Fenomena gunung emas di Republik Demokratik Kongo (DRC) sempat menghebohkan dunia maya, memicu perdebatan etis, ekonomi, dan sosial yang kompleks. Video yang viral memperlihatkan ratusan, bahkan mungkin ribuan, warga desa berbondong-bondong mendatangi lokasi yang diduga mengandung deposit emas signifikan. Mereka menggunakan alat sederhana seperti sekop, cangkul, dan bahkan tangan kosong untuk menggali dan mengumpulkan material yang diharapkan mengandung butiran emas berharga. Pemandangan ini, yang terekam dalam video dan dibagikan secara luas di platform media sosial seperti X (dulu Twitter), memicu gelombang komentar dari berbagai kalangan.
Ahmad Algohbary, seorang jurnalis lepas, turut membagikan video tersebut di akun X miliknya, menambahkan narasi yang menggambarkan "kejutan terbesar" bagi penduduk desa. Algohbary menggambarkan bagaimana warga menggali tanah, membawa hasil galian ke rumah, dan berusaha mengekstraksi emas dari material yang mereka kumpulkan. Unggahan ini dengan cepat menyebar luas, menarik perhatian media massa dan organisasi internasional.
Lokasi kejadian demam emas ini berada di Provinsi Kivu Selatan, tepatnya di wilayah Luhihi. Venant Burume Muhigirwa, seorang pejabat pertambangan di Kivu Selatan, mengkonfirmasi bahwa penemuan deposit emas tersebut telah menyebabkan kehebohan di kalangan masyarakat setempat. Tekanan yang diakibatkan oleh influx penambang dadakan ini sangat besar, terutama bagi desa kecil yang berjarak sekitar 50 kilometer dari Bukavu, ibu kota provinsi. Infrastruktur desa tidak mampu menampung lonjakan populasi yang mendadak, dan potensi konflik sosial meningkat tajam.
Menanggapi situasi yang berkembang pesat, pemerintah Kongo mengambil langkah cepat dengan mengeluarkan larangan terhadap semua aktivitas penambangan di lokasi tersebut. Pada tanggal 8 Maret 2021, pemerintah secara resmi menghentikan semua kegiatan penambangan di dalam dan sekitar desa Luhihi. Larangan ini tidak hanya berlaku bagi penambang lokal, tetapi juga bagi pedagang dan anggota angkatan bersenjata Republik Kongo (FARDC) yang mungkin terlibat dalam aktivitas penambangan ilegal. Semua pihak diperintahkan untuk meninggalkan lokasi tambang sampai pemberitahuan lebih lanjut dikeluarkan.
Alasan utama di balik penghentian kegiatan penambangan ini adalah untuk memungkinkan pihak berwenang mengidentifikasi para penambang dan memastikan bahwa mereka terdaftar secara resmi dalam administrasi yang mengatur pertambangan tradisional. Pemerintah Kongo ingin memastikan bahwa semua kegiatan penambangan dilakukan secara legal dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain itu, pemerintah juga ingin mengevaluasi potensi dampak lingkungan dan sosial dari kegiatan penambangan yang tidak terkendali.
Laporan dari BBC mengklaim bahwa kandungan emas di gunung tersebut berpotensi mencapai 90%. Namun, klaim ini belum dapat diverifikasi secara ilmiah. Jika benar, maka deposit emas di Luhihi ini akan menjadi salah satu yang terkaya di dunia. Namun, keberadaan deposit emas yang sangat kaya juga membawa risiko tersendiri, terutama terkait dengan potensi konflik dan eksploitasi ilegal.
Salah satu kekhawatiran utama adalah potensi konflik yang dapat dipicu oleh penemuan emas ini. Kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah tersebut dapat mencoba untuk menguasai tambang emas dan menyelundupkan serta memperdagangkan emas hasil penambangan ilegal. Hasil penjualan emas ini kemudian dapat digunakan untuk membeli senjata dan amunisi, mengamankan logistik peperangan, atau membayar gaji para pejuang. Siklus kekerasan dan konflik ini dapat menghambat pembangunan ekonomi dan sosial di wilayah tersebut.
Selain itu, penambangan emas ilegal juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan. Penggunaan bahan kimia berbahaya seperti merkuri dan sianida dalam proses ekstraksi emas dapat mencemari tanah dan air, membahayakan kesehatan manusia dan ekosistem. Penambangan yang tidak terkendali juga dapat menyebabkan deforestasi, erosi tanah, dan kerusakan habitat satwa liar.
Di sisi lain, penemuan deposit emas yang signifikan juga dapat membawa potensi manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal dan negara secara keseluruhan. Jika dikelola dengan baik, sumber daya emas ini dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan membiayai pembangunan infrastruktur dan layanan publik. Namun, untuk mewujudkan potensi manfaat ini, pemerintah Kongo perlu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan bahwa kegiatan penambangan dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Beberapa langkah yang dapat diambil oleh pemerintah Kongo antara lain:
- Memperkuat regulasi dan pengawasan: Pemerintah perlu memperkuat regulasi terkait pertambangan emas dan meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan penambangan ilegal. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas lembaga-lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya alam, serta dengan meningkatkan koordinasi antara berbagai pihak terkait.
- Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas: Pemerintah perlu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya emas. Hal ini dapat dilakukan dengan mempublikasikan informasi tentang kontrak pertambangan, pendapatan dari pertambangan, dan penggunaan dana publik.
- Melibatkan masyarakat lokal: Pemerintah perlu melibatkan masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya emas. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk forum-forum konsultasi publik, serta dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemantauan dan pengawasan.
- Mendukung pengembangan ekonomi alternatif: Pemerintah perlu mendukung pengembangan ekonomi alternatif di wilayah tersebut, seperti pertanian, pariwisata, dan kerajinan tangan. Hal ini dapat membantu mengurangi ketergantungan masyarakat lokal pada kegiatan penambangan emas, serta menciptakan lapangan kerja yang lebih berkelanjutan.
- Memastikan keamanan dan stabilitas: Pemerintah perlu memastikan keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi dan pembangunan ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kehadiran aparat keamanan di wilayah tersebut, serta dengan mengatasi akar penyebab konflik dan kekerasan.
Kasus gunung emas di Kongo ini menjadi contoh nyata bagaimana penemuan sumber daya alam yang berlimpah dapat membawa berkah sekaligus malapetaka. Tanpa pengelolaan yang tepat, kekayaan alam dapat menjadi sumber konflik, korupsi, dan kerusakan lingkungan. Namun, dengan komitmen yang kuat terhadap tata kelola yang baik, transparansi, dan akuntabilitas, sumber daya alam dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan pembangunan ekonomi.
Pemerintah Kongo memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa penemuan emas di Luhihi memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Kongo, bukan hanya bagi segelintir orang. Hal ini membutuhkan kerjasama yang erat antara pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, dan komunitas internasional. Hanya dengan kerja sama yang solid, Kongo dapat menghindari "kutukan sumber daya" dan memanfaatkan kekayaan alamnya untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyatnya.