Tes DNA, atau Deoxyribo Nucleic Acid, belakangan ini menjadi sorotan publik setelah mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan Lisa Mariana menjalani tes paternitas. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah Ridwan Kamil memiliki hubungan biologis dengan seorang anak berinisial CA. Namun, perlu diketahui bahwa fungsi tes DNA jauh melampaui sekadar mengungkap hubungan biologis antara anak dan orang tua. Tes yang melibatkan materi genetik ini memiliki beragam aplikasi penting dalam berbagai bidang.
Beragam Fungsi Tes DNA:
Berikut adalah beberapa fungsi utama tes DNA yang perlu Anda ketahui:
-
Tes Paternitas:
Tes paternitas adalah analisis ilmiah yang dirancang untuk menentukan hubungan biologis antara seorang ayah dan anak. Dalam tes ini, DNA (materi genetik) digunakan untuk membandingkan profil genetik anak dengan profil genetik ayah yang diduga. Tujuannya adalah untuk memastikan apakah pria tersebut adalah ayah biologis dari anak tersebut.
Menurut spesialis forensik dan medikolegal, Dr. dr. Ade Firmansyah Sugiharto, SpFM, Subsp FK(K), tes paternitas biasanya memeriksa minimal 20 lokus atau ‘alamat’ gen. Secara biologis, DNA anak diturunkan dari ayah dan ibunya. Sel sperma ayah membawa setengah profil DNA ayah, sementara sel telur ibu membawa setengah profil DNA ibu.
Dr. Ade menjelaskan bahwa jika terdapat minimal 2 lokus yang tidak cocok atau tidak identik dengan profil salah satu orang tua (ayah atau ibu), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada kecocokan atau hubungan biologis.
-
Tes DNA Forensik:
Tes DNA forensik adalah analisis materi genetik (DNA) dari sampel biologis yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP). Tujuan dari tes ini adalah untuk membantu dalam penyelidikan kriminal. Tes DNA forensik dapat digunakan untuk mengidentifikasi pelaku, korban, atau mengaitkan barang bukti dengan seseorang yang terlibat dalam tindak kejahatan.
Dr. Ade menjelaskan bahwa sampel DNA diambil dan dibandingkan dengan data ante mortem (data sebelum kematian). Selain itu, DNA yang ditemukan di TKP, seperti bercak darah atau sidik jari, dapat diprofilkan untuk mendapatkan profil DNA. Profil DNA ini kemudian dicocokkan dengan profil DNA korban atau terduga pelaku untuk mengidentifikasi mereka.
-
Tes Risiko Penyakit:
Tes risiko penyakit dilakukan untuk menganalisis DNA seseorang guna mengidentifikasi potensi risiko terkena penyakit tertentu. Tes ini dapat membantu dalam deteksi dini, pencegahan, dan penanganan penyakit yang mungkin diturunkan secara genetik atau terkait dengan variasi genetik.
Dr. Ade menjelaskan bahwa teknologi di Indonesia sudah memungkinkan untuk mendapatkan seluruh DNA atau whole genome sequencing (WGS). Dengan WGS, kita dapat memperoleh gambaran lengkap DNA dari ujung ke ujung. Penelitian-penelitian kedokteran telah mengidentifikasi titik-titik tertentu dalam DNA yang terkait dengan risiko penyakit tertentu, seperti darah tinggi atau serangan jantung.
-
Tes Prenatal:
Tes prenatal adalah serangkaian pemeriksaan yang dilakukan selama kehamilan untuk memeriksa kesehatan ibu dan bayi, serta mendeteksi potensi kelainan pada janin. Tes ini penting untuk memastikan kehamilan yang sehat dan mendeteksi dini masalah kesehatan yang mungkin timbul.
-
Tes Farmakogenomik:
Farmakogenomik adalah jenis tes yang mencari perubahan dalam susunan genetik yang dapat memengaruhi cara tubuh memproses obat-obatan tertentu. Tes ini bertujuan untuk menentukan apakah suatu obat akan efektif untuk seseorang atau tidak. Dengan mengetahui profil genetik seseorang, dokter dapat memilih obat yang paling tepat dan efektif, serta menghindari efek samping yang merugikan.
Harga Tes DNA:
Biaya untuk menjalani tes DNA bervariasi tergantung pada jenis tes dan laboratorium yang menyelenggarakannya. Secara umum, tes DNA membutuhkan biaya yang cukup besar.
Sebagai contoh, tes DNA paternitas diperkirakan berkisar antara 10 hingga 15 juta rupiah per sampel. Biasanya, tes paternitas membutuhkan dua sampel, yaitu dari anak dan terduga ayah biologis. Namun, dalam beberapa kasus, seperti kasus anak tertukar, sampel dari ayah, ibu, dan anak yang tertukar perlu diambil.
Dr. Ade menjelaskan bahwa untuk kasus-kasus yang bersifat kepentingan kepolisian, tes DNA biasanya tidak dikenakan biaya. Hal ini juga berlaku untuk kasus yang melibatkan Ridwan Kamil dan Lisa Mariana.
Identik dan Non-identik dalam Tes DNA Paternitas:
Dalam kasus tes DNA paternitas, hasil tes dapat menunjukkan identik (cocok) atau non-identik (tidak cocok). Jika hasil tes menunjukkan non-identik, seperti pada kasus Ridwan Kamil dan Lisa Mariana, ini berarti dokter menemukan adanya ketidakcocokan gen pada lokus-lokus yang diperiksa.
Dr. Ade menjelaskan bahwa setengah DNA anak disumbangkan oleh ayah, dan setengahnya lagi oleh ibu. Jika terdapat minimal 2 lokus yang tidak cocok atau tidak identik dengan profil salah satu orang tua (ayah atau ibu), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada kecocokan atau hubungan biologis.
Untuk keperluan pemeriksaan, dokter biasanya akan memeriksa minimal 20 lokus atau lokasi spesifik pada kromosom tempat gen atau penanda genetik lainnya berada. Beberapa laboratorium bahkan dapat memeriksa 23 atau 26 lokus. Setiap lokus memiliki gen yang berpasangan, separuh berasal dari ayah dan separuh dari ibu.
Kesimpulan:
Tes DNA memiliki berbagai fungsi penting yang melampaui sekadar mengungkap hubungan biologis. Tes ini dapat digunakan dalam bidang forensik, kesehatan, dan farmakologi untuk membantu dalam penyelidikan kriminal, deteksi dini penyakit, dan pemilihan obat yang tepat. Meskipun biaya tes DNA relatif mahal, manfaat yang diperoleh dapat sangat berharga.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, diharapkan tes DNA akan semakin mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat luas. Hal ini akan memungkinkan lebih banyak orang untuk memanfaatkan manfaat tes DNA dalam berbagai aspek kehidupan mereka.