Optimisme membayangi pasar emas global, dengan para analis dan investor secara luas memprediksi tren kenaikan harga yang berkelanjutan. Sentimen positif ini didorong oleh kombinasi faktor, termasuk ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS (The Fed), meningkatnya ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia, dan kekhawatiran yang berkembang mengenai independensi The Fed dari tekanan politik. Lonjakan harga emas baru-baru ini, yang mencapai rekor tertinggi, semakin memperkuat keyakinan bahwa aset safe-haven ini akan terus bersinar di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Kenaikan harga emas yang signifikan sepanjang tahun ini dan tahun sebelumnya telah menarik perhatian investor dari seluruh dunia. Performa emas yang kuat telah dikaitkan dengan perannya sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan mata uang, menjadikannya pilihan investasi yang menarik di masa-masa sulit. Selain itu, permintaan yang meningkat dari bank sentral dan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) telah berkontribusi pada momentum kenaikan harga emas.
Renisha Chainani, kepala penelitian di perusahaan penyulingan Augmont yang berbasis di Mumbai, menyoroti prospek bullish untuk emas dalam jangka panjang. Dia menekankan bahwa permintaan yang konsisten dari bank sentral dan ETF terus mendorong harga emas lebih tinggi. Bank sentral di seluruh dunia telah meningkatkan kepemilikan emas mereka dalam beberapa tahun terakhir, mencari diversifikasi dari mata uang cadangan tradisional dan perlindungan terhadap potensi penurunan nilai mata uang. Demikian pula, ETF emas telah mengalami arus masuk yang signifikan karena investor berusaha untuk mendapatkan eksposur ke emas tanpa harus secara fisik memegang logam tersebut.
Meskipun prospek jangka panjang untuk emas tetap positif, Chainani memperingatkan bahwa pasar saat ini berada dalam wilayah jenuh beli dan dapat mengalami koreksi jangka pendek. Dia memperkirakan potensi penurunan 5-6 persen sebelum harga emas berkonsolidasi dan melanjutkan tren naiknya, akhirnya mencapai level tertinggi baru di atas USD 4.200 pada tahun 2026. Koreksi seperti itu akan memberikan peluang bagi investor untuk membeli emas dengan harga yang lebih rendah sebelum pasar melanjutkan lintasan ke atasnya.
Pada hari Selasa, harga emas spot diperdagangkan di sekitar USD 3.680 per ons, setelah mencapai rekor USD 3.689,27 di awal sesi. Kinerja yang luar biasa ini menyusul kenaikan sekitar 40 persen sepanjang tahun ini dan lonjakan 27 persen pada tahun 2024. Kenaikan harga emas yang berkelanjutan merupakan bukti daya tarik aset yang abadi dan kemampuannya untuk mempertahankan nilainya di saat ketidakpastian ekonomi.
Nicholas Frappell, kepala pasar institusional global di ABC Refinery, mencatat bahwa para analis telah melakukan lindung nilai harga untuk mencapai USD 4.000 pada tahun 2026. Lindung nilai harga melibatkan pengambilan posisi di pasar derivatif untuk melindungi terhadap potensi penurunan harga. Tindakan ini menunjukkan keyakinan bahwa harga emas akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang.
Namun, Frappell mengakui bahwa sangat sulit untuk memprediksi lintasan harga emas secara pasti. Dia menekankan bahwa proyeksi sebelumnya secara konsisten meremehkan kecepatan kenaikan harga emas. Ketidakpastian ini menggarisbawahi pentingnya berhati-hati dan melakukan penelitian menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun.
Salah satu faktor utama yang mendorong sentimen bullish terhadap emas adalah ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed. Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga pada akhir pertemuan kebijakan moneter mereka pada 17 September. Penurunan suku bunga cenderung membuat emas lebih menarik bagi investor karena mengurangi biaya peluang untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Selain itu, penurunan suku bunga dapat menyebabkan melemahnya dolar AS, yang selanjutnya dapat meningkatkan harga emas. Emas sering dihargai dalam dolar AS, sehingga penurunan nilai dolar membuat emas lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Hubungan terbalik antara dolar AS dan harga emas telah diamati secara historis, dengan melemahnya dolar biasanya mengarah pada harga emas yang lebih tinggi.
Mantan Presiden AS Donald Trump telah secara terbuka mengkritik The Fed karena mempertahankan suku bunga terlalu tinggi dan telah mendesak bank sentral untuk memangkas suku bunga secara agresif. Tekanan politik pada The Fed telah menimbulkan kekhawatiran tentang independensi bank sentral dan potensi pengaruh politik pada keputusan kebijakan moneternya. Ketidakpastian seputar independensi The Fed dapat semakin mendukung harga emas karena investor mencari aset safe-haven di tengah ketidakpastian kebijakan.
Emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai yang disukai terhadap risiko geopolitik dan ekonomi. Di masa-masa ketidakpastian politik atau ekonomi, investor cenderung berbondong-bondong ke emas sebagai tempat yang aman untuk menyimpan kekayaan mereka. Meningkatnya ketegangan geopolitik di berbagai wilayah di dunia telah berkontribusi pada permintaan yang meningkat untuk emas dalam beberapa tahun terakhir.
Perang dagang antara AS dan China, konflik di Timur Tengah, dan ketegangan antara Rusia dan Ukraina adalah beberapa contoh peristiwa geopolitik yang telah meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe-haven. Ketika ketidakpastian geopolitik meningkat, investor cenderung mengurangi eksposur mereka terhadap aset berisiko dan mengalokasikan modal mereka ke aset yang lebih aman seperti emas.
Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas, ada beberapa faktor lain yang dapat berkontribusi pada kenaikan harga emas di masa depan. Ini termasuk:
- Inflasi: Jika inflasi meningkat secara signifikan, emas dapat berfungsi sebagai lindung nilai terhadap penurunan daya beli mata uang fiat.
- Kelemahan ekonomi global: Jika ekonomi global mengalami perlambatan yang signifikan, emas dapat mendapat manfaat dari statusnya sebagai aset safe-haven.
- Ketidakstabilan mata uang: Jika mata uang utama mengalami ketidakstabilan yang signifikan, emas dapat menjadi alternatif yang menarik bagi investor.
- Peningkatan permintaan dari negara berkembang: Meningkatnya kekayaan dan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang dapat menyebabkan peningkatan permintaan emas untuk perhiasan, investasi, dan cadangan bank sentral.
Meskipun ada banyak faktor yang mendukung kenaikan harga emas, penting untuk dicatat bahwa pasar emas dapat menjadi volatile dan tunduk pada koreksi yang tidak terduga. Investor harus berhati-hati dan melakukan penelitian menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun.
Beberapa strategi investasi yang dapat dipertimbangkan oleh investor yang tertarik untuk mendapatkan eksposur ke emas meliputi:
- Membeli emas fisik: Ini melibatkan pembelian batangan emas, koin emas, atau perhiasan emas. Emas fisik dapat disimpan di lemari besi yang aman, di brankas bank, atau di rumah.
- Berinvestasi di ETF emas: ETF emas adalah dana yang melacak harga emas. Mereka menyediakan cara yang nyaman dan hemat biaya untuk mendapatkan eksposur ke emas tanpa harus secara fisik memegang logam tersebut.
- Berinvestasi di saham perusahaan pertambangan emas: Saham perusahaan pertambangan emas dapat memberikan eksposur ke harga emas, tetapi juga tunduk pada risiko spesifik perusahaan, seperti biaya produksi dan cadangan bijih.
- Berdagang berjangka emas dan opsi: Berjangka emas dan opsi adalah kontrak derivatif yang memungkinkan investor untuk berspekulasi tentang pergerakan harga emas. Kontrak ini dapat menjadi sangat volatile dan tidak cocok untuk semua investor.
Kesimpulannya, prospek untuk harga emas tetap positif, didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed, meningkatnya ketegangan geopolitik, dan kekhawatiran tentang independensi The Fed. Permintaan yang konsisten dari bank sentral dan ETF juga berkontribusi pada momentum kenaikan harga emas. Meskipun pasar dapat mengalami koreksi jangka pendek, prospek jangka panjang untuk emas tetap bullish, dengan para analis memperkirakan harga akan mencapai level tertinggi baru di atas USD 4.200 pada tahun 2026. Investor harus berhati-hati dan melakukan penelitian menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun, tetapi peran emas sebagai aset safe-haven dan lindung nilai terhadap inflasi menjadikannya pilihan investasi yang menarik di lingkungan ekonomi global yang tidak pasti saat ini.