Gen Z Wajib Tahu! Diet Gula Bisa Turunkan Risiko Depresi

  • Maskobus
  • Sep 10, 2025

Konsumsi gula berlebihan dapat berkontribusi terhadap obesitas dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, penyakit Alzheimer, depresi, dan bahkan beberapa jenis kanker. Laman Healthline juga mengungkap mengurangi asupan gula tambahan dapat bermanfaat bagi kesehatan Anda secara keseluruhan, termasuk membantu mempertahankan berat badan dan kadar gula darah yang sehat. Gula tambahan tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk versi olahan seperti gula putih dan gula merah, sirup jagung, hingga madu. Gula yang ditambahkan menyumbangkan kalori dan hanya menyediakan sedikit nutrisi sehingga membuatnya berbahaya bila dikonsumsi berlebihan. Untuk itu, melakukan diet gula atau mengurangi konsumsi gula tambahan bisa berdampak baik untuk kesehatan tubuh. Tak hanya membuat bobot tubuh berkurang, diet gula bisa menimbulkan manfaat lainnya seperti mengurangi risiko diabetes dan memperlambat penuaan kulit.

Lebih Dalam tentang Dampak Gula pada Kesehatan Mental Gen Z

Generasi Z, atau Gen Z, adalah generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka tumbuh di era digital, terpapar informasi tanpa batas, dan seringkali menghadapi tekanan sosial yang unik. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern ini, kesehatan mental menjadi perhatian utama bagi Gen Z. Salah satu faktor yang sering diabaikan tetapi memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan mental adalah konsumsi gula.

Berita ini menyoroti pentingnya diet gula bagi Gen Z, khususnya dalam menurunkan risiko depresi. Namun, mengapa gula bisa begitu berpengaruh pada kesehatan mental? Dan bagaimana Gen Z dapat menerapkan diet gula yang efektif? Mari kita telaah lebih dalam.

Gen Z Wajib Tahu! Diet Gula Bisa Turunkan Risiko Depresi

Gula dan Otak: Hubungan yang Kompleks

Otak adalah organ yang sangat kompleks dan sensitif terhadap perubahan kimiawi dalam tubuh. Gula, dalam bentuk glukosa, adalah sumber energi utama bagi otak. Namun, konsumsi gula yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan kimiawi otak dan memicu berbagai masalah kesehatan mental.

  • Inflamasi: Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan inflamasi kronis di seluruh tubuh, termasuk otak. Inflamasi ini dapat merusak sel-sel otak dan mengganggu fungsi neurotransmitter, yaitu senyawa kimia yang berperan dalam mengatur suasana hati, tidur, dan kognisi.
  • Resistensi Insulin: Gula dapat menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi di mana sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin, hormon yang membantu glukosa masuk ke dalam sel untuk dijadikan energi. Resistensi insulin dapat mengganggu fungsi otak dan meningkatkan risiko depresi.
  • Fluktuasi Gula Darah: Konsumsi gula yang tinggi dapat menyebabkan fluktuasi gula darah yang drastis. Ketika gula darah naik dengan cepat setelah makan makanan manis, tubuh akan melepaskan insulin untuk menurunkannya. Penurunan gula darah yang tiba-tiba ini dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan, mudah marah, dan kesulitan berkonsentrasi, yang dapat memicu depresi.
  • Ketergantungan Gula: Gula dapat memicu pelepasan dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan rasa senang dan penghargaan. Hal ini dapat menyebabkan ketergantungan gula, di mana seseorang merasa perlu mengonsumsi gula secara terus-menerus untuk merasa bahagia atau mengatasi stres. Ketergantungan gula dapat memperburuk kesehatan mental dan fisik.

Diet Gula untuk Kesehatan Mental Gen Z: Langkah-Langkah Praktis

Mengurangi konsumsi gula tidak berarti harus menghilangkan semua makanan manis dari diet. Yang terpenting adalah membuat pilihan yang lebih cerdas dan memperhatikan sumber gula yang dikonsumsi. Berikut adalah beberapa langkah praktis yang dapat diambil oleh Gen Z untuk menerapkan diet gula yang efektif:

  1. Baca Label Makanan: Perhatikan kandungan gula dalam makanan dan minuman kemasan. Hindari produk yang mengandung gula tambahan dalam jumlah tinggi, seperti sirup jagung tinggi fruktosa, sukrosa, dan dekstrosa.

  2. Batasi Minuman Manis: Minuman manis seperti soda, jus buah kemasan, dan minuman energi adalah sumber utama gula tambahan. Ganti minuman manis dengan air putih, teh tanpa gula, atau air infused dengan buah-buahan.

  3. Pilih Karbohidrat Kompleks: Karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh, sayuran, dan buah-buahan dicerna lebih lambat daripada karbohidrat sederhana seperti gula. Hal ini membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah fluktuasi yang dapat memicu depresi.

  4. Konsumsi Protein dan Lemak Sehat: Protein dan lemak sehat membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam darah dan membuat Anda merasa kenyang lebih lama. Sertakan sumber protein seperti daging tanpa lemak, ikan, telur, dan kacang-kacangan dalam setiap makanan. Pilih lemak sehat seperti alpukat, minyak zaitun, dan biji-bijian.

  5. Masak di Rumah: Memasak di rumah memungkinkan Anda mengontrol bahan-bahan yang digunakan dan menghindari gula tambahan yang sering ditambahkan dalam makanan olahan.

  6. Cari Alternatif Pemanis Alami: Jika Anda ingin menambahkan rasa manis pada makanan atau minuman, gunakan pemanis alami seperti stevia, erythritol, atau monk fruit. Pemanis alami ini memiliki kalori yang lebih rendah dan tidak menyebabkan fluktuasi gula darah yang drastis.

  7. Kelola Stres: Stres dapat memicu keinginan untuk mengonsumsi makanan manis. Temukan cara-cara sehat untuk mengelola stres seperti olahraga, meditasi, atau menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat.

  8. Tidur yang Cukup: Kurang tidur dapat mengganggu hormon yang mengatur nafsu makan dan meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi makanan manis. Usahakan untuk tidur 7-8 jam setiap malam.

  9. Konsultasikan dengan Ahli Gizi: Jika Anda kesulitan menerapkan diet gula sendiri, konsultasikan dengan ahli gizi untuk mendapatkan panduan yang dipersonalisasi.

Manfaat Diet Gula Lebih dari Sekadar Menurunkan Risiko Depresi

Selain menurunkan risiko depresi, diet gula juga menawarkan berbagai manfaat kesehatan lainnya bagi Gen Z, termasuk:

  • Meningkatkan Energi: Mengurangi konsumsi gula dapat membantu meningkatkan energi dan mengurangi kelelahan.
  • Menurunkan Berat Badan: Diet gula dapat membantu menurunkan berat badan dan mencegah obesitas.
  • Meningkatkan Kesehatan Jantung: Mengurangi konsumsi gula dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung.
  • Meningkatkan Kesehatan Kulit: Diet gula dapat membantu meningkatkan kesehatan kulit dan mencegah penuaan dini.
  • Meningkatkan Fungsi Kognitif: Mengurangi konsumsi gula dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan memori.

Kesimpulan: Investasi Kesehatan Mental untuk Masa Depan Gen Z

Diet gula adalah investasi penting bagi kesehatan mental dan fisik Gen Z. Dengan mengurangi konsumsi gula dan membuat pilihan makanan yang lebih cerdas, Gen Z dapat menurunkan risiko depresi, meningkatkan energi, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Ini bukan hanya tentang menghindari makanan manis, tetapi tentang membangun kebiasaan makan sehat yang akan membawa manfaat jangka panjang. Mari bersama-sama mendorong Gen Z untuk mengambil kendali atas kesehatan mereka dan menciptakan masa depan yang lebih cerah dan bahagia.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :