Gen-Z FOMO Minum Obat Cacing gegara Kasus Sukabumi? Ini Anjuran Ahli Farmasi UGM

  • Maskobus
  • Aug 22, 2025

Fenomena Generasi Z (Gen Z) yang ramai-ramai mengonsumsi obat cacing menjadi sorotan setelah kasus kematian seorang balita di Sukabumi akibat kecacingan yang tidak tertangani. Aksi ini didorong oleh kekhawatiran dan Fear of Missing Out (FOMO) di kalangan anak muda terkait potensi terinfeksi cacing. Menanggapi fenomena ini, Prof. Zullies Ikawati, seorang ahli farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), memberikan penjelasan dan anjuran terkait konsumsi obat cacing yang tepat dan rasional.

Prof. Zullies membenarkan bahwa konsumsi obat cacing secara rutin, idealnya setiap 6 bulan sekali, memang dianjurkan, terutama bagi individu yang tinggal di wilayah dengan tingkat prevalensi kecacingan yang tinggi. "Mengapa perlu 6 bulan sekali? Telur cacing memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama di tanah dan lingkungan sekitar, sehingga risiko terjadinya reinfeksi sangat tinggi. Siklus hidup cacing juga memungkinkan seseorang untuk kembali terinfeksi dalam hitungan minggu hingga bulan setelah pengobatan," jelas Prof. Zullies kepada awak media pada Jumat, 22 Agustus 2025.

Lebih lanjut, Prof. Zullies menjelaskan bahwa dosis tunggal obat cacing, seperti albendazol 400 mg atau mebendazol 500 mg, efektif dalam membunuh cacing dewasa yang ada di dalam tubuh. Namun, obat-obatan ini tidak memiliki kemampuan untuk mencegah infeksi baru dari telur atau larva cacing yang masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu, konsumsi obat cacing secara berkala menjadi penting untuk memutus siklus infeksi dan mencegah komplikasi yang lebih serius.

Siapa yang Diprioritaskan untuk Mengonsumsi Obat Cacing?

Prof. Zullies menekankan bahwa tidak semua orang perlu mengonsumsi obat cacing setiap 6 bulan sekali. Prioritas konsumsi obat cacing harus diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu yang memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi. Kelompok-kelompok tersebut meliputi:

Gen-Z FOMO Minum Obat Cacing gegara Kasus Sukabumi? Ini Anjuran Ahli Farmasi UGM

  1. Anak-anak Usia Sekolah: Anak-anak, terutama yang berusia sekolah, rentan terhadap infeksi cacing karena kebiasaan bermain di tanah, kurang menjaga kebersihan diri, dan berbagi makanan atau minuman dengan teman. Infeksi cacing pada anak-anak dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, anemia, penurunan kemampuan belajar, dan masalah kesehatan lainnya. Program pemberian obat cacing secara massal di sekolah-sekolah merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah dan mengendalikan kecacingan pada anak-anak.

  2. Masyarakat yang Tinggal di Daerah dengan Sanitasi Buruk: Sanitasi yang buruk, seperti tidak adanya jamban yang layak, air bersih yang terbatas, dan pengelolaan sampah yang tidak memadai, menciptakan lingkungan yang ideal bagi penyebaran telur cacing. Masyarakat yang tinggal di daerah dengan kondisi sanitasi seperti ini memiliki risiko infeksi cacing yang sangat tinggi dan perlu mengonsumsi obat cacing secara rutin.

  3. Petani dan Pekerja Kebun: Petani dan pekerja kebun seringkali terpapar dengan tanah yang mengandung telur cacing melalui aktivitas pertanian mereka. Kontak langsung dengan tanah meningkatkan risiko infeksi cacing, terutama cacing tambang yang dapat menembus kulit. Penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan dan sepatu bot dapat membantu mengurangi risiko infeksi cacing pada kelompok ini.

  4. Orang yang Memelihara Hewan Peliharaan: Hewan peliharaan, terutama anjing dan kucing, dapat menjadi sumber penularan cacing ke manusia. Telur cacing dapat ditemukan di bulu hewan peliharaan atau di tinja mereka. Orang yang memelihara hewan peliharaan perlu menjaga kebersihan hewan peliharaan mereka, mencuci tangan setelah memegang hewan peliharaan, dan membersihkan kotoran hewan peliharaan secara teratur untuk mencegah infeksi cacing.

  5. Orang dengan Kebiasaan Makan Makanan Mentah atau Kurang Matang: Konsumsi makanan mentah atau kurang matang, seperti sayuran lalapan, daging mentah, atau ikan mentah, dapat meningkatkan risiko infeksi cacing. Makanan yang tidak dimasak dengan benar dapat mengandung telur atau larva cacing yang masih hidup. Memastikan makanan dimasak dengan matang dan mencuci sayuran dengan bersih sebelum dikonsumsi dapat membantu mencegah infeksi cacing.

  6. Orang dengan Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah: Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS, pasien yang menjalani kemoterapi, atau orang yang mengonsumsi obat-obatan imunosupresan, lebih rentan terhadap infeksi cacing dan komplikasi yang lebih serius. Konsumsi obat cacing secara rutin dapat membantu melindungi kelompok ini dari infeksi cacing.

Kapan Tidak Perlu Minum Obat Cacing Rutin?

Prof. Zullies juga menjelaskan bahwa ada kelompok orang yang tidak diwajibkan untuk mengonsumsi obat cacing setiap 6 bulan sekali. Hal ini dapat terjadi jika individu tersebut tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang baik dan memiliki kebersihan pribadi yang terjaga. "Orang dewasa yang tinggal di daerah perkotaan dengan sanitasi yang baik, akses air bersih yang memadai, serta kebersihan pribadi yang terjaga, biasanya tidak perlu minum obat cacing rutin setiap 6 bulan," kata Prof. Zullies.

Meskipun demikian, Prof. Zullies tetap menganjurkan agar individu yang merasa memiliki risiko tinggi terinfeksi cacing atau mengalami gejala-gejala kecacingan untuk segera berkonsultasi dengan dokter dan mengonsumsi obat cacing sesuai dengan anjuran dokter. Gejala-gejala kecacingan yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Sakit perut
  • Diare
  • Mual dan muntah
  • Kehilangan nafsu makan
  • Penurunan berat badan
  • Anemia
  • Gatal-gatal di sekitar anus

Anjuran dan Himbauan

Menanggapi fenomena Gen Z yang FOMO minum obat cacing, Prof. Zullies menghimbau masyarakat untuk tidak panik dan mengonsumsi obat cacing secara berlebihan. Konsumsi obat cacing yang tidak rasional dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan, seperti sakit kepala, mual, muntah, dan diare.

Prof. Zullies juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan pribadi sebagai langkah pencegahan utama infeksi cacing. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah beraktivitas di luar rumah, sebelum makan, dan setelah buang air besar.
  • Memastikan makanan dimasak dengan matang dan mencuci sayuran dengan bersih sebelum dikonsumsi.
  • Menggunakan air bersih untuk minum dan memasak.
  • Membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
  • Memeriksakan kesehatan hewan peliharaan secara rutin dan membersihkan kotoran hewan peliharaan secara teratur.

Dengan menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan pribadi, serta mengonsumsi obat cacing secara rasional sesuai dengan anjuran dokter, kita dapat mencegah dan mengendalikan infeksi cacing serta menjaga kesehatan tubuh secara optimal.

(dpy/up)

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :