensi risiko kesehatan.
Laporan tersebut mengindikasikan bahwa food tray yang beredar mengandung kadar zat mangan yang tinggi, sehingga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan jika digunakan untuk menyimpan makanan yang bersifat asam. Lebih jauh lagi, laporan tersebut juga menyoroti adanya indikasi penggunaan minyak babi dalam proses produksi food tray tersebut, yang tentu saja menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim.
Prof. Taruna Ikrar menekankan bahwa meskipun aspek halal-haram suatu produk bukan merupakan ranah utama BPOM, namun isu ini memiliki implikasi yang sangat signifikan mengingat sensitivitas masyarakat Indonesia terhadap kehalalan suatu produk, terutama yang berkaitan dengan konsumsi. Oleh karena itu, BPOM merasa perlu untuk merespon isu ini secara serius dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk melakukan investigasi lebih lanjut.
Sebagai langkah awal, BPOM berencana untuk melakukan pemeriksaan komprehensif terhadap food tray yang digunakan dalam program Makan Bergizi Gratis. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan apakah food tray tersebut memenuhi standar keamanan pangan yang ditetapkan dan apakah benar terdapat kandungan yang mencurigakan, seperti yang dilaporkan.
"Kami juga sudah berkomunikasi dengan Badan Gizi, Badan Jaminan Halal ditambah dengan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan. Intinya Badan POM akan menindaklanjuti isu ini dalam bentuk akan mengetes," ujar Prof. Taruna kepada awak media saat ditemui di Kantor BPOM, Jakarta Pusat, pada hari Rabu, 27 Agustus 2025. Pernyataan ini menunjukkan keseriusan BPOM dalam menanggapi isu ini dan komitmen untuk mengambil tindakan yang diperlukan.
Prof. Taruna menjelaskan bahwa BPOM memiliki fasilitas laboratorium yang memadai dan mampu melakukan berbagai jenis pengujian untuk mendeteksi kandungan yang mencurigakan dalam food tray tersebut. Pemeriksaan akan dilakukan melalui beberapa tahapan, termasuk swab test dan analisis DNA untuk mendeteksi keberadaan DNA babi.
"Swab test untuk selanjutnya kita lakukan pengujian DNA dengan laboratorium yang kita miliki kita cocokkan apakah memang betul mengandung DNA babi, porcine, apakah ada glycerinnya, apakah ada gelatinnya dan sebagainya," jelasnya. Proses ini akan melibatkan serangkaian pengujian yang cermat dan teliti untuk memastikan hasil yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Lebih lanjut, Prof. Taruna menjelaskan bahwa pengujian akan difokuskan pada identifikasi berbagai komponen yang terkait dengan babi, seperti DNA babi (porcine), gliserin, dan gelatin. Keberadaan komponen-komponen ini akan menjadi indikasi kuat bahwa food tray tersebut memang mengandung unsur babi, yang tentu saja akan menimbulkan masalah serius terkait kehalalan produk tersebut.
Ketika ditanya mengenai perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses pemeriksaan, Prof. Taruna tidak memberikan jawaban yang pasti. Namun, ia menegaskan bahwa BPOM akan berupaya secepat mungkin untuk mendapatkan hasil yang akurat dan dapat diandalkan. Ia menyadari bahwa isu ini sangat sensitif dan memerlukan penanganan yang cepat dan tepat.
"Eloknya kita harus sama-sama nanti. Tapi kalau domain kami akan diberikan tugas untuk mengetes dan laboratorium kami siap untuk itu," tandas Prof. Taruna. Pernyataan ini menunjukkan bahwa BPOM siap untuk mengambil tanggung jawab dalam melakukan pengujian dan memberikan hasil yang objektif dan transparan kepada publik.
Isu dugaan kandungan minyak babi dalam food tray program Makan Bergizi Gratis ini telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Banyak pihak yang menuntut agar pemerintah, khususnya BPOM, segera mengambil tindakan tegas untuk menindaklanjuti laporan tersebut dan memberikan kepastian kepada masyarakat.
Program Makan Bergizi Gratis sendiri merupakan salah satu program prioritas pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia. Program ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah stunting dan kekurangan gizi yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kualitas dan keamanan pangan yang disajikan kepada anak-anak.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa semua aspek dari program Makan Bergizi Gratis, termasuk food tray yang digunakan, memenuhi standar keamanan pangan yang ketat dan tidak mengandung bahan-bahan yang membahayakan kesehatan atau melanggar keyakinan agama masyarakat.
BPOM sebagai lembaga yang berwenang dalam pengawasan obat dan makanan, memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan keamanan pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam kasus dugaan kandungan minyak babi dalam food tray program Makan Bergizi Gratis ini, BPOM diharapkan dapat bertindak secara profesional, transparan, dan akuntabel untuk mengungkap fakta yang sebenarnya dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi kepentingan masyarakat.
Selain melakukan pengujian laboratorium, BPOM juga perlu melakukan investigasi yang mendalam terhadap proses produksi food tray tersebut, termasuk menelusuri asal-usul bahan baku yang digunakan dan memastikan bahwa produsen food tray tersebut mematuhi standar produksi yang berlaku. Jika terbukti ada pelanggaran, BPOM harus mengambil tindakan tegas sesuai dengan hukum yang berlaku, termasuk memberikan sanksi kepada produsen yang bersangkutan.
Penting juga bagi pemerintah untuk meningkatkan pengawasan terhadap produk-produk impor, terutama yang terkait dengan pangan, untuk mencegah masuknya produk-produk yang tidak memenuhi standar keamanan pangan ke Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan memperketat pemeriksaan di pelabuhan dan bandara, serta meningkatkan kerjasama dengan negara-negara asal produk impor untuk memastikan bahwa produk-produk yang diekspor ke Indonesia memenuhi standar yang ditetapkan.
Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya memilih produk pangan yang aman dan sehat, serta bagaimana cara mengidentifikasi produk-produk yang berpotensi mengandung bahan-bahan berbahaya. Masyarakat juga perlu diberikan informasi yang jelas dan akurat mengenai program Makan Bergizi Gratis, termasuk jenis makanan yang disajikan, sumber makanan, dan standar keamanan pangan yang diterapkan.
Dengan langkah-langkah yang komprehensif dan terkoordinasi, diharapkan isu dugaan kandungan minyak babi dalam food tray program Makan Bergizi Gratis ini dapat diselesaikan dengan baik dan masyarakat dapat kembali mempercayai program ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia. Kepercayaan publik terhadap program ini sangat penting untuk memastikan keberhasilannya dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Sebagai penutup, Prof. Taruna Ikrar kembali menegaskan komitmen BPOM untuk menindaklanjuti isu ini secara serius dan transparan. Ia berharap agar masyarakat dapat memberikan waktu kepada BPOM untuk melakukan investigasi dan pengujian yang diperlukan, serta tidak terprovokasi oleh informasi yang tidak akurat atau menyesatkan. BPOM akan terus memberikan informasi yang terbaru dan akurat kepada publik mengenai perkembangan kasus ini.
Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, BPOM, dan masyarakat, diharapkan isu ini dapat diselesaikan dengan baik dan program Makan Bergizi Gratis dapat berjalan dengan sukses untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia dan mencapai tujuan pembangunan nasional.