Sebuah gempa bumi dahsyat mengguncang Afghanistan pada Minggu, 31 Agustus 2025, pukul 23.47 waktu setempat, menyebabkan kerusakan parah dan hilangnya ratusan nyawa. Gempa berkekuatan 6,0 magnitudo dengan kedalaman 10 kilometer itu telah merenggut 812 nyawa dan melukai lebih dari 2.800 orang, menurut laporan terbaru dari otoritas setempat dan organisasi kemanusiaan yang beroperasi di wilayah tersebut.
Episentrum gempa terletak di dekat Jalalabad Timur, salah satu dari lima kota terbesar di Afghanistan, yang merupakan pusat populasi dan aktivitas ekonomi yang penting. Getaran gempa terasa di seluruh wilayah sekitarnya, namun dampak terburuknya dirasakan di Provinsi Kunar, di mana desa-desa telah rata dengan tanah, meninggalkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan membutuhkan bantuan segera.
Kondisi geografis Afghanistan, yang terletak di antara lempeng tektonik utama India dan Eurasia, membuatnya sangat rentan terhadap aktivitas seismik. Negara ini secara teratur mengalami gempa bumi, tetapi yang terbaru ini merupakan salah satu yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir, mengingatkan kita akan kerentanan populasi terhadap bencana alam dan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons.
Sejumlah rumah di lereng bukit runtuh akibat gempa, diperparah oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut dalam 24 hingga 48 jam terakhir. Kombinasi gempa bumi dan hujan deras telah menciptakan kondisi yang sangat berbahaya, dengan risiko tanah longsor dan banjir bandang yang semakin meningkatkan kesulitan bagi upaya penyelamatan dan bantuan.
Operasi evakuasi terhambat oleh sejumlah faktor, termasuk medan yang sulit, jaringan seluler yang terputus, dan longsor batu yang membuat jalan tidak dapat dilalui. Tim penyelamat militer dan Taliban bekerja sama untuk menjaga 40 penerbangan helikopter yang membawa korban ke tempat yang aman, tetapi skala bencana dan tantangan logistik membuat upaya penyelamatan sangat sulit.
Warga Afghanistan, yang dikenal karena ketahanan dan semangat komunitas mereka, berusaha untuk membantu upaya evakuasi dan memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak gempa. Banyak dari mereka terlihat membersihkan puing-puing reruntuhan, mencari orang yang selamat, dan mengangkut yang terluka ke ambulans. Namun, trauma dan kesedihan akibat kehilangan orang yang dicintai dan penghancuran rumah mereka sangat terlihat, dengan banyak yang menangis dan meratapi keadaan desa mereka.
Gempa bumi ini merupakan pukulan telak bagi Afghanistan, yang sudah bergulat dengan kemiskinan, konflik, dan krisis kemanusiaan yang berkepanjangan. Negara ini telah mengalami beberapa dekade perang dan ketidakstabilan, yang telah melemahkan infrastruktur dan kapasitasnya untuk menanggapi bencana alam.
Komunitas internasional telah menyatakan solidaritas dengan Afghanistan dan menjanjikan bantuan untuk mendukung upaya penyelamatan dan bantuan. Namun, kebutuhan sangat besar, dan respons yang terkoordinasi dan berkelanjutan diperlukan untuk memastikan bahwa mereka yang terkena dampak gempa menerima bantuan yang mereka butuhkan untuk membangun kembali kehidupan mereka.
Selain bantuan segera, ada juga kebutuhan untuk berinvestasi dalam kesiapsiagaan bencana dan mitigasi risiko untuk mengurangi dampak gempa bumi dan bencana alam lainnya di masa depan. Ini termasuk membangun bangunan yang lebih tahan gempa, meningkatkan sistem peringatan dini, dan melatih masyarakat tentang cara merespons gempa bumi dan keadaan darurat lainnya.
Gempa bumi di Afghanistan merupakan pengingat yang menyedihkan akan kerentanan manusia terhadap kekuatan alam dan pentingnya kesiapsiagaan dan respons bencana. Ini juga merupakan seruan untuk bertindak bagi komunitas internasional untuk mendukung Afghanistan dalam upaya pemulihan dan rekonstruksinya dan untuk membantu negara itu membangun masa depan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
Gempa ini merupakan yang terparah sejak Juni 2022, ketika gempa berkekuatan 6,0 magnitudo menewaskan lebih dari seribu orang di Afghanistan timur. Fakta bahwa gempa bumi dengan kekuatan serupa telah terjadi dalam waktu yang relatif singkat menyoroti kerentanan negara terhadap aktivitas seismik dan kebutuhan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi risiko.
Selain gempa bumi besar, Afghanistan juga telah mengalami sejumlah tremor yang lebih kecil dalam beberapa bulan terakhir. Tremor lebih dari 5,0 magnitudo terjadi empat kali antara April dan Agustus, yang selanjutnya meningkatkan kecemasan dan ketidakpastian di antara populasi.
Pemerintah Afghanistan dan organisasi kemanusiaan bekerja sama untuk memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak gempa. Upaya bantuan difokuskan pada penyediaan tempat tinggal darurat, makanan, air, layanan medis, dan pasokan penting lainnya. Namun, tantangan logistik dan keamanan membuat sulit untuk menjangkau semua orang yang membutuhkan, terutama di daerah terpencil dan terpencil.
Taliban, yang menguasai Afghanistan pada Agustus 2021, telah berjanji untuk memfasilitasi upaya bantuan dan untuk memastikan bahwa bantuan mencapai mereka yang membutuhkannya. Namun, ada kekhawatiran tentang kemampuan Taliban untuk secara efektif mengelola respons terhadap bencana dan untuk memastikan bahwa bantuan didistribusikan secara adil dan transparan.
Komunitas internasional menghadapi dilema dalam memberikan bantuan ke Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban. Beberapa negara dan organisasi telah menangguhkan bantuan atau mengurangi kehadiran mereka di negara itu karena kekhawatiran tentang hak asasi manusia, terutama hak-hak perempuan dan anak perempuan. Namun, yang lain berpendapat bahwa adalah penting untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan untuk mencegah memburuknya krisis kemanusiaan di Afghanistan.
Gempa bumi di Afghanistan merupakan tragedi yang membutuhkan respons mendesak dan terkoordinasi dari komunitas internasional. Penting untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan, untuk mendukung upaya pemulihan dan rekonstruksi, dan untuk berinvestasi dalam kesiapsiagaan dan mitigasi risiko untuk mengurangi dampak gempa bumi dan bencana alam lainnya di masa depan.
Selain bantuan segera, ada juga kebutuhan untuk mengatasi penyebab mendasar kerentanan di Afghanistan. Ini termasuk mengatasi kemiskinan, meningkatkan tata pemerintahan, dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan. Afghanistan menghadapi sejumlah tantangan, tetapi dengan dukungan komunitas internasional, ia dapat membangun masa depan yang lebih tangguh dan sejahtera untuk rakyatnya.
Gempa bumi di Afghanistan merupakan pengingat yang menyedihkan akan kerapuhan kehidupan dan pentingnya solidaritas dan kerja sama. Saat kita menyaksikan dampak dahsyat dari bencana ini, mari kita diingatkan tentang tanggung jawab kita untuk membantu mereka yang membutuhkan dan untuk bekerja menuju dunia yang lebih adil dan berkelanjutan untuk semua.
Foto-foto dari Afghanistan setelah gempa bumi menunjukkan tingkat kehancuran dan penderitaan yang luar biasa. Rumah-rumah telah rata dengan tanah, infrastruktur telah hancur, dan orang-orang berkabung atas kehilangan orang yang dicintai. Gambar-gambar ini adalah pengingat yang kuat akan biaya manusia dari bencana alam dan kebutuhan mendesak untuk bertindak.
Komunitas internasional harus meningkatkan upaya untuk membantu Afghanistan dalam upaya pemulihan dan rekonstruksinya. Ini termasuk memberikan bantuan keuangan, mengirimkan tim penyelamat dan bantuan, dan memberikan dukungan teknis. Penting juga untuk mengatasi penyebab mendasar kerentanan di Afghanistan dan untuk bekerja menuju masa depan yang lebih stabil dan sejahtera untuk negara itu.
Gempa bumi di Afghanistan merupakan tragedi yang akan diingat selama bertahun-tahun yang akan datang. Mari kita menghormati kenangan mereka yang telah meninggal dengan bekerja untuk membangun dunia yang lebih baik untuk semua.