Gaduh Nampan MBG Mengandung Logam Beracun Picu Gangguan Saraf, BPOM Buka Suara

  • Maskobus
  • Sep 02, 2025

Isu mengenai nampan atau food tray yang digunakan dalam program makanan bergizi gratis (MBG) mengandung logam beracun dan dapat memicu gangguan saraf telah menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Laporan yang pertama kali diangkat oleh Indonesia Business Post (IBP) memicu kekhawatiran serius, terutama mengingat program MBG ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya anak-anak. Menanggapi isu ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) angkat bicara untuk memberikan klarifikasi dan meluruskan informasi yang beredar.

Dalam laporan IBP, disebutkan bahwa Balai Besar POM di Semarang pernah melakukan pengujian terhadap food tray MBG pada tahun 2024 dan menyatakan bahwa nampan tersebut tidak aman karena mengandung logam berat melebihi ambang batas. Laporan tersebut juga mengindikasikan bahwa nampan-nampan tersebut diproduksi dengan bahan non-food grade dan menggunakan pelumas industri berbasis lemak babi dalam proses produksinya. Temuan ini sontak menimbulkan kekhawatiran akan dampak serius bagi kesehatan, terutama risiko gangguan saraf akibat paparan logam berat berlebih.

Namun, BPOM RI dengan tegas membantah klaim tersebut. Melalui keterangan resmi yang dipublikasikan di akun Instagram resminya pada hari Selasa, 2 September 2025, Balai Besar POM di Semarang menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah melakukan pengujian terhadap tray atau baki makanan MBG seperti yang diberitakan oleh IBP. Pernyataan ini secara langsung membantah klaim yang menyebutkan bahwa BPOM telah menemukan nampan MBG yang tidak aman.

Lebih lanjut, Humas BPOM RI, Eka Rosmalasari, juga menegaskan bahwa pihaknya belum melakukan pengecekan apapun terkait food tray tersebut. "Laporan IBP tidak berdasar, BPOM RI belum melakukan uji apapun. Namun jika diminta, BPOM siap membantu," tegasnya kepada detikcom pada hari Selasa, 2 September. Pernyataan ini semakin memperkuat bantahan BPOM terhadap laporan IBP dan menunjukkan bahwa informasi yang beredar tidak memiliki dasar yang kuat.

Meskipun BPOM membantah telah melakukan pengujian dan menemukan nampan MBG yang tidak aman, isu ini tetap perlu ditanggapi dengan serius. Keamanan pangan adalah hal yang sangat penting, terutama ketika menyangkut program yang ditujukan untuk meningkatkan gizi masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memahami lebih dalam mengenai isu ini, termasuk asal-usul laporan IBP, potensi risiko paparan logam berat, dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk memastikan keamanan food tray yang digunakan dalam program MBG.

Gaduh Nampan MBG Mengandung Logam Beracun Picu Gangguan Saraf, BPOM Buka Suara

Asal-Usul Laporan IBP dan Validitasnya

Laporan IBP yang menjadi sumber kegaduhan ini berasal dari media yang berlokasi di kawasan industri Chaoshan, Guangdong, China, yang merupakan pusat produksi baki untuk pasar global. Dalam laporannya, IBP mengungkap indikasi penggunaan bahan non-food grade dan pelumas industri berbasis lemak babi dalam proses produksi nampan. Selain itu, IBP juga mengklaim bahwa BPOM RI telah menguji 100 nampan makanan bergizi gratis pada periode Maret 2024 dan menemukan bahwa 65 di antaranya tidak memenuhi standar karena kandungan logam berat melebihi ambang batas.

Namun, setelah dikonfirmasi oleh BPOM RI, klaim-klaim yang dilontarkan oleh IBP terbukti tidak benar. BPOM membantah telah melakukan pengujian terhadap food tray MBG dan menemukan nampan yang tidak aman. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai validitas laporan IBP dan motivasi di balik penyebaran informasi yang tidak akurat.

Penting untuk dicatat bahwa informasi yang tidak akurat atau tidak valid dapat menimbulkan kepanikan dan keresahan di masyarakat. Oleh karena itu, sebelum mempercayai dan menyebarkan informasi, penting untuk melakukan verifikasi dan mencari sumber informasi yang terpercaya. Dalam kasus ini, konfirmasi dari BPOM RI sebagai lembaga yang berwenang merupakan langkah yang tepat untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya.

Potensi Risiko Paparan Logam Berat

Meskipun BPOM membantah telah menemukan nampan MBG yang mengandung logam berat melebihi ambang batas, potensi risiko paparan logam berat tetap perlu menjadi perhatian. Logam berat seperti timbal, merkuri, dan kadmium dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan jika terpapar dalam jumlah yang berlebihan.

Paparan logam berat dapat terjadi melalui berbagai cara, termasuk melalui makanan, air, udara, dan kontak langsung dengan benda-benda yang terkontaminasi. Efek paparan logam berat dapat bervariasi tergantung pada jenis logam, dosis paparan, dan durasi paparan. Beberapa efek yang mungkin timbul akibat paparan logam berat antara lain gangguan saraf, gangguan ginjal, gangguan hati, gangguan sistem reproduksi, dan bahkan kanker.

Anak-anak merupakan kelompok yang lebih rentan terhadap dampak paparan logam berat karena sistem saraf dan organ tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan. Paparan logam berat pada anak-anak dapat mengganggu perkembangan otak dan sistem saraf, menyebabkan masalah belajar dan perilaku, serta meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari.

Oleh karena itu, penting untuk meminimalkan risiko paparan logam berat melalui berbagai cara, termasuk memilih makanan yang aman dan berkualitas, menghindari paparan polusi udara dan air, serta menggunakan peralatan makan dan minum yang terbuat dari bahan yang aman dan food grade.

Langkah-Langkah Memastikan Keamanan Food Tray MBG

Meskipun BPOM belum melakukan pengujian terhadap food tray MBG, lembaga tersebut menyatakan kesiapannya untuk membantu jika diminta. Hal ini menunjukkan komitmen BPOM untuk memastikan keamanan pangan dan melindungi kesehatan masyarakat.

Untuk memastikan keamanan food tray yang digunakan dalam program MBG, ada beberapa langkah yang perlu diambil:

  1. Verifikasi Bahan dan Proses Produksi: Pastikan bahwa food tray terbuat dari bahan yang aman dan food grade, serta diproduksi melalui proses yang memenuhi standar keamanan pangan. Hal ini dapat dilakukan dengan meminta sertifikasi atau hasil pengujian dari produsen food tray.
  2. Pengujian Laboratorium: Lakukan pengujian laboratorium secara berkala untuk memastikan bahwa food tray tidak mengandung logam berat atau bahan berbahaya lainnya melebihi ambang batas yang ditetapkan. Pengujian ini sebaiknya dilakukan oleh laboratorium yang terakreditasi dan memiliki reputasi yang baik.
  3. Pengawasan dan Monitoring: Lakukan pengawasan dan monitoring terhadap penggunaan food tray dalam program MBG. Pastikan bahwa food tray digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan dan tidak mengalami kerusakan atau kontaminasi.
  4. Edukasi dan Sosialisasi: Berikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya keamanan pangan dan cara memilih peralatan makan dan minum yang aman. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye, seminar, atau media sosial.
  5. Kerjasama Lintas Sektor: Bangun kerjasama lintas sektor antara pemerintah, produsen, distributor, dan konsumen untuk memastikan keamanan food tray dan produk pangan lainnya.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, diharapkan keamanan food tray yang digunakan dalam program MBG dapat terjamin, sehingga program ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang optimal bagi kesehatan dan gizi masyarakat.

Kesimpulan

Isu mengenai nampan MBG yang mengandung logam beracun dan dapat memicu gangguan saraf telah menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Namun, BPOM RI telah membantah klaim tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya belum melakukan pengujian terhadap food tray MBG dan menemukan nampan yang tidak aman.

Meskipun demikian, potensi risiko paparan logam berat tetap perlu menjadi perhatian. Untuk memastikan keamanan food tray yang digunakan dalam program MBG, perlu dilakukan verifikasi bahan dan proses produksi, pengujian laboratorium, pengawasan dan monitoring, edukasi dan sosialisasi, serta kerjasama lintas sektor.

Dengan mengambil langkah-langkah yang tepat, diharapkan program MBG dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang optimal bagi kesehatan dan gizi masyarakat. Masyarakat juga diimbau untuk selalu berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi, serta melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum mempercayai informasi yang beredar. Keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama, dan partisipasi aktif dari seluruh pihak sangat penting untuk mewujudkan keamanan pangan yang terjamin.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :