Harga Tes DNA Paternitas, Dijalani RK untuk Buktikan Hubungan dengan Anak Lisa

  • Maskobus
  • Aug 21, 2025

Hasil tes DNA paternitas antara mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK), Lisa Mariana (LM), dan CA telah diumumkan. Bareskrim Polri menyatakan bahwa hasil tes menunjukkan "tidak identik," yang mengindikasikan secara biologis bahwa CA bukanlah anak dari RK. Kasus ini kembali membuka diskusi mengenai tes DNA paternitas, prosedur, dan biayanya.

Tes DNA paternitas merupakan metode akurat untuk menentukan ayah biologis seorang anak. Proses ini memerlukan sampel jaringan atau darah dari ibu kandung, calon ayah biologis, dan anak. Dalam beberapa kasus, sampel dari janin juga dapat digunakan. Lantas, berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan tes DNA paternitas?

Menurut spesialis forensik dan medikolegal, Dr. dr. Ade Firmansyah Sugiharto, SpFM, Subsp FK(K), biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap sampel yang diambil untuk keperluan tes DNA berkisar antara sepuluh hingga lima belas juta rupiah. "Rp 10-15 juta per sampel," ungkap dr. Ade saat dihubungi pada Kamis, 21 Agustus 2025. (Kemungkinan kesalahan tahun dalam berita asli, perlu dikonfirmasi ulang tahun yang benar).

Umumnya, tes DNA paternitas memerlukan dua sampel, yaitu dari anak dan individu yang diduga sebagai ayah biologis. Namun, dr. Ade menjelaskan bahwa dalam kasus tertentu, seperti kasus anak tertukar, sampel tambahan mungkin diperlukan. "Kecuali misalnya pada beberapa kasus seperti anak tertukar, maka diambil sampel tertukar ayah, tertukar ibu, dan tertukar anak," jelasnya.

Menariknya, dalam kasus seperti yang melibatkan Ridwan Kamil dan Lisa Mariana, tes DNA ini tidak dikenakan biaya. Hal ini dikarenakan tes dilakukan untuk kepentingan hukum.

Harga Tes DNA Paternitas, Dijalani RK untuk Buktikan Hubungan dengan Anak Lisa

Kapan Hasil Tes DNA Dinyatakan Identik dan Non-Identik?

Merujuk pada kasus Ridwan Kamil dan Lisa Mariana yang menghasilkan hasil negatif atau non-identik, dr. Ade menjelaskan bahwa hasil tersebut menunjukkan adanya ketidakcocokan gen pada lokus-lokus yang diperiksa. Lokus adalah lokasi spesifik pada kromosom tempat gen atau penanda genetik berada.

"Setengah DNA anak itu kan disumbangkan oleh ayah, dan setengahnya lagi oleh ibunya," terangnya. "Dikatakan tidak cocok (non-identik) minimal 2 lokus. Jika ada 2 lokus yang tidak cocok, tidak identik dengan profil salah satu, misal ayah atau ibu maka dikatakan tidak cocok atau tidak identik," lanjutnya.

Dalam proses pemeriksaan, dokter biasanya memeriksa minimal 20 lokus. Beberapa laboratorium bahkan memeriksa hingga 23 atau 26 lokus. "Minimal tapi 20 lokus. Setiap satu lokus itu gennya berpasangan, separuh punya bapaknya, separuh ibunya," pungkasnya.

Memperkaya Data dan Menulis Ulang Berita

Untuk memperkaya data dan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif, berikut adalah beberapa poin tambahan terkait tes DNA paternitas:

  • Prinsip Dasar Tes DNA: Tes DNA paternitas didasarkan pada prinsip bahwa setiap individu mewarisi setengah dari materi genetiknya dari ibu dan setengahnya dari ayah. Dengan membandingkan profil DNA anak dengan profil DNA calon ayah, dapat ditentukan apakah ada kecocokan genetik yang cukup untuk membuktikan hubungan ayah dan anak.

  • Tingkat Akurasi: Tes DNA paternitas memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi, yaitu lebih dari 99,9%. Tingkat akurasi ini menjadikan tes DNA sebagai metode yang sangat andal untuk menentukan hubungan ayah dan anak.

  • Metode Pengambilan Sampel: Sampel DNA dapat diperoleh melalui berbagai metode, termasuk:

    • Usap Bukal (Swab): Metode ini melibatkan pengambilan sampel sel dari bagian dalam pipi menggunakan kapas steril. Metode ini non-invasif dan mudah dilakukan.
    • Tes Darah: Sampel darah diambil dari vena di lengan. Metode ini sedikit lebih invasif daripada usap bukal, tetapi juga sangat akurat.
    • Sampel Rambut: Sampel rambut dengan akar dapat digunakan untuk tes DNA, meskipun metode ini kurang akurat dibandingkan usap bukal atau tes darah.
    • Amniosentesis atau CVS: Pada kasus prenatal (sebelum kelahiran), sampel DNA dapat diperoleh melalui amniosentesis atau chorionic villus sampling (CVS). Prosedur ini lebih invasif dan biasanya hanya dilakukan jika ada indikasi medis.
  • Proses Laboratorium: Setelah sampel dikumpulkan, sampel tersebut dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. Di laboratorium, DNA diekstraksi dari sampel dan profil DNA individu dibuat. Profil DNA ini kemudian dibandingkan untuk menentukan apakah ada kecocokan genetik.

  • Interpretasi Hasil: Hasil tes DNA paternitas biasanya dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Jika probabilitas paternitas lebih dari 99%, maka dapat disimpulkan bahwa calon ayah adalah ayah biologis anak tersebut. Jika probabilitas paternitas kurang dari 0%, maka dapat disimpulkan bahwa calon ayah bukanlah ayah biologis anak tersebut. Hasil dengan probabilitas diantara 0-99% membutuhkan interpretasi lebih lanjut dan jarang terjadi.

  • Aspek Hukum: Hasil tes DNA paternitas dapat digunakan sebagai bukti hukum dalam berbagai kasus, seperti kasus perceraian, hak asuh anak, dan klaim warisan.

  • Implikasi Psikologis: Hasil tes DNA paternitas dapat memiliki implikasi psikologis yang signifikan bagi semua pihak yang terlibat, terutama bagi anak. Penting untuk mempertimbangkan implikasi psikologis ini sebelum melakukan tes DNA paternitas dan untuk memberikan dukungan yang memadai kepada semua pihak setelah hasil tes diumumkan.

  • Pentingnya Konseling: Sebelum dan sesudah melakukan tes DNA paternitas, disarankan untuk berkonsultasi dengan konselor atau profesional kesehatan mental. Konseling dapat membantu individu dan keluarga untuk memahami implikasi tes DNA dan untuk mengatasi emosi dan tantangan yang mungkin timbul.

  • Alternatif Tes DNA: Selain tes DNA paternitas standar, ada juga tes DNA prenatal non-invasif (NIPT) yang dapat dilakukan selama kehamilan untuk menentukan paternitas. NIPT menggunakan sampel darah ibu untuk menganalisis DNA janin dan dapat dilakukan sedini mungkin pada usia kehamilan 9 minggu.

  • Perkembangan Teknologi: Teknologi tes DNA terus berkembang, menghasilkan metode yang lebih cepat, akurat, dan terjangkau. Kemajuan ini membuat tes DNA semakin mudah diakses oleh masyarakat luas.

  • Pertimbangan Etis: Penggunaan tes DNA menimbulkan beberapa pertimbangan etis, seperti privasi, kerahasiaan, dan potensi diskriminasi. Penting untuk mempertimbangkan implikasi etis ini sebelum melakukan tes DNA.

  • Penggunaan Lain Tes DNA: Tes DNA tidak hanya digunakan untuk menentukan hubungan paternitas. Tes DNA juga digunakan dalam bidang forensik untuk mengidentifikasi pelaku kejahatan, dalam bidang kedokteran untuk mendiagnosis penyakit genetik, dan dalam bidang arkeologi untuk mempelajari sejarah manusia.

  • Pentingnya Informasi yang Akurat: Penting untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya tentang tes DNA paternitas sebelum membuat keputusan. Sumber informasi yang baik termasuk profesional kesehatan, konselor genetik, dan laboratorium DNA terkemuka.

Kesimpulan

Kasus Ridwan Kamil dan Lisa Mariana telah menyoroti pentingnya tes DNA paternitas dalam membuktikan hubungan biologis. Meskipun tes DNA paternitas dapat memberikan jawaban yang pasti, penting untuk mempertimbangkan semua aspek yang terlibat, termasuk biaya, implikasi psikologis, dan pertimbangan etis. Dengan informasi yang akurat dan dukungan yang memadai, individu dan keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang tes DNA paternitas. Tes DNA memiliki peranan penting dalam berbagai bidang dan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :