Foto: Ratusan Sepatu Membentang di Strasbourg, Seruan Hentikan Genosida di Gaza

  • Maskobus
  • Sep 20, 2025

Ratusan pasang sepatu tertata rapi di Place Kleber, jantung kota Strasbourg, Prancis timur, pada hari Sabtu, 20 September 2025. Pemandangan ini bukan instalasi seni biasa, melainkan aksi solidaritas yang kuat untuk Palestina, sebuah seruan mendesak kepada dunia untuk menghentikan apa yang mereka sebut sebagai "genosida" yang dilakukan oleh Israel terhadap penduduk Gaza. Aksi ini, yang diorganisir oleh kelompok-kelompok pro-Palestina lokal dan internasional, menarik perhatian masyarakat luas dan membangkitkan diskusi mendalam tentang konflik yang telah berlangsung puluhan tahun ini.

Simbolisme sepatu dalam aksi ini sangat kuat. Setiap pasang sepatu mewakili kehidupan yang hilang, harapan yang pupus, dan mimpi yang tak terwujud akibat konflik yang terus berkecamuk. Deretan sepatu yang tak berujung ini adalah pengingat visual yang menyakitkan tentang skala tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Jumlah sepatu yang banyak, beragam jenis dan ukurannya, mencerminkan bahwa korban konflik ini berasal dari berbagai usia, latar belakang, dan profesi. Ada sepatu anak-anak yang kecil dan polos, sepatu kerja yang kokoh, sepatu wanita yang elegan, dan sepatu pria yang usang. Semua sepatu ini, dalam keheningannya, berbicara tentang penderitaan yang tak terkatakan.

Selain sepatu, aksi ini juga menampilkan boneka-boneka yang diletakkan di antara barisan sepatu. Boneka-boneka ini, dengan wajah yang polos dan mata yang kosong, mewakili anak-anak yang menjadi korban perang. Mereka adalah simbol kepolosan yang dirampas, masa depan yang dicuri, dan potensi yang tak pernah terwujud. Kehadiran boneka-boneka ini menambah dimensi emosional yang mendalam pada aksi ini, mengingatkan para pengamat bahwa konflik ini bukan hanya tentang angka dan statistik, tetapi juga tentang manusia, terutama anak-anak, yang paling rentan terhadap dampaknya.

Di tengah lautan sepatu dan boneka, berdiri sebuah hiasan 3D berwarna merah menyala dengan tulisan "GAZA". Warna merah yang mencolok ini melambangkan darah yang tumpah, penderitaan yang mendalam, dan kemarahan yang membara atas ketidakadilan yang terjadi. Tulisan "GAZA" yang besar dan tegas adalah pernyataan solidaritas yang tak tergoyahkan dengan para pengungsi dan penduduk Gaza yang telah lama menderita akibat blokade, serangan militer, dan kondisi kehidupan yang memprihatinkan. Hiasan ini berfungsi sebagai titik fokus visual yang menarik perhatian dan mengarahkan pesan utama aksi ini kepada para pengamat.

Foto: Ratusan Sepatu Membentang di Strasbourg, Seruan Hentikan Genosida di Gaza

Aksi solidaritas ini tidak hanya sekadar pertunjukan visual yang statis. Para aktivis yang terlibat dalam aksi ini juga berinteraksi dengan para pejalan kaki yang melintas, menjelaskan tujuan aksi mereka, menjawab pertanyaan, dan membagikan informasi tentang situasi di Gaza. Mereka membagikan brosur, selebaran, dan materi edukasi lainnya yang berisi fakta, angka, dan cerita tentang kehidupan di Gaza. Mereka juga mengumpulkan tanda tangan untuk petisi yang menyerukan kepada pemerintah Prancis dan Uni Eropa untuk mengambil tindakan yang lebih tegas untuk mengakhiri blokade Gaza, melindungi warga sipil Palestina, dan mendorong solusi damai yang adil dan berkelanjutan untuk konflik ini.

Aksi ini menarik perhatian media lokal dan internasional. Banyak wartawan dan fotografer yang datang untuk meliput aksi ini, mewawancarai para aktivis, dan mengambil gambar yang kuat dari pemandangan sepatu dan boneka yang membentang di Place Kleber. Berita tentang aksi ini menyebar dengan cepat melalui media sosial, menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Banyak orang yang terinspirasi oleh aksi ini dan menyatakan dukungan mereka untuk Palestina. Beberapa orang bahkan menyumbangkan sepatu mereka sendiri untuk aksi ini, menambahkan lapisan makna dan partisipasi yang lebih dalam.

Aksi solidaritas di Strasbourg ini hanyalah salah satu dari sekian banyak aksi serupa yang terjadi di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Semakin banyak orang yang menyadari penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina dan merasa terpanggil untuk bertindak. Mereka menggunakan berbagai cara untuk menyuarakan dukungan mereka, mulai dari demonstrasi jalanan, kampanye boikot, divestasi, dan sanksi (BDS), hingga advokasi politik dan penggalangan dana. Mereka percaya bahwa dengan meningkatkan kesadaran, menekan pemerintah, dan mendukung organisasi-organisasi yang bekerja untuk keadilan dan perdamaian, mereka dapat membuat perbedaan dalam kehidupan rakyat Palestina.

Konflik Israel-Palestina adalah salah satu konflik yang paling kompleks dan berkepanjangan di dunia. Akar masalah ini dapat ditelusuri kembali ke akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ketika gerakan Zionis, yang bertujuan untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina, mulai mendapatkan momentum. Setelah Perang Dunia II, dengan meningkatnya jumlah pengungsi Yahudi yang selamat dari Holocaust, tekanan untuk mendirikan negara Israel semakin besar. Pada tahun 1948, negara Israel didirikan di atas tanah Palestina, yang menyebabkan ratusan ribu warga Palestina terusir dari rumah mereka dan menjadi pengungsi.

Sejak saat itu, konflik ini terus berlanjut dengan berbagai bentuk, termasuk perang, intifada (pemberontakan), serangan teroris, dan operasi militer. Isu-isu utama yang menjadi sumber konflik meliputi status Yerusalem, perbatasan negara Palestina, hak pengungsi Palestina untuk kembali, dan pendudukan Israel atas wilayah Palestina. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik ini melalui negosiasi, tetapi sejauh ini belum ada solusi yang komprehensif dan adil yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Situasi di Gaza sangat memprihatinkan. Gaza adalah wilayah kecil yang padat penduduknya di pantai Mediterania, yang dihuni oleh sekitar 2 juta orang Palestina. Sejak tahun 2007, Gaza telah berada di bawah blokade Israel dan Mesir, yang membatasi pergerakan orang dan barang masuk dan keluar dari wilayah tersebut. Blokade ini telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah di Gaza, dengan tingginya tingkat pengangguran, kemiskinan, dan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Selain itu, Gaza juga sering menjadi sasaran serangan militer Israel, yang menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.

Komunitas internasional memiliki peran penting dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Negara-negara di dunia harus mendesak Israel dan Palestina untuk kembali ke meja perundingan dan mencari solusi damai yang adil dan berkelanjutan. Mereka juga harus memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina dan mendukung upaya pembangunan ekonomi di Gaza. Selain itu, mereka harus menekan Israel untuk mengakhiri blokade Gaza, menghentikan pembangunan permukiman ilegal di wilayah Palestina, dan menghormati hak asasi manusia rakyat Palestina.

Aksi solidaritas seperti yang terjadi di Strasbourg adalah penting karena mereka meningkatkan kesadaran tentang konflik Israel-Palestina dan mendesak pemerintah dan masyarakat untuk bertindak. Mereka menunjukkan bahwa ada banyak orang di seluruh dunia yang peduli dengan penderitaan rakyat Palestina dan ingin melihat perdamaian dan keadilan di wilayah tersebut. Mereka memberikan harapan bagi masa depan yang lebih baik bagi Palestina dan Israel, di mana kedua bangsa dapat hidup berdampingan dalam damai dan keamanan.

Pada akhirnya, solusi untuk konflik Israel-Palestina harus didasarkan pada hukum internasional, resolusi PBB, dan prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan. Kedua belah pihak harus mengakui hak satu sama lain untuk hidup dalam damai dan keamanan, dan mereka harus bersedia untuk membuat kompromi yang sulit untuk mencapai perdamaian yang abadi. Komunitas internasional harus terus mendukung upaya perdamaian dan memberikan bantuan kepada kedua belah pihak untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :