Gambarkan Kekejaman Eksperimen Jepang, Film 731 Ukir Rekor.

  • Maskobus
  • Sep 23, 2025

Film berjudul "731," produksi Tiongkok yang baru dirilis, telah mencetak rekor box office yang signifikan dibandingkan dengan film-film perang lainnya yang dirilis di negara tersebut pada tahun 2025. Film ini secara gamblang menggambarkan kekejaman eksperimen ilmiah yang dilakukan oleh unit militer Jepang selama masa penjajahan di Tiongkok.

"731" mendramatisir aktivitas Unit 731, sebuah unit eksperimen militer Jepang yang terkenal karena melakukan percobaan mengerikan terhadap manusia. Saat pemutaran perdananya pada tanggal 18 September, film ini berhasil meraup pendapatan sebesar 62 juta dolar AS, dan angka ini terus meningkat hingga saat ini.

Tanggal 18 September dipilih sebagai tanggal rilis karena bertepatan dengan peringatan 94 tahun Insiden Mukden pada tahun 1931, peristiwa yang menandai dimulainya invasi Jepang ke Manchuria di timur laut Tiongkok. Pemerintah Tiongkok menganggap peristiwa ini sebagai awal dari Perang Dunia II.

Namun, penggambaran yang eksplisit dalam film "731" berpotensi memicu kembali ketegangan antara Tiongkok dan Jepang. Menurut laporan media Tiongkok, Unit 731 melakukan serangkaian uji coba dari pertengahan tahun 1930-an hingga tahun 1945 terhadap tahanan yang berasal dari Tiongkok, Korea, Rusia, dan Mongolia. Tujuan utama dari uji coba ini adalah untuk mengembangkan senjata kuman, termasuk antraks dan pes.

Global Times, sebuah media yang dikelola oleh pemerintah Tiongkok, menulis bahwa film ini berfokus pada kekejaman yang dilakukan oleh Unit 731 Jepang selama masa perang, mengungkap kebenaran yang telah lama disembunyikan. Film ini juga dipandang sebagai bagian dari upaya Tiongkok untuk mempromosikan keadilan historis dan memperkuat posisinya di panggung global.

Gambarkan Kekejaman Eksperimen Jepang, Film 731 Ukir Rekor.

"731" menceritakan kisah Wang Yongzhang, seorang tahanan yang diperankan oleh aktor Jiang Wu. Ia digambarkan sebagai seorang pahlawan anti-Jepang yang memimpin para tahanan untuk melarikan diri dari penahanan. Film ini menampilkan beberapa adegan penyiksaan yang sangat gamblang dan eksplisit.

Film ini dijadwalkan untuk dirilis di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan, dan Malaysia. Namun, film ini dipastikan tidak akan ditayangkan di Jepang.

Sejarah Unit 731

Unit 731, atau yang juga dikenal sebagai Detasemen Manchu 731, merupakan sebuah unit rahasia yang bertanggung jawab atas penelitian perang biologi dan kimia Angkatan Darat Kekaisaran Jepang. Unit ini melakukan eksperimen mematikan terhadap manusia selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua (1937-1945) dan Perang Dunia II.

Estimasi jumlah korban tewas akibat aktivitas Unit 731 bervariasi. Diperkirakan bahwa antara tahun 1936 dan 1945, sekitar 14.000 orang dibunuh di Unit 731. Selain itu, diperkirakan setidaknya 300.000 orang meninggal karena penyakit menular yang disebabkan oleh aktivitas Unit 731 dan fasilitas afiliasinya. Lokasi utama Unit 731 berada di distrik Pingfang di Harbin, kota terbesar di negara boneka Jepang, Manchukuo. Unit ini juga memiliki kantor cabang aktif di seluruh Tiongkok dan Asia Tenggara.

Didirikan pada tahun 1936, Unit 731 bertanggung jawab atas beberapa kejahatan perang paling mengerikan yang dilakukan oleh militer Jepang. Mereka secara rutin melakukan tes keji, termasuk suntikan penyakit, dehidrasi terkontrol, pengujian senjata biologis, pengambilan organ, amputasi, dan pengujian senjata. Korban yang diculik untuk percobaan tidak hanya laki-laki, tetapi juga perempuan, anak-anak, dan bahkan bayi yang lahir dari pemerkosaan sistemik oleh staf di dalam kompleks tersebut.

Para korban berasal dari berbagai negara, dengan mayoritas berasal dari Tiongkok. Beberapa anggota unit tersebut telah memberikan pengakuan mengerikan tentang apa yang mereka saksikan dan lakukan. Pada tahun 2006, seorang pria berusia 84 tahun bernama Akira Makino mengaku telah melakukan operasi dan amputasi pada beberapa tawanan perang saat mereka masih hidup tanpa menggunakan obat bius.

Setelah operasi dan amputasi, para tawanan tersebut dieksekusi dengan cara digantung. Selain amputasi, Makino juga diperintahkan untuk melakukan pembedahan perut dan eksperimen lain terhadap pria, wanita, dan anak-anak. Dia mengatakan bahwa apa yang dia lakukan terhadap orang-orang tak bersalah itu sangat mengerikan, tetapi dia diperintahkan untuk melakukannya dan akan dibunuh jika tidak patuh.

Baru-baru ini, pada tahun 2023, Hideo Shimizu, seorang pria berusia 93 tahun yang baru berusia 14 tahun ketika direkrut sebagai kadet di kota Harbin, berbicara tentang pengalamannya di fasilitas tersebut. Dia dibawa ke ruang spesimen dan melihat potongan-potongan tubuh manusia yang diawetkan dalam formalin.

Shimizu mengatakan bahwa ada potongan tubuh yang diiris dua secara vertikal sehingga organnya bisa terlihat. Dia juga melihat potongan tubuh anak-anak, sekitar sepuluh atau dua puluh orang, atau mungkin lebih. Dia mengaku terkejut dan bertanya-tanya bagaimana mereka bisa melakukan hal seperti itu pada anak kecil. Shimizu selamat dari keharusan berpartisipasi dalam eksperimen karena perang tiba-tiba berakhir beberapa minggu kemudian dengan menyerahnya Jepang.

Film "731" diharapkan dapat memicu diskusi lebih lanjut tentang kejahatan perang yang dilakukan oleh Unit 731 dan pentingnya mengingat sejarah agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan. Film ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran global tentang dampak mengerikan dari perang dan pentingnya menjaga perdamaian. Dengan menampilkan kekejaman yang dilakukan oleh Unit 731 secara gamblang, film ini bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada para korban dan memastikan bahwa pengorbanan mereka tidak akan pernah dilupakan. Selain itu, film ini juga berfungsi sebagai peringatan bagi generasi mendatang tentang bahaya ideologi ekstremis dan pentingnya menjunjung tinggi hak asasi manusia.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :