Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, baru-baru ini menghadiri Ritual Mulud (Maulid) Adat Bayan yang diselenggarakan di Masjid Kuno Bayan Beleq, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Kehadiran Menteri Fadli Zon dalam acara tersebut menjadi simbol dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya dan tradisi lokal yang kaya dan unik, khususnya di wilayah Bayan, Lombok Utara. Ritual Mulud Adat Bayan sendiri merupakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dikemas dalam bingkai adat dan budaya masyarakat Bayan, yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Acara ini bukan hanya sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga merupakan manifestasi dari identitas budaya masyarakat Bayan yang kuat dan unik. Tradisi ini mencerminkan bagaimana masyarakat Bayan mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan adat dan budaya lokal mereka, menciptakan harmoni yang indah antara agama dan tradisi. Kehadiran Menteri Fadli Zon dalam acara ini juga menjadi momentum penting untuk menyoroti pentingnya pelestarian budaya lokal di tengah arus globalisasi yang semakin kuat.
Dalam sambutannya, Menteri Fadli Zon menyampaikan apresiasinya terhadap keberadaan Masjid Bayan yang telah menjadi bukti sejarah, di mana sejak abad ke-16 telah terjadi akulturasi yang harmonis antara adat Sasak Lombok dengan agama Islam. Masjid Kuno Bayan Beleq bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga merupakan simbol perpaduan antara budaya lokal dan nilai-nilai Islam. Arsitektur masjid yang unik, dengan sentuhan tradisional Sasak, menjadi bukti nyata bagaimana masyarakat Bayan mampu mengadaptasi nilai-nilai Islam tanpa menghilangkan identitas budaya mereka.
Lebih lanjut, Menteri Fadli Zon menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi Mulud Adat Bayan sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia yang tak ternilai harganya. Ia mengatakan bahwa tradisi ini merupakan cerminan dari kekayaan budaya Indonesia yang beragam dan unik. Pelestarian tradisi ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Bayan.
Menteri Fadli Zon juga menyoroti bagaimana syiar Islam pada masa lalu dilakukan dengan damai, harmonis, dan tumbuh berkembang dengan baik tanpa menghilangkan adat istiadat masyarakat Sasak yang hingga kini masih terpelihara. Hal ini menunjukkan bahwa Islam dapat hidup berdampingan dengan budaya lokal, saling memperkaya dan memperkuat. Tradisi Mulud Adat Bayan menjadi bukti nyata bagaimana Islam dapat diintegrasikan ke dalam budaya lokal tanpa menghilangkan identitas budaya tersebut.
Menurut Menteri Fadli Zon, melalui tradisi yang ada di Bayan ini, kita bisa melihat warisan budaya yang sangat kental dan masih terpelihara dengan baik. Ia menekankan bahwa tradisi ini perlu dilindungi, dikembangkan, dimanfaatkan, dan yang paling penting, dilestarikan secara berkelanjutan (sustainability), terutama oleh generasi muda. Menteri Fadli Zon juga mengungkapkan rasa senangnya melihat anak-anak muda yang berseragam karena mereka sudah menjadi kader-kader pelestari adat dan tradisi Bayan.
Pernyataan Menteri Fadli Zon ini sejalan dengan visi pemerintah untuk memajukan kebudayaan Indonesia sebagai salah satu pilar pembangunan nasional. Pemerintah menyadari bahwa kebudayaan memiliki peran penting dalam membentuk karakter bangsa, memperkuat identitas nasional, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk mendukung pelestarian dan pengembangan budaya lokal di seluruh Indonesia.
Ritual Mulud Adat Bayan bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga merupakan ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar warga masyarakat. Dalam acara ini, masyarakat Bayan berkumpul untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, berbagi makanan, dan saling bertukar cerita. Suasana kebersamaan dan kekeluargaan sangat terasa dalam acara ini.
Selain itu, Ritual Mulud Adat Bayan juga menjadi daya tarik wisata yang potensial. Banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, yang tertarik untuk menyaksikan keunikan dan keindahan tradisi ini. Hal ini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Bayan, khususnya sektor pariwisata.
Namun demikian, pelestarian tradisi Mulud Adat Bayan juga menghadapi berbagai tantangan. Arus globalisasi yang semakin kuat dapat mengancam keberlangsungan tradisi ini. Generasi muda cenderung lebih tertarik dengan budaya asing daripada budaya lokal. Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang lebih intensif untuk menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya lokal kepada generasi muda.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan. Pemerintah daerah dapat memasukkan materi tentang budaya lokal ke dalam kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah. Selain itu, pemerintah daerah juga dapat menyelenggarakan berbagai kegiatan yang melibatkan generasi muda dalam pelestarian budaya lokal, seperti pelatihan seni dan budaya, festival budaya, dan lomba-lomba yang berkaitan dengan budaya lokal.
Selain itu, peran tokoh masyarakat dan tokoh agama juga sangat penting dalam pelestarian tradisi Mulud Adat Bayan. Mereka dapat memberikan contoh dan teladan kepada generasi muda tentang bagaimana menghargai dan melestarikan budaya lokal. Mereka juga dapat memberikan pemahaman yang benar tentang nilai-nilai Islam yang sejalan dengan budaya lokal.
Dengan upaya yang terkoordinasi dari berbagai pihak, diharapkan tradisi Mulud Adat Bayan dapat terus dilestarikan dan menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Bayan yang tak ternilai harganya. Tradisi ini bukan hanya sekadar warisan budaya, tetapi juga merupakan sumber inspirasi dan kekuatan bagi masyarakat Bayan untuk menghadapi tantangan zaman.
Kehadiran Menteri Fadli Zon dalam Ritual Mulud Adat Bayan menjadi bukti nyata komitmen pemerintah untuk mendukung pelestarian budaya lokal di seluruh Indonesia. Semoga dengan dukungan pemerintah dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat, budaya Indonesia yang kaya dan beragam dapat terus lestari dan menjadi kebanggaan bangsa. Pelestarian budaya adalah investasi jangka panjang untuk membangun karakter bangsa yang kuat dan beradab. Dengan melestarikan budaya, kita juga melestarikan identitas kita sebagai bangsa Indonesia.