Foto: Demo di Ternate yang Berujung Ricuh

  • Maskobus
  • Sep 01, 2025

Aksi unjuk rasa mahasiswa di depan kantor DPRD Kota Ternate, Maluku Utara, pada Senin, 1 September 2025, berakhir dengan kericuhan. Demonstrasi ini dipicu oleh dua tuntutan utama: pembatalan kenaikan tunjangan anggota DPR dan pengusutan tuntas kasus kematian seorang pengemudi ojek daring bernama Affan Kurniawan. Kericuhan terjadi ketika mahasiswa mencoba menerobos barikade yang dibentuk oleh personel Polres Ternate untuk memasuki gedung DPRD.

Aksi demonstrasi ini melibatkan ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Ternate. Mereka berkumpul di depan kantor DPRD sejak pagi hari, membawa spanduk dan poster yang berisi tuntutan-tuntutan mereka. Orasi-orasi yang berapi-api juga bergema di lokasi demonstrasi, menyuarakan kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah dan kinerja aparat penegak hukum.

Kenaikan tunjangan anggota DPR menjadi salah satu isu yang paling disorot dalam aksi demonstrasi ini. Mahasiswa menilai bahwa kenaikan tunjangan tersebut tidak pantas, mengingat kondisi ekonomi masyarakat yang masih sulit. Mereka juga menuding bahwa kenaikan tunjangan tersebut hanya akan memperlebar jurang antara wakil rakyat dan rakyat yang mereka wakili.

Selain itu, mahasiswa juga menuntut pengusutan tuntas kasus kematian Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek daring yang meninggal dunia dalam keadaan yang mencurigakan. Mahasiswa menduga bahwa kematian Affan Kurniawan terkait dengan tindak kekerasan atau kriminalitas lainnya. Mereka mendesak aparat kepolisian untuk segera mengungkap kasus ini dan menyeret pelaku ke pengadilan.

Foto: Demo di Ternate yang Berujung Ricuh

Aksi demonstrasi ini awalnya berjalan dengan tertib dan damai. Namun, situasi mulai memanas ketika mahasiswa mencoba untuk memasuki gedung DPRD. Personel Polres Ternate yang berjaga di lokasi kemudian membentuk barikade untuk menghalangi mahasiswa. Aksi saling dorong antara mahasiswa dan aparat kepolisian pun tak terhindarkan.

Kericuhan semakin memuncak ketika beberapa mahasiswa mencoba untuk merusak pagar gedung DPRD. Aparat kepolisian kemudian bertindak tegas dengan menembakkan gas air mata dan menyemprotkan air ke arah mahasiswa. Mahasiswa pun membalas dengan melempari aparat kepolisian dengan batu dan benda-benda lainnya.

Akibat kericuhan ini, beberapa mahasiswa dan aparat kepolisian mengalami luka-luka. Beberapa mahasiswa juga dilaporkan ditangkap oleh aparat kepolisian. Situasi di depan kantor DPRD Kota Ternate pun menjadi sangat mencekam.

Untuk mengendalikan situasi, aparat kepolisian kemudian mengerahkan lebih banyak personel ke lokasi demonstrasi. Lebih dari 800 personel gabungan dari Polda Malut dan Polres Ternate diterjunkan untuk melakukan pengamanan. Aparat kepolisian juga memasang barikade yang lebih ketat di sekitar gedung DPRD.

Setelah beberapa jam, situasi di depan kantor DPRD Kota Ternate akhirnya berhasil dikendalikan. Mahasiswa yang masih bertahan di lokasi demonstrasi kemudian membubarkan diri secara perlahan-lahan. Aparat kepolisian terus berjaga di lokasi untuk mengantisipasi terjadinya aksi demonstrasi susulan.

Pasca-kericuhan, sejumlah pihak mengecam tindakan represif aparat kepolisian terhadap mahasiswa. Mereka menilai bahwa aparat kepolisian telah bertindak berlebihan dalam menangani aksi demonstrasi tersebut. Mereka juga mendesak agar aparat kepolisian segera membebaskan mahasiswa yang ditangkap.

Sementara itu, pihak kepolisian membela diri dengan menyatakan bahwa tindakan mereka sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Mereka mengklaim bahwa mereka terpaksa bertindak tegas karena mahasiswa telah bertindak anarkis dan merusak fasilitas umum.

Kasus kericuhan dalam aksi demonstrasi di depan kantor DPRD Kota Ternate ini menjadi sorotan publik. Banyak pihak yang menyayangkan terjadinya kericuhan tersebut. Mereka berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.

Pemerintah daerah dan aparat kepolisian diharapkan dapat mengambil langkah-langkah yang lebih bijaksana dalam menangani aksi-aksi demonstrasi. Dialog dan komunikasi yang baik antara pemerintah, aparat kepolisian, dan mahasiswa perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya kericuhan.

Selain itu, tuntutan-tuntutan yang disampaikan oleh mahasiswa juga perlu dipertimbangkan secara serius oleh pemerintah dan DPR. Kenaikan tunjangan anggota DPR yang dinilai tidak pantas perlu dikaji ulang. Kasus kematian Affan Kurniawan juga perlu diusut tuntas agar keadilan dapat ditegakkan.

Aksi demonstrasi mahasiswa di Ternate ini merupakan bagian dari gelombang demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Mahasiswa dan masyarakat sipil lainnya semakin kritis terhadap kebijakan pemerintah dan kinerja aparat penegak hukum. Mereka menuntut adanya perubahan yang lebih baik di berbagai bidang kehidupan.

Pemerintah dan DPR perlu merespons aspirasi masyarakat ini dengan serius. Kebijakan-kebijakan yang tidak populer perlu dievaluasi dan diperbaiki. Kinerja aparat penegak hukum juga perlu ditingkatkan agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.

Dialog dan komunikasi yang konstruktif antara pemerintah, DPR, dan masyarakat sipil perlu terus ditingkatkan. Dengan demikian, berbagai permasalahan yang dihadapi oleh bangsa dapat diselesaikan secara bersama-sama.

Kericuhan dalam aksi demonstrasi di Ternate ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Pemerintah, DPR, aparat kepolisian, mahasiswa, dan masyarakat sipil lainnya perlu belajar dari pengalaman ini agar dapat menciptakan suasana yang lebih kondusif bagi pembangunan bangsa.

Ke depan, aksi-aksi demonstrasi diharapkan dapat dilakukan dengan cara yang lebih tertib dan damai. Aparat kepolisian juga diharapkan dapat bertindak lebih profesional dan proporsional dalam menangani aksi-aksi demonstrasi.

Dengan demikian, aspirasi masyarakat dapat disampaikan dengan baik dan didengar oleh pemerintah dan DPR. Pembangunan bangsa pun dapat berjalan dengan lancar dan sukses.

Penting untuk dicatat bahwa demonstrasi adalah hak konstitusional warga negara yang dijamin oleh undang-undang. Namun, demonstrasi juga harus dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab dan tidak melanggar hukum.

Pemerintah dan aparat kepolisian juga memiliki kewajiban untuk melindungi hak-hak warga negara untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Namun, mereka juga memiliki kewajiban untuk menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.

Keseimbangan antara hak dan kewajiban ini perlu dijaga agar aksi-aksi demonstrasi dapat berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan kerugian bagi siapapun.

Kasus kericuhan dalam aksi demonstrasi di Ternate ini juga menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya pendidikan politik bagi masyarakat. Masyarakat yang cerdas dan kritis akan dapat menyampaikan aspirasi mereka dengan cara yang lebih efektif dan konstruktif.

Pemerintah dan lembaga-lembaga pendidikan perlu meningkatkan upaya untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan lebih memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara.

Selain itu, media massa juga memiliki peran penting dalam memberikan informasi yang akurat dan berimbang kepada masyarakat tentang berbagai isu politik dan sosial. Media massa diharapkan dapat menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah, DPR, dan masyarakat sipil.

Dengan demikian, masyarakat dapat memperoleh informasi yang lengkap dan objektif untuk dapat mengambil keputusan yang tepat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kericuhan dalam aksi demonstrasi di Ternate ini merupakan sebuah peristiwa yang menyedihkan. Namun, kita tidak boleh menyerah pada keadaan. Kita harus terus berupaya untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik, adil, dan makmur.

Pemerintah, DPR, aparat kepolisian, mahasiswa, masyarakat sipil, dan media massa perlu bekerja sama untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Dengan semangat persatuan dan kesatuan, kita pasti dapat mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh bangsa.

Semoga kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang. Mari kita jadikan Indonesia sebagai negara yang damai, sejahtera, dan bermartabat.

Aksi demonstrasi mahasiswa di Ternate ini juga menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa. Mereka tidak ingin tinggal diam melihat ketidakadilan dan kesenjangan sosial.

Semangat kepedulian ini perlu diapresiasi dan didukung. Generasi muda adalah aset bangsa yang sangat berharga. Mereka memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif bagi Indonesia.

Pemerintah dan masyarakat perlu memberikan ruang yang lebih luas bagi generasi muda untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. Ide-ide dan gagasan-gagasan kreatif mereka perlu didengar dan dipertimbangkan.

Dengan melibatkan generasi muda dalam pembangunan, kita dapat menciptakan Indonesia yang lebih maju, inovatif, dan berdaya saing.

Kericuhan dalam aksi demonstrasi di Ternate ini juga menjadi momentum bagi kita untuk merenungkan kembali nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila mengajarkan kita tentang pentingnya persatuan, keadilan, dan demokrasi.

Nilai-nilai Pancasila ini perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah, DPR, aparat kepolisian, mahasiswa, masyarakat sipil, dan media massa perlu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam setiap tindakan dan keputusan mereka.

Dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, kita dapat menciptakan Indonesia yang lebih harmonis, sejahtera, dan bermartabat.

Aksi demonstrasi mahasiswa di Ternate ini merupakan bagian dari dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Perbedaan pendapat dan pandangan adalah hal yang wajar dalam demokrasi.

Namun, perbedaan pendapat dan pandangan ini tidak boleh menjadi sumber perpecahan. Kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Dialog dan komunikasi yang baik adalah kunci untuk mengatasi perbedaan pendapat dan pandangan. Dengan saling mendengarkan dan menghargai, kita dapat mencapai solusi yang terbaik bagi semua pihak.

Mari kita jadikan Indonesia sebagai negara yang damai, toleran, dan inklusif. Negara di mana semua warga negara dapat hidup berdampingan secara harmonis, tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan golongan.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :